Berteman Dengan Sepi

53 3 0
                                    

Di suatu hari, pernah terasa sangat begitu sunyi. Ketika ku lihat telepon genggam ku tak berbunyi. Namamu yang kuharapkan muncul di panel notifikasi, ternyata hanya sebuah ilusi. Untung aku tak sendiri. Ada bayanganku yang selalu setia menemani.

Kau membuat ku bertanya-tanya. Mengapa kau jadi pendiam seperti ini? Tak seperti biasanya saat kau cerewet karena ingin selalu tahu kabarku. Tak seperti biasanya saat kau manja ketika ingin ku temani. Hari ini kau diam seribu bahasa. Entah apa yang menyebabkanmu jadi seperti itu. Pesan singkat dariku tak kau balas. Telepon dariku juga tak kau angkat. Apa aku harus datang ke rumahmu untuk hanya sekadar tau kabarmu?

Sepertinya ada sesuatu yang terjadi padamu. Entah kau sedang kesal atau marah padaku. Karena aku selalu paham bagaimana sifatmu. Ada yang harus kamu tahu, bahwa umurmu sekarang sudah tergolong remaja. Sebentar lagi kamu akan tumbuh menjadi seorang yang dewasa. Tak sepantasnya kau bersikap seperti anak kecil begini. Bilanglah, jika memang aku salah. Ungkapkanlah, jika memang ada suatu masalah. Semua itu bisa kita perbaiki bersama-sama. Aku bukan dukun, yang bisa mengetahui segalanya tanpa kau mengeluarkan kata-kata. Aku hanya manusia biasa, yang masih perlu bertanya untuk bisa mengetahui jawabnya. Jangan kau diamkan aku seperti ini. Nasi yang didiamkan saja bisa menjadi bubur. Jangan sampai perasaan orang yang kau diamkan ini menjadi luntur, apalagi sampai hancur.

Aku merasa cemas tetapi tak mengerti apa yang sedang kucemaskan. Jika boleh memilih suasana hati, aku akan memikirkan hal-hal yang tenang saja. Bukan memikirkan perihal seperti ini. Namun aku akan berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Rasa sedih ini biarlah kutenangkan dangan segala hal pedih. Aku hanya sedang mencemaskanmu, seseorang yang kuharapkan tak pernah rapuh untuk terus mengarungi bahtera kehidupan bersamaku.

Aku semakin akrab dengan kesepianku dan mencoba untuk merasa tenang dalam kesendirianku. Terkadang ingin kucurahkan isi hati, namun tak ada yang bisa mengerti. Aku menikmati pertemananku dengan sepi. Karena sepi tak akan membongkar semua rahasiaku. Cukuplah sepi yang tau apa yang sebenarnya sedang ku rasakan. Entah itu bahagia, sedih, kecewa, ataupun luka. Karena sepi tak akan mengejekku jika ku bersedih dan tak akan meninggalkanku meski ku terluka. Akan selalu ada walau ku sedang dalam duka. Untuk kalian yang tercinta, aku hanya cukup terlihat baik-baik saja.

Walau sepi itu menenangkan, tapi percayalah kesepian itu tak pernah menyenangkan.


#30DWC #30DWCJilid7 #Squad6 #Day16

Dinamika RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang