Melihat mayat yang ditemukan oleh Jungkook membuat feeling-ku menjadi tidak enak. Anak buah yang paling dekat denganku itu terlihat sangat serius, sedangkan aku sibuk menghilangkan keterkaitan dirinya atas pembunuhan ini.
"Jimin-ssi!" Taeyong berlari padaku dan menyerahkan bungkusan transparan berisikan sebuah dompet. "Kami berhasil menemukan benda milik korban. Bae Suzy, dua puluh empat tahun, pekerjaan sehari-harinya sebagai wanita penghibur di sebuah bar," terangnya.
"Bar mana dia bekerja?"
"Berdasarkan informasi warga sekitar, ia bekerja di bar Homeless."
Aku mengangguk mengerti. Jadi seorang pekerja komersial. Sebentar, siapa namanya tadi?
"Siapa tadi namanya?" Aku mengulang pertanyaan yang telah kutanyakan pada diriku lebih dahulu.
"Bae Suzy, Pak."
Suzy? Suzy yang pernah disebutkan oleh Seulgi? Jika memang ini adalah Suzy yang disebutkan oleh Seulgi, maka ini menjadi hal yang gawat. Seketika aku menjadi cemas pada Seulgi. Aku harus memastikannya.
"Hei, orang yang kau cari adalah Bae Suzy dari distrik empat? Wanita penghibur yang bekerja di bar Homeless?"
Aku langsung meneror Seulgi di telfon tanpa mengindahkan ucapan halo yang hendak gadis itu berikan. Ayolah, semoga ini bukan wanita yang Seulgi maksud. Ini akan semakin rumit jika semuanya berhubungan satu sama lain. Pemerkosaan yang terjadi pada Joy disaat Jungkook absensi dari kehadirannya, petunjuk yang diberikan Nam Taehyun mengenai Suzy dan setelah itu kami menemukan Yerim yang sekarat, sekarang terbunuhnya wanita yang pernah Seulgi sebutkan?
Harapanku pupus saat Seulgi meng-iya-kan informasi yang kusebutkan. Damn. "Jangan terlalu terburu-buru hingga kau mengambil keputusan yang salah," nasihatku setelah mengatakan hal yang terjadi pada Suzy.
"Kau pikir aku bodoh?" jawab Seulgi, gadis yang tidak pernah menunjukkan sisi jinaknya. Yah, itu mengakhiri pembicaraan kami. Aku kembali bekerja seraya berharap Seulgi tidak melakukan sesuatu yang aneh.
Tanpa terasa pagi mulai menjelang. Jungkook yang terlihat mengantuk mengajakku untuk pulang. Lokasi kejadian juga mulai di penuhi oleh warga yang penasaran. Selama aku membiarkan tim penyidik disini, sepertinya semua akan terkendali. Maka aku pun menyetujui ajakan Jungkook karena aku juga merasa sedikit lelah. Beberapa hari ini aku tenagaku terkuras gara-gara rencana Seulgi.
Aku dan Jungkook berdiam diri selama di mobil. Bahkan ketika Jungkook membelokkan mobilnya ke distrik dua tanpa alasan, aku masih tidak berbicara apapun padanya. Aku terlalu lelah dan bingung dengan lelaki itu. Dengan beberapa alasan, aku bisa menyimpulkan dengan mudah bahwa Jungkook memiliki keterkaitan dengan kasus-kasus ini. Namun itu hanya alasan tanpa bukti sehingga aku tidak bisa menjadikannya sebagai pelaku.
"Hyung," panggil Jungkook setelah sekian lama kami membisu. Aku hanya mengalihkan wajahku padanya. "Aku melihat sesuatu yang mencurigakan." Jungkook menunjuk pada sesuatu yang tersembunyi di balik semak-semak. Aku sedikit menajamkan mataku sedangkan Jungkook memelankan laju mobilnya.
Semakin kami mendekat pada benda tersebut, semakin terlihat jelas benda apakah itu.
"Bukankah itu..."
"Motorku. Itu jelas-jelas motorku."
Dan aku tahu alasan mengapa motorku bisa berada disini. Si Kamelion.
"Yang apa dia lakukan ditempat seperti ini?" gumam Jungkook. Sepertinya lelaki itu juga bisa menebaknya dengan cepat. Aku mengikuti arah pandang Jungkook yang tertuju pada rumah besar didepan kami. Feeling-ku kembali tidak enak.
"Daniel."
"Daniel?"
"Lelaki yang terbunuh lima tahun yang lalu disini, dirumahnya," jelasku. Oh ya, aku lupa jika Jungkook tidak ada disana saat itu. Pantasnya saja ia tidak familiar dengan nama Daniel. Walaupun aku bisa membaca bahwa ia penasaran siapa Daniel dan apa hubungannya dengan Seulgi, Jungkook memilih menanyakan pertanyaan lain, "Kau akan menyusulnya ke dalam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Liar
Fiksi PenggemarSeulgi tidak membutuhkan cahaya dalam dunianya. Dia seorang pendendam, pembenci dan pengkhianat untuk hidupnya sendiri. Seorang kriminal yang akan terus hidup sebagai kriminal. Jimin, seseorang yang mencoba membawa cahaya untuk Seulgi tanpa mengetah...