"Dimana rumah lo ren?" tanya Ganjar sedikit berteriak karena sekarang mereka sudah ada di atas motor.
"Depan belok kanan ya, trus gang ketiga belok kiri abis lampu merah belok kanan rumah aku di sebelah kanan warna biru muda yg ada pancuranya no 18 rt 5 rw 9" kata Irena menjelaskan.
"Bodo amat anjir, maksut gue elo yg jadi GPS gue jangan malah di sebutin kek gitu gue lupaan" jawab Ganjar.
'udah elo gue an lagi aja Njar' Diam Irena.
"Ye sianjir GPS kan gitu kok lo malah sewot kan gue jawab pertanyaan lo dengan bener, eh eh belok kanan Ganjar" Balas Irena tak kalah sewot.
"Jangan nge dadak gitu ngapah bahaya aren!"
Kata Ganjar sambil menuruti apa yg Irena suruh.
"Lo tuh aneh deh Njar" Kata Irena kepada Ganjar.
"Kita kan baru kenal di kelas 11 ini nih ya kok lo baik ke gue sih padahal awalnya gue kan jijik banget ama elo" Lanjut Irena lagi.
"Hmm btw lo udah ada doi Njar?" Tanya Irena krusial kepada Ganjar.
"Ya gak ada maksut apa - apa sih kan gue cuma kepo aja" sambung Irena.
"Oh iya ya? Gak usah gue tanya lagi lah ya Ganjar kan dede - dedeannya banyak hehe" Dan Irena menjawab sendiri pertanyaan nya.
Tanpa di sangka dan di duga partner yang Irena ajak ngobrol itu tidak mendengarkan perkataan Irena sama sekali ya karena Ganjar fokus nyetir dan bisingnya suara kendaraan di jalanan.
Plak. Sewot Irena geplak helm yang Ganjar pake lumayan keras.
"Ye si setan di ajak ngobrol malah diem aja!" kata si cewek bar - bara itu kepada Ganjar dengan teriak - teriak.
"Anjir kaget! Hah ngomong apa lo gue gak denger dari tadi lo ngomong apa? Coba ulang yang agak kenceng gue lagi fokus nyetir nih" kata Ganjar sambil teriak - teriakan.
"Kagak jadi lah anjir udah kagak ada hasrat gue ngobrol ama elo teh" Jawab Irena teriak sehingga para pengendara yg lain nengok.
"Ye anak son desip. Kalem aja ngomongnya nih dah sampe lampu merah gak usah teriak - teriakan malu ama orang - orang" pungkas Ganjar.
"Yaudah sana kamu turun" Kata Irena datar.
"Lah kok turun?" Kata Ganjar heran.
"Cari nafkah jadi bencong" Kata si cewek sambil ketawa - ketawa sinting sendirian.
"Ye garing ah malu" kata Ganjar yg gak suka di ejek.
Berlama - lama kemudian di jalan ya emang si Ganjar nya aja tuh modus - modusan dan si Irenanya juga keenakan dan menjadikan momen pulang dianter Ganjar adalah momen romantis, setelah kurang lebih 35mnt di jalanan akhirnya sampe juga ke istana si Ratu bar - bara tersebut.
"Samlekum bi" Teriak Irena dari depan pintu gerbang.
"Setau gue lo gak punya pembokat deh ren?" Bingung Ganjar dan mengangkat satu alisnya.
"Ye sotau kamu Njar liat aja nanti. Bi? bi Luna lama amet bukain pintunya enon sudah lelah nih menjalani hidup yg penuh drama ini! Bi plis deh jangan makan gaji buta mulu" Cericis Irena.
"Sinting" kata Ganjar sambil setia memegangi tas Irena.
"Iya siapa ya?" Terdengar suara wanita sayup - sayup dari balik pintu putih nan besar itu.
"Ini enon bi" Kata Irena lagi tapi sekarang menutup mulutnya dan menahan tawa.
Kak Luna membukakan pintu dan terkejut bahawa adiknya sudah pulang padahal waktu belum menunjukan pukul 4 sore.
"Assalamualaikum bi" sapa Irena pada kaka cantiknya itu di sambung nyelonong saja masuk kerumah dan meninggalkan Ganjar.
"Lah? Kok udah balik lo de?" Tanya kak Luna pada Irena dan ditanggapi dengan deheman singkat karena sekarang Irena telah menaiki anak tangga dan ingin segera masuk ke kamarnya.
"Eh lo siapa?" Beralih kak Luna pada Ganjar yang sedari tadi hanya menjadi figuran.
"Eh saya Ganjar bi temenya Irena" kata Ganjar polos.
Gils men bibinya Irena cakep juga nih. Gue gebet juga nih gapapa lah pacaran ama pembokat juga - Batin sialan Ganjar berkata.
"Bi? Lo pikir gue udah tua" Kata kak Luna yang langsung menyambar tas punggung bergambar unicorn berwarna pink milik adiknya itu.
"Eh emang bener kan? Situ pembantunya Irena" Kata Ganjar lugu.
"Pergi lo dari rumah gue!" Teriak kak Luna frustasi.
Adek kurangajar kakanya sendiri di bilang pembantu - Dalam hati kak Luna sewot.
Irena yang mendengar kejadian itu di balik pintu kamarnya hanya terkekeh geli dan di sambung tertawa terbahak - bahak sampe gegulingan di karpet pink unicorn nya.
Brakkk...
Suara bantingan pintu sudah pasti pelakunya kak Luna dan TKP nya adalah kamar Irena, seketika Irena berhenti terbahak dan berdiri sigap membewa Boneka yg berbentuk unicorn sebesar badanya untuk menutupi tubuhnya dari kak Luna.
"Heh apa apan lo de? Kaka sendiri lo bilang pembantu?!" kata kak Luna nge-gas dan sekarang tanganya sudah menempel begitu erat di telinga kanan Irena ya bahasa lainya mungkin menjewer manja telinga cewek bar - bara itu.
"Hehe ampun kaka ku yg veri butypul" Katanya cengengesan.
"Trus kenapa lo jam segini udah pulang? Bolos lo?" Kata kak Luna lagi yang sekarang udah lumayan melanin jeweranya.
"Ye adenya pulang tuh seneng kek biar ada temen di rumah malah di fitnah bolos, ingat kak fitnah lebih kejam dari pada jomblo" Jawab si adik dengan tampang yang siapa aja kalo ngeliat pengen banget geplak.
"Astagfirullah kudu banyak nyebut kaka tuh kalo ngaomong ama kamu cewek bar bara yg otaknya selalu di taro di laci" Kata kak Luna terlihat frustasi karena udah ngacak acak rambut adenya yg emang udah acak acakan apalagi pikirannya.
"Astagfirullah kenapa dede punya kaka kayak dia Ya Allah" Kata Irena yang berlari - lari ber-india ria di dalam kamarnya.
"Dih adanya gue yang mgomong kek gitu ke Allah!" Kata kak Luna ngikut ber-india -indiaan ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bestie
Teen FictionKocak. Sakit. "Kamu tawaku setiap hari" Kata mu hari itu. Tapi. Kenapa? Kenapa dia lebih mudah merenggut hati mu di banding aku. Ganjar satrio dan Irena shinta. Dua insan yg tak sengaja bersatu karena perbedaan sampe akhirnya mereka tau mengapa m...
