Part 8

6 2 0
                                    

"Terimakasih, aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak menolongku, mungkin aku sudah menjadi bangsa binatang buas." Ungkap gadis itu, "Siapa namamu?" lanjutnya setelah ia benar-benar berdiri.

"Kamga."

"Aku Khansa, bagaimana aku harus membalas kebaikanmu, Kamga"

"Tidak usah pikirkan itu, ayo... biarku obati lukamu, bermalamlah bersama kami. Besok aku antarkan kamu ke tempat tinggalmu." ajak Kamga seraya berjalan.

Khansa berdiri kaku, mengagumi punggung tegas Kamga di depannya. Tidak menyangka ada lelaki yang tidak terpesona dengan kecantikannya. Mungkin lelaki lain akan meminta aneh-aneh padanya atau malah menjadi ia mangsanya saat di perangkap tadi.

"Apa kakimu masih bisa berjalan?" Kamga berbalik, melihat Khansa tidak mengikutinya. Mendekati Khansa, karena khansa tidak menjawab pertanyaannya.

"Aku masih bisa berjalan." Ujar Khansa saat Kamga hendak menggendongnya.

***

Akra yang sedang merebus air, dikejutkan oleh Kamga yang kembali bersama seorang gadis.

"Akra, tolong kamu bawa persedian obat-obatan kita?" pinta Kamga lalu bersilahkan Khansa duduk di dekat perapian.

"Lukanya tidak parah." Ujar Akra. Membersihan darah di lengan Khansa.

"Terimakasih." ucap Khansa. Akra membalas dengan sebuah senyuman.

"Kenapa?" tanya Akra. Melihat Khansa terus memperhatikan Kamga yang sedang duduk, menyandarkan punggung ke pohon.

"Dia memang seperti itu?" tanya Khansa.

Akra menceritakan tentang Kamga pada Khansa dan mengombrolkan beberapa hal. Sekali-kali Kamga mendengar tawa mereka.

Kamga membawa tubuhnya mendekat Akra dan Khansa, lalu bertanya, "Kenapa kamu sendirian di hutan ini?"

"Aku sedang ingin sendirian, tapi malah terjebak pada perangkap tadi, kalian berdua kenapa ada di hutan ini?" tanya Khansa balik.

"Kami ingin pergi ke kastel kerajaan di pulau ini. Apa kamu tahu?" sahut Akra.

"Tentu, aku tinggal di kastel."
"Wah, kebetulan sekali." Ujar Akra.

"Ada apa kalian ingin ke kastel kerajaan Castaluna?" Tanya Khansa.

Kamga pun bercerita tentang pencarian orang tuanya sehingga membawa mereka pergi ke Kerajaan Castaluna. Khansa menjadi pendengar yang baik. Untuk membalas kebaikan dua pemuda yang telah menolongnya, Khansa akan membantu Kamga dan Akra agar bisa masuk ke dalam kastel Kerajaan Castaluna karena tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam kastel tersebut.

***

Keesokkannya Akra dan Kamga telah sampai di kerajaan pada siang hari yang dipandu oleh Khansa. Saat mereka baru tiba di gerbang, Akra dan Kamga dikejutkan oleh perlakuan penjaga gerbang yang begitu mudah membukakan gerbang untuk mereka. Justru Kamga malah menyangka mereka akan masuk ke kastel lewat pintu belakang.

Hingga di dalam Kastel, Akra dan Kamga menyadari bahwa wanita yang ditolong semalam adalah seorang Putri Kerajaan. Para pengawal sangat berterimakasih pada Kamga dan Akra karena telah menyelamatkan Putri Khansa, jika Putri Khansa tidak kembali hingga sore hari para pengawal tersebut akan dihukum sangat berat.

Kamga dan Akra dibawah ke ruangan khusus tamu kehormatan. Dua pemuda itu disambut sangat suka cita karena telah dianggap pahlawan bagi para pekerja di kerajaan.

Raja Rajwa sangat berterimakasih kepada Kamga dan Akra telah menolong dan membawa Putri Khansa kembali ke Kastel. Untuk itu Raja Rajwa memerintah koki kerajaan menyiapkan makan istimewa karena Raja Rajwa mengajak dua pemuda yang menyelamatkan putrinya untuk makan malam bersama dan membantu pencarian orang tua Kamga setelah mendengar ceritanya dari Putri Khansa.

Berbagai jenis buah-buah tertata sangat baik, aroma semerbak berbagai macam hidangan berjejer di atas meja persegi panjang beserta peralatan makan lainnya, kursi-kursi tersusun rapi.  Disanalah Kamga dan Akra makan malam bersama Raja Rajwa, Putri Khansa juga ikut serta.

Setelah menyantap hidangan Kamga langsung menanyakan tentang buku peninggalan orang tuanya.

"Itu bukan buku sembarangan, Kerajaanmu  sedang dalam masalah." Ujar  Raja Rajwa.

"Kerajaan? Bagaimana bisa?" tukas Kamga. Apa hubungannya buku dan kerajaan, apa aku berasal bangsa kerajaan?

"Buku ini dinamakan Zakwan, Zakwan dibuat untuk para permaisuri kerajaan. Setiap Zakwan memiliki ciri khas tersendiri yang menunjukan kepribadian dari sang pemilik, jika Zakwan tidak bersama pemiliknya kerajaan itu sedang diterpa masalah dan ingatan(memori) setiap orang yang pernah mengenal kerajaan tersebut akan hilang. Mungkin dulu aku mengenal kerajaanmu sebelum buku itu terlepas dari permaisuri. Tapi jika liontinnya bersama Zakwan, kerajaan itu masih aman hanya saja mereka terisolasi dan dilupakan." Jelas Raja Rajwa.

"Liontin?"

"Iya, apa liontinnya masih bersama Zakwan?"

"Kakek Hatar tidak pernah memberi tahuku tentang liontin." Ujar Kamga.

Raja Rajwa meminta Zakwan yang dipegang oleh Kamga, membuka dari halaman belakang, dan mengeluarkan sebuah benda dari covernya yang tebal, liontin berbentuk hexagon, di dalamnya terdapat sebuah lambang.

"Liontin ini adalah sebagai kunci gerbang kerajaanmu." Kata Raja Rajwa menyerahkan liontin pada Kamga.

"Tapi bagaimana kami bisa tahu di mana kerajaannya berada?" tanya Kamga.

"Maaf, aku juga tidak tahu." Ucap Raja Rajwa menyesal.

To be continued

The ZakwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang