Part 10

1 2 0
                                    

Kembali ke Kamga dan Akra...

Sinar matahari menerobos dari celah-celah dedauan, suara daun kering yang diinjak, semilir angin yang menerpa wajah, menemani berjalanan Kamga dan Akra menuju portal.


Mereka telah berjalan lebih dari tiga jam tapi belum mencapai setengah perjalanan tidak seperti perkiraan. Karena semak belukar yang menutupi jalan mereka.

Lima jam berikutnya Kamga dan Akra telah sampai di portal yang dituju. Tapi mereka dikejutkan oleh seseorang pria seusia dengan Raja Rajwa, berpakaian serba hitam serta semurai menempel di pinggangnya.

"Hai anak muda. Kenapa kalian ke sini?" ujarnya menyeringai.

"Aku mencari orang tuaku" jawab Kamga.

"Oh... jadi kamu selama ini yang aku tunggu."

"Maksud kamu apa?" tanya Akra tidak suka dengan perlakuan Pria itu.

"Tenanglah" bisik Kamga pada Akra.

"Kenapa anda menungguku, apa anda mengenal orang tuaku?" ujar kamga lembut.

"Betapa sopannya kau sama seperti ayahmu tapi aku tidak suka dengan itu. Cepat kau berikan Zakwan padaku." Pinta pria itu.

"Maaf, aku tidak tahu Zakwan itu apa? Dan aku tidak tahu anda siapa? Jika kau mengenal ayahku bisakah anda beri tahu aku di mana orang tuaku."

"Kau pasti berbohong" teriaknya, "Cepat kau berikan itu padaku"

"Baiklah, tapi beritahu dulu siapa anda?" ucap kamga tetap tenang.

"Aku Garfan, pamanmu. Orang tuamu telah merampas apa yang seharusnya jadi milikku."

Tanpa disangka oleh Kamga, Akra menyerang Garfan dengan panahnya dan untungnya Garfan bisa menghindar. Garfan pun balik menyerang. Pertempuran terjadi. Dan Garfan berhasil menangkap Akra. Ia melilitkan tangan pada leher Akra.

"Cepat kau berikan Zakwan itu atau sahabatmu ini akan mati." Ancam Garfan.

"Kamga, jangan." Ujar Akra, dan Garfan mempererat lilitannya.

"Baiklah, akan kuberikan Zakwan padamu tapi kau harus berjanji tidak akan membunuh sahabatku dan membiarkan kami pergi dari sini." Tawar Kamga.

"Aku terima tawaranmu, aku juga tidak mau mengotori tanganku dengan membunuhnya tapi kau berikan dulu Zakwannya"

Kamga mengeluarkan bundalan hitam dari tas nya lalu melembarkan pada Garfan.

"Kenapa kau berikan Zakwan padanya?" tanya Akra setelah mereka menjauh dari Garfan.

"Tidak akan ku biarkan ia membunuh sahabatku, Akra" jelas Kamga.

"Tapi bagaimana dengan orang tuamu, kerajaanmu. Kamu ini seorang pangeran Kamga"

"Yang penting keselamatan kamu dulu, nanti kita kembali lagi ke sana."

"Lalu bagaimana dengan Zakwan nya?" tanya Akra serius.

"Yang aku kasih itu adalah Zakwan yang palsu, Putri Khansa memberikannya padaku untuk jaga-jaga dan Zakwan palsu itu sangat beracun." Jelas kamga

"Jadi itu yang diberikan oleh Putri Khansa di malam terakhir kita di kerajaan Castaluna, aku kira Khansa memberikan tanda mata sama seperti yang dilakukan Alena padaku." Ucap Akra, membuat lukanya terbuka kembali.

Setelah beristirahat, mereka kembali ke portal tersebut dan mendapatkan Garfan terbengkalai di sana. Kamga dan Akra masuk ke dalam Portal, seketika tumbuhan menjalar di gerbang itu bergerak menyerang mereka. Akra dengan sigap menakis sementara Kamga  mencoba membuka gerbang dengan kunci liontin yang terdapat di dalam Zakwan.

Kamga memutar liontin agar sesuai dengan lambang dan bisa masuk , lalu pintu gerbang berlahan bergeser melebar ke kiri kanan, memperlihatkan isi di dalamnya. Sebuah istana yang sangat megah terpampang dengan jelas di mata mereka. Dan tumbuhan tadi berhenti menyerang.

Para pengawal kerajaan segera melaporkan kepada Raja Egiga dan Permaisuri Zaira bahwa gerbang istana telah terbuka kembali setelah duapuluh tahun terkunci. Mendengar kabar baik itu, Raja langsung memerintah ke semua bagian untuk menyambut kedatangan putranya.

Akhirnya Kamga bertemu dengan kedua orang tuanya serta kembarannya, Putri Megan.

Raja Egiga menceritakan saudaranya, Garfan yang telah membuat ia terpisah dari putranya. Garfan tidak terima dengan keputusan orang tuanya yang menjadikan Egiga sebagai pewaris takhta kerajaan ditambah wanita yang ia cintai tidak mencintainya tetapi mencintai saudaranya. Karena keserakahan, iri, dan cemburu  menjadikan Garfan ingin menghancurkan kerajaan yang dipimpin oleh Raja Egiga.

To be continued

The ZakwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang