Part 9

7 2 0
                                    

Akra yang terlihat mengerutkan keningnya, menaruh dua jarinya  ke dahi kiri, memperhatikan liontin tersebut seperti mengenang sesuatu.

"Aku pernah mengenal lambang di liontin ini, lambang sama persis seperti yang aku lihat di portal di hutan pada saat berburu." Ujar Akra.

"Apa kamu serius?" tanya Kamga.

"Tentu, Kamga. Pada saat itu aku pergi sendirian, kamu tidak ikut  berburu karena sedang menemani Kakek Hatar." Jelas Akra.

Kamga dan Akra memutuskan segera pulang ke Desa Asdaten tapi Raja Rajwa meminta mereka untuk bermalam di kastel.

Singkat cerita Kamga dan Akra telah kembali ke Desa Asdaten. Selain Kamga yang senang telah menemukan titik terang di mana orang tuanya berada, Akra juga bahagia karena ia akan bertemu dengan Alena. Tapi sayang, kebahagian Akra hanya diangan-angan karena Alena mengingkari janjinya. Alena telah menikah dengan lelaki tetangga sebelah, setahun setelah Akra dan Kamga pergi dari desa Asdaten.

Kamga ingin menikmati desa Asdaten terlebih dahulu sebelum pergi ke portal tersebut. Mengenang tempat-tempat ia tumbuh dan berkembang. Hal yang paling ia rindukan adalah menikmati pemandangan langit sore di AkkaZone.

Sementara Akra ingin segera pergi ke portal karena ia tidak ingin melihat Alena. Sakit hatinya ia luapkan dengan berlatih beladiri sepanjang hari. Scarf pemberian Alena telah ia buang, tidak gunanya lagi, melihat scarf marun hanya akan membuat lukanya semakin dalam.

***

20 tahun yang lalu.

Permaisuri Zaira istri dari Raja Egiga dari Kerajaan Cagansi baru saja melahirkan anak kembar seorang putra dan putri yang disambut gembira oleh semua warga. Namun, kebahagian kerajaan Cagansi tidak berlangsung lama.

Kerajaan kedatangan seorang penyusup yang ingin mencuri bayi yang baru dilahirkan oleh istri Raja Egiga, tapi itu tidak berhasil.

Para pengawal berhasil menangkap penyusup tersebut. Penyusup itu mengaku mendapat perintah dari  Garfan untuk menculik Putra Raja beserta Zakwan. Raja Egiga akhirnya memerintah dukun beranak yang membantu kelahiran putra dan putrinya untuk membawa putranya beserta Zakwan Permaisuri keluar dari kerajaan. Raja Egiga sudah mengira bahwa hal ini akan terjadi. Untuk tidak menambah masalah di kerajaan lebih baik Zakwan itu dibawa bersama putranya. Jika Zakwan itu dapat diambil oleh saudaranya, kerajaan ini akan hancur, lebih baik terisolasi sementara dan Raja Egiga percaya bahwa putranya akan balik membawa Zakwan kembali.

Begitu dukun beranak membawa pangeran keluar, kastel kerajaan tertutup dan semua ingatan orang-orang tentang kerajaan Cagansi hilang termasuk ingatan warganya. Dukun beranak yang membawa  pangeran juga turut mengalami amnesia sehingga hanya meletakkan Putra Raja Egiga di depan rumah salah satu desa yang pertama kali ia kunjungi.

Orang yang mengingat kerajaan Cagansi hanya keluarga kerajaan yang memiliki hubungan darah dan orang-orang di dalam kastel.

To be continued

The ZakwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang