Partner

18 2 0
                                    

Kamis

08.45 WIB

Pagi hari ini kelas Irena tampak kondusif karena guru mata pelajaran pertama adalah pak. Satono. Kelas tampak lancar dan antusias mendengarkan cerita pak. Satono tentang zaman batu dan kadang - kadang di selingi dengan bercanda gurau.

Wong bengen. Kata Irena sih.

Namun anehnya ada satu siswi yang tidak ikut tertawa saat pak. Satono memberi celetukan tentang kondisi nenek moyang manusia itu. Bukan. Bukan karena siswi itu tak memiliki selera humor melainkan dia sedang asyik melihat ke bawah yang menampakan game Mobile Legend di layar hpnya.

Hah. Siapa lagi kalo bukan Irena sang maniak game online ML itu tapi tetap aja jabatanya masih warrior.

"Ya! Ya! Dikit lagi. Ahh bangsut roger!" cicit Irena pelan.

Saat Irena sedang asyik asyiknya main dan pak. Satono sedang asyik asyiknya menjelaskan, pak. Satono merasa terganggu karena ada seorang siswi yang tidak memperhatikanya. Akhirnya pak. Satono sadar dan melirik Irena dengan tatapan tajam dan menikam.

"woy pak. Satono ngeliatin kita woy" Kata Cindy bisik - bisik ke Irena.

Tapi yang di bisik - bisik sedang fokus 45 karena turret utama musuh sedang di obrak - abrik oleh tim nya.

Pak. Satono yang sudah yakin bahwa salah satu muridnya itu sedang asyik main hp pun mencoba datang menghampiri Irena.

"Ehm pak?" Suara seseorang dari meja belakang yang membuat pak. Satono mengurungkan niat menuju meja cewek bar - bara tersebut.

"Iya Ganjar ada apa?" Kata pak. Satono kepada salah satu murid yang memanggilnya barusan.

"Gini pak saya ada pertanyaan, apa pada zaman batu tersebut manusia purba bertahan hidup dengan senjata batu?" Kata Ganjar mengulur waktu agar pak. Satono tidak datang ke meja Irena.

"Pertanyaan bagus Ganjar ya memang kalian harus tau pada zaman batu tersebut"

"Yeay! Victory! Huuuuu!" Potong Irena yang kesenangan memenangkan game nya tersebut.

'aduh, cewe bar - bar udah gue tolongin biar pak. Satono gak nyamperin elo malah teriak' kata Ganjar sambil nepok jidatnya pelan.

"I...R...E...N...A! KELUAR!" Kata pak. Satono murka karena penjelasan nya di potong oleh siswi yang sedari tadi ia curigai.

"Tapi pak" kata Irena yang sudah berdiri dari kursinya.

"GAK ADA TAPI - TAPIAN! APA MAU BAPAK KASIH HUKUMAN YANG BERAT?" Kata pak. Satono capslock jebol.

"Baik pak saya keluar" Kata Irena sambil manyun dan membawa hpnya keluar kelas XI IPA 8 itu.

Dengan langkah gontai namun bibir senyam - senyum Irena pergi menuju ruang kelas XI IPA 2 dimana dia bisa bertemu Santi dan Tami.

Tapi ya karena ini masih jam pelajaran akhirnya Irena duduk di bawah sebelah pintu kelas sahabatnya itu sampai sahabat - sahabatnya keluar.

Karena berhubung Irena sudah di luar dia dengan senang hati melanjutkan game ML nya itu. Tapi saat dia baru saja ingin Matcing up ada suara dari pintu di sebelahnya, seseorang keluar dari kelas XI IPA 2 itu, ia tertunduk lesu sambil memegangi hpnya persis seperti dia tadi terusir dari kelasnya.

"Hai" Sapa Irena kikuk. Karena untuk pertama kalinya dia menyapa seseorang.

"Eh elo? Hai juga" Kata cewe berambut sebahu itu pada Irena.

"Kok di luar?" tanya Irena basa basi.

"Tadi gue ketaun Bu. Pertiwi main ML" Kata cewe itu.

"Uwaahhh! Kok bisa sama? Gue Irena nama akun gue di ML xirena kuy mabar" Kata Irena nyerocos kesenengan.

"Wah yang bener lu? Gue Firly Ratuconsinah akun gue di ML lord_pirja oke lah gue invite elu ya kita mabar!" kata lawan bicara Irena juga kesenengan.

"Busyet, nama luh GGS amed wkwk! Oke lah kuy" kata Irena yang sudah menerima pertemanan ML dari Firly teman barunya tersebut.

Akhirnya mereka berdua main ML hingga mampus walaupun sempat beberapa kali kalah dan sekali menang. Tanpa mereka sadar jam istirahat pertama sudah datang Santi dan Tami malah kebingungan kenapa temanya nge gembel di depan kelas mereka.

Ketika Santi dan Tami bertanya si cewe bar - bar itu malah menjawab dengan singkat padat dan jelas.

"Pak. Satono" Kata Irena masih fokus ke arena permainannya itu.

"Yeuh musuh bebuyutan dasar haha" Kata Santi sambil noyor manja pala kosong sahabatnya itu.

"Yaudah lah udah anteng dia, kita kantin aja yuk San?" Kata Tami menggandeng Santi agar buru - buru ke kantin supaya kantin tidak terlalu ramai.

"Gue nitip yaqul 4 biji ya gaes sama uduk!"  kata Irena teriak - teriakan.

"Bacot gak usah teriak - teriak" Kata Firly terganggu konsentrasinya.

"Hehe" Kata Irena sambil memberikan salam dua jari karena dia sedang Recall.

"Duuuh ML ML" Kata orang yang berdiri tepat di hadapan Irena. Sambil ngacak - ngacak manja rambut Irena yang harum buah stroberry itu.

"Apaan sih Njar nanti dulu dong bentar lagi menang nih!" Kata Irena fokus 48 layar hpnya.

"Ayok ren majuuuuuu!" Kata Firly yang semangatnya membara.

"Pantesan anteng udah ketemu partner ML nya nih?" Kata Ganjar masih setia berdiri dan menunggu perhatian Irena ke matanya.

"Yeay! Victoryyyyy!" Kata Irena dan Firly berbarengan sambil berdiri berpelukan dan loncat - loncat teriak - teriakan kek Tarzanwan dan Tarzanwati.

"Oke lah nanti malem kita main laginya ren gue laper mau kantin dulu, thx loh ya partner!" Kata Firly gemash sambil meluk Irena erat banget.

"Uhuk.. Uhuk.. Iya kalem but lepasin gue gak bisa nafas!" Jawab Irena.

Ganjar yang melihat aksi Firly dan Irena tersebut langsung buru - buru narik tangan Irena agar tidak berpelukan mesra lagi dengan Firly teman baru cewek bar - bar tersebut.

"Eh? Hehe Ganjar sayang" Kata Irena yang cengar cengir najis kepada Ganjar.

"Mmm jijik anjir!" Kata Ganjar buru - buru ngelepas tanganya dan tangan Irena yang bertautan.

"Kantin kuy" lanjut Ganjar

"Yah telat gue udah nitip sama Santi"

"Trus gue ngantin sendiri nih? Padahal kan dari tadi gue udah nungguin elo main" kata Ganjar mencoba memelas.

"Yaudah deh ayok gue temenin" Kata Irena tak tega.

Dalam perjalanan menuju katin gak banyak percakapan yang di buat Ganjar dan Irena, emang karena mungkin Irena yang lagi fokus nyari seseorang yang tadi dia titipin makanan dan minuman.

"Nah itu dia! Tami Santi!" Seru Irena like a Tarzan.

Merasa namanya di panggil oleh seseorang Santi dan Tami pun nengok dan coba nyamperin sumber suara tadi.

"Mana dah titipan gue?"

"Nih! Jadi 11 rebu ya" Kata Tami meberikan kresek berwarna merah tersebut.

"Nih uangnya makasih ya cabat cabat terbaek kuh!" Kata Irena sembari menyodorkan uang 10 ribuan dan 500 rupiah 2 biji.

"Iya iya, elo mau kemana?" Tanya Santi bingung.

"Biasa lah San nemenin yayang nya" Jawab Tami.

"Yeee Tamia, bener aja kalo ngomong hahahaa" Kata Irena bercanda.

Ganjar yang mendengar jawaban Irena pun hanya bisa menggaruk - garuk tengkuknya canggung. Bukan karena kutuan, tapi seperti ada perasaan yang mebolak balikan perutnya. Eaaaa.

My BestieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang