Kau Salah Menilai

69 3 0
                                    

Menilai orang dari perkataan orang lain. Tentu bukan sebuah hal yang langsung bisa dipercaya. Namun terkadang pada zaman sekarang ini, banyak sekali orang-orang yang bersumbu pendek. Banyak sekali orang-orang yang langsung percaya atau terhasut omongan orang lain yang belum tentu kebenarannya. Misalnya ketika ada seseorang yang bilang bahwa si A itu orangnya tidak baik, maka kita langsung menjauhi si A karena menganggap dia bukan orang baik. Padahal kita bisa mencari tahu dulu fakta yang ada. Mungkin saja seseorang yang bilang tidak baik tadi karena memang dia punya rasa benci terhadap si A, sehingga dia ikut menghasut orang lain untuk benci juga. Memangnya enak memakan sesuatu yang telah dikonsumsi orang lain? Jangan menilai orang berdasarkan katanya, nilailah seseorang berdasarkan nyatanya.

Sama halnya denganmu. Kau langsung emosi ketika aku minta izin untuk membonceng perempuan lain. Kau langsung marah ketika ada temanmu yang menuduhku selingkuh. Padahal niatku baik, ingin menolong temanku tadi. Aku kira minta izin padamu adalah langkah yang tepat. Agar nanti tidak dikira mendua ketika ada yang melihatku bersama perempuan lain. Tapi ternyata aku salah, kau malah emosi. Katamu jika memang aku orang yang setia, aku tidak boleh dekat dengan perempuan lain. Kamu itu sudah bukan anak-anak lagi. Seharusnya bisa membedakan antara dekat dengan suatu niat ingin mendekati atau dekat karena ingin menolongnya. Bukankah menolong orang itu adalah sebuah kebaikan. Tak perlu memilih kepada siapa kita akan berbuat baik. Selama semua kita lakukan dengan penuh ketulusan, pasti akan membuahkan ganjaran yang sepadan.

Kau juga sering marah ketika aku tidak bisa berkunjung ke rumahmu. Saat kau berkata rindu untuk bertemu tetapi aku berkata 'nanti dulu'. Lalu kau marah dan mengatakan kalau prioritasku bukanlah dirimu. Langsung tak membalas pesan singkat dariku seharian. Kau baru mau membalas jika aku merayumu dulu. Jangan egois, sikapmu membuatku jadi miris. Bukankah setiap orang punya kesibukannya masing-masing. Setiap orang punya teman dan punya waktu tersendiri untuk bermain bersama teman-temannya. Terlebih lagi kita semua punya orang tua, dimana kita harus selalu membantu disaat mereka membutuhkan. Jadi kau tak bisa seenaknya saja merampas waktu pasangan kita. Mereka juga manusia dan mereka punya dunia sendiri selain bersama kekasih.

Berhentilah bersifat seperti itu. Kurangi rasa curiga terhadap pasanganmu. Karena terlalu sering curiga itu seperti kau memasang bom waktu. Tak lama lagi akan meledak dan bisa menghancurkanmu sekaligus hubunganmu. Berikanlah kebebasan dan kepercayaan kepada kekasihmu. Jika hatinya hanya untukmu, tentu dia pasti bisa menjaga kepercayaan itu dengan baik. Karena kepercayaan ibaratnya seperti sebuah kaca. Sekali kaca itu pecah, maka akan sulit untuk kembali seperti semula.

#30DWC #30DWCJilid7 #Squad6 #Day18

Dinamika RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang