Bocor

30 2 0
                                    

Irena pov

Rabu

12.13 WIB

Hari ini rasanya kesal baget. Wajah peri cantik ini penuh dengan jerawat, hari ini gue belari - lari ria mengejar gerbang sekolah yg hampir ketutup, gue juga harus gak ikut pelajaran olah raga yang gue tunggu - tunggu karena gue malah lupa gak bawa baju olah raga, trus trus trus gue harus ngantri di kantin bareng kaka kelas yang super duper berisik bikin nafsu makan gue luntur.

Dan

Yang lebih super dupernya lagi yang buat gue kesel itu manusia yang tingginya udah kayak tiang listrik yang dari tadi cuma nyetawain gue karena mata kanan gue ke cipratan sambel.

Siapa coba yang gak nangis kalo mata kalian kecipratan sambel ya walaupun sambelnya sedikit tapi kan perih nah ini si sialan Ganjar bukanya gimana kek prihatin atu perhatian kek sama mata temenya malah ketawa puas banget liat aku sensara.

Arghhhhh. Nyebelin. Kapan mental apes gue ilang sih?!

Author pov

Irena yang telah membersihkan matanya dengan air itu terus berjalan menuju kelas sambil mengucek - ucek sebelah matanya dan sesekali menutup matanya karena sensasi pedas dari sambel yang masih sangat ketara.

Sedangkan ada seorang lagi yang mengikuti dia dari belakang sambil memberikan tanda kepada teman - teman dan adik or kaka kelas yg berada di depan Irena untuk minggir dengan menggunakan tanganya seperti tukang parkir.

Irena tidak mengetahui kegiatan Ganjar di belakang dia hanya merutuk kesal Ganjar yang sedari tadi di kantin menertawakannya.

"Ganjar sialan!" Celetuk Irena sangka gak ada Ganjar.

Ganjar yang ngedenger ucapan Irena itu cuma nahan ketawa di belakang dan masih terus setia meberi tanda orang - orang untuk minggir tanpa suara. Seperti kang parkir Indomaret.

"Laki - laki gak peka!" Celetuk Irena lagi sambil berjalan pelan menuju kelasnya.

Karena jarak kantin menuju kelas mereka emang agak jauh melewati 10 kelas 1 ruang guru 1 TU 1 ruang UKS 1 Toilet wanita 1 ruang Lab. Biologi dan 1 ruang Lab. Fisika.

"Kenapa sih bukanya nuntun aku ke kelas hiks hiks Ganjar jahat!!!!" Lagi lagi Irena ngedumelin Ganjar yang padahal sedari tadi ada di belakangnya.

Ganjar yang gak tega ngeliat Irena nangis langsung aja tanganya di taro di pundak Irena dan menghadapkan Irena ke sebelah kiri. Sekarang mereka berhenti dan berhadapan.

"Emang sakit banget ya" Kata Ganjar pelan.

"Perih tau!" kata Irena masih sesegukan.

"Kita ke Koprasi dulu ya" Kata Ganjar lagi lembut ke Irena.

"Terserah" Kata Irena kesel.

"Tapi kita jalannya kayak main kereta - keretaan yuk!" Ajak Ganjar antusias.

"Kamu di depan aku di belakang yang dorong oke?" Kata Ganjar lagi yang ngusap air mata Irena. Tangan kanan Irena masih setia nempel sama mata kanannya yang kena sambel. Sambil ngangguk - ngangguk mantab Irena setuju aja sama ide Ganjar.

'Anjir aku kamuan jadi baper' batin Irena kikuk.

"Oke berarti di depan sana belok kanan ya ren awas loh jangan lupa!" Teriak Ganjar seolah - olah naik kereta beneran.

"Mmm" Jawab Irena datar.

"Nah itu ren jangan lupa tarik rem nya soalnya kalo kereta jarak 50m harus udah nge-rem" Kata Ganjar lagi antusias dengan permainannya sendiri.

"Hahahaaa yaelah Njar lo masuk angin apa gimana sih ini bukan kereta beneran lagi" Kata Irena mengakak ria.

Tau Irena sudah tertawa dengan renyah kriuk kriuk itu Ganjar langsung ke depan Irena sehingga mereka bertatapan dan berkata.

"Nah gitu dong jadi Irena lagi, walaupun kamu cengeng tapi gak semuanya kamu tangisin, kalo kamu ketawa kayak ginikan juga bikin aku seneng" Sambil mengusap pucuk kepala Irena.

"Yok masuk" Lanjut Ganjar sambil menyambar tangan Irena.

Baru kali ini seorang Irena bungkam dengan kata - kata Ganjar. Entah apa yang ia fikirkan sampe - sampw tangan nya di tarik dan di gandeng Ganjar mesra pun dia gak protes sama sekali. Jangan janga.

'nggak nggak!' kata Irena dalam hati sambil menggeleng - geleng kepalanya keras - keras.

Sesampainya di Koprasi Ganjar tiba - tiba mengambil sesuatu yang membuat Irena dan semua pengunjung Koprasi bengong + cengo.

"Kamu apa - apaan sih Ganjar!" Teriak Irena sewot di samping Ganjar sambil berusaha melepas tanganya yg di genggam Ganjar sedari tadi ogah ikut - ikutan malu karena ulah Ganjar yg mengambil 1pack Loriel double comfert wings 40cm itu yang berwarna biru dongker.

"Ini ya bu" kata si laki - laki sama Ibu penjaga Koprasi sambil nyodorin roti yg dia beli tadi.

"Buat pacarnya ya Njar" Kata ibu Koprasi itu sambil ketawa - ketiwi membayangkan masa mudanya.

"Ah ibu sa ae, berapa bu" Balas Ganjar biasa cengangas cengenges.

"7.500" Kata ibu lagi sambil menyodorkan roti yg telah terbungkus kresek.

"Nih bu" Ganjar memberikan uang pas pada ibu penjaga Koprasi dan langsung nyelonong pergi meninggalkan Koprasi.

Irena yg dari tadi diem itu lagi mikir - mikir kenapa si Ganjar beli roti?

"Sekarang kita ke Toilet ya, tapi kita kereta - keretaan lagi oke" Suara Ganjar membangunkan Irena dari lamunan singkatnya.

"Lo dapet Njar?" Tanya Irena sambil menelan ludah.

"Hahaha, lo bocor Ren" kata Ganjar sembari membalikan tubuh Irena dan mendorongnya seperti kereta lagi menuju Toilet.

Irena menahan malu setengah mati bahwa ternyata mungkin darah sudah tembus sampai rok-nya.

Jadi itu alasan Ganjar mengajaknya beramain kereta - keretaan, agar menghalangi pendangan orang - orang yg lalu lalang di dekat Irena.

Irena yg tau apa yg di lakukan Ganjar pun hanya bisa menahan air mata dan bahagia karena memilki sahabat yg begitu peduli padanya.

Sampailah mereka di depan Toilet karena Irena tidak membawa setelan olah raga Ganjar pun meminjamkan celana treningnya untuk Irena kenakan.

"Nih, gue tunggu di luar" Kata Ganjar memberikan celana olah raganya yg sudah pasti sangat kepanjangan bagi Irena.

"Eh apa di dalem aja? Biar gue bantuin" Kata Ganjar lagi.

Dari balik pintu Irena hanya memberikan jadi tengahnya sambil melihat Ganjar dingin dan langsung menutup pintu kanar mandinya rapat - rapat.

Beberapa menit kemudian ...

"Makasih" Kata pertama yg Irena keluarkan setelah dia keluar dari kamar mandi.

"Sama - sama, yuk pulang" kata Ganjar sambil menyambar tangan Irena lagi dan berniat ke kelas untuk mengambil tas Irena agar dia bisa antar Irena pulang dengan motor gedenya.

My BestieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang