T E R U S I R

28 2 0
                                    

"Sana jauh - jauh lo! Nanti gue ketularan apes kalo deket - deket ama elo!" Kata Cindy kasar kepada Irena yang baru saja Ingin duduk di kursinya.

"Duduk sama elo aja gue udah berasa apes terus lagian lu temen duduk gue juga gak ngebantu gue sama sekali dalam pelajaran gue kira elo pinter taunya idiih amit - amit" Kata Cindy terus - terusan membuat macan dalam hati Irena bangkit.

"Heh tante - tante girang emang gue dapet untung duduk di sebelah elo? Kagak! Emang elo kerjaanya apa? Setiap hari cuma vidio call terus sama pacar elu tuh yang om om pedopil idih najis!" Kata Irena yang langsung membuat Cindy kicep dan teman - temanya diam melihat mereka berdua yang sedang perang bacot.

"Yaudah bagus kalo gituh lo ngusir gue, gue juga tau diri nunggu di usir karena elo yang pernah ngajak gue duduk di sini. Kalo kagak juga gue udah tinggalin lo dari awal elo vidio call an ama om om pedopil itu!" Lanjut Irena emosi.

"Yaudah sana nih bawa buku - buku lo sama tas lo!" Lempar Cindy kepada Irena.

Irena yang masih bisa mengontrol emosinya masih sabar mengambili buku - bukunya yang berjatuhan di lantai.

Teman - teman sekelas Irena tidak ada yang berniat melerai atau membantu Irena begitu juga Ganjar, ia sedari tadi malah asik membaca bukunya dan hanya sesekali melihat Irena.

Irena berdiri dan berjalan menuju barisan belakang hingga sampai lah dia di meja Ganjar, Irena berhenti dan melihat Ganjar yang sedang membaca buku tentang  "Pernapasan Manusia" itu.

"Ganjar, napas gue sesek. Kira - kira gue kena penyakit apa?" Tanya Irena yang sudah sesegukan menahan tangisanya itu.

"Ganjar gue boleh duduk sama elo kan?" Kata Irena yang sekarang sudah menyita perhatian Ganjar untuk menatapnya.

Irena yang berhasil membuat Ganjar fokus padanya akhirnya beringsut jongkok sambil menangis di sebelah meja Ganjar.

"Huu.. Huu.. Huu.. Huaaaa" Suara tangis Irena yang tertahan karena dia jongkok.

Ganjar yang mengetahui Irena nangis langsung berdiri menghampiri Irena dan menarik Irena kepelukannya. Dia mengusap - usap lembut kepala Irena dan punggu Irena dalam posisi sama - sama berjongkok.

Teman - teman di kelasnya hanya menatap Irena iba dan menatap Cindy jengkel.

"Apa lo liat - liat gue?" Kata Cindy yang di pelototi Ganjar.

Ganjar mencoba menuntun Irena duduk di kursinya. Setelah berhasil mebuat Irena tidak berjongkok lagi Ganjar berbalik dan menuju Cindy.

"Heh cabe!" Kata Ganjar kepada Cindy yang sekarang sedang telfonan entah dengan siapa.

"Apasih, lo mau belain kesayangan elo? Gak perlu udah gak penting" Kata Cindy judes.

"Buat lo gak penting buat gue penting!" Teriak Ganjar lalu tiba - tiba mengambil tas dan buku - buku Cindy kemudian melemparkanya sembarangan, sampe - sampe buku yang di dalem tas Cindy kelaur dan berhamburan juga.

"Coba lo rasian gimana perasaan Irena tadi. Pungutin tuh!" Kata Ganjar telak.

Cindy yang kalah dari Ganjar hanya bisa diam dan berlalu mencoba mengambil bukunya yang berserakan.

"Untung lu cewek, kalo kagak udah gue gampar lu bolak balik!" Kata Ganjar sambil menendang buku Cindy emosi.

Ganjar balik lagi kemejanya melihat gimana kondisi Irena. Cewe bar - bar itu masih menangis kesal karena terusir oleh Cindy. Badanya membungkuk meletakan wajahnya di meja tapi sesekali Ganjar bisa ngeliat Irena menghapus air mata dengan kasar di pipinya itu.

"Udah udah cep cep" Kata Ganjar sambil mengelus - elus pelan punggung Irena yang masih berguncang - guncang.

"Ganjar, makasih ya" Kata Irena yang mukanya masih di lipatan tangannya di atas meja itu.

My BestieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang