Ada banyak kisah cinta di dunia ini, katanya cinta adalah bentuk dari sebuah perasaan kasih yang tubuh dari hati. Jika cinta adalah bentuk dari sebuah kasih, maka cinta bukanlah dosa. Bentuk rasa cinta pun tak terbatas, dia akan mengasihi hal bentuk apapun jika memang itu pilihan.
Begitu pula dengan sehun, cinta yang ada dalam hatinya adalah kasih dalam bentuk cinta pada sang kakak nya, luhan. Tuhan memberikan rasa kasih dalam bentuk cinta, bentuk cinta pada sesama manusia, dan berbagai rasa cinta lainnya. Tapi manusia memiliki cara untuk berfikir, memilih dan menentukan. Terkadang pilihan yang salah atau benar, cinta dapat membuat pilihan keliru. Namun sebenarnya kasih tetaplah murni dan tidak akan mengecoh.
Karna jika memilih kasih maka rasa untuk egois dan kekeliruan tidak akan ada. Tetapi cinta mampu menutup kebenaran dengan pandangan sempit akan dari perasaan egois.
Kesimpulan kasih adalah perwujudan cinta bukanlah kata itu satu, tapi seperti apa mereka disatukan. Dan memberikan bentuk sebuah pemahaman bagi keduanya.
Jemari lentik luhan perlahan menjulur ke dalam surai hitam legam adiknya oh sehun, tampak pulas bak bayi tak berdosa. Luhan tersenyum lembut mengamati wajah adiknya yang terbaring di pangkuannya.
"Sehun..., kalau semua bisa aku lakukan untukmu, kau tau aku akan melakukannya."
Luhan sudah mengoceh sendiri sendari tadi dan berpura-pura jika ada yang mendengar tanpa berharap. Tapi sehun mendengarkan dengan baik, dibalik matanya yang tampak terpejam tapi dia berusaha melawan rasa kantuk yang datang karena usapan lembut di keningnya, ia ingin mendengarkan keluhan sang kekasih.
"Aku mencintaimu dari apapun yang ku miliki, dan itu membuat kita jadi egois. Harusnya kau pergi atau aku yang pergi melawan rasa egois ini"
Luhan menatap setiap pahatan di wajah sehun yang tampak begitu tegas, seperti visualisasi seorang pria tampan. Desahan nafas luhan merendah, sarat akan lelah dan menyerah.
"Kau tau sehun, saat kau memutuskan untuk meninggalkan aku. Aku baru menyadari semua yang kau tinggalkan padaku, membuat aku menikmati semua luka ini."
Luhan mengusap bibir tipis sehun dan memberi kecupan lembut disana.
" I have fetish for your love, sehun"
Mata tajam seperti elang yang terpejam itu membuka perlahan, alis tebal sehun menyatu sarat akan kebahagiaan, kebutuhan dan cinta yang menutup logika. Luhan tersenyum lemah, sehun meraih tubuh kurus luhan kedalam pelukannya. Merengkuhnya.
"Aku lebih luhan. Jangan ragukan itu, aku akan ada untuk selalu membayangimu"
Luhan meremat kemeja abu berbahan hologram yang di kenakan sehun. Seolah mengungkapkan betapa tak berdaya dirinya.
"Sehun, sayang aku takut. Semua hanya akan sebuah mimpi di siang hari"
Punggung sempit luhan tampak memendam beban berat yang tak mampu ia kendalikan, sakit dan melelahkan. Sehun menunduk dan menyatukan keningnya pada kening luhan, memandangi mata indah luhan yang terpejam dan bulu-bulu matanya yang indah itu tampak begitu menarik. Sehun bahkan berani memasuki api, jika itu hanya untuk mendapatkan luhan. Bagaimana lengan-lengan kurus luhan bergantung lemah pada belakang leher sehun, memperlihatkan kelemahannya. Dan etah bagaimana bibirnya yang tipis berbentuk cupid itu selalu merekah lembut. Dan saat mata itu bergerak pelan, seperti saat bunga mawar mekar di pagi hari setelah hujan semalaman. Memperlihatkan manik sayu hazel itu, sehun menggigit bibirnya menahan rasa gila membuladak di dalam pusat gairahnya. Entah mengapa sehun selalu berfikir, kenapa hanya dengan melihat luhan terdiam polos lebih menggairahkan daripada di saat dia berhadapan dengan actress ataupun model tercantik sekalipun.
"Kenapa kau selalu melakukannya hyung"
Sarat akan kejengkelan dan pasrah sehun membuat luhan terkekeh, dia tau betul apa yang ada di kepala sang adik yang sangat mesum ini. Tapi ini saatnya untuk membicarakan hal yang serius, untuk kelanjutan hubungan mereka berdua. Luhan menangkup wajah sang adik ketika ingin mencumbu dirinya, geraman kesal dari bibir tipis sehun membuat luhat terkekeh pelan.
"Hei...hei, sehun aku serius. Apa yang akan kita lakukan"
Sehun menghela napas pasrah, dia tau jika luhan adalah tipikal yang ingin sesuatu kepastian. Sehun mengerti tapi hanya saja baginya tak ada yang perlu di pastikan, karna sudah jelas. Sehun mencintai luhan. Dan mereka berdua saling memiliki satu sama lain, tak ada tempat untuk orang lain. Sejauh itulah rasa egois sehun pada dunia ketika itu menyangkut luhan. Luhannya. Miliknya!
Sehun mengambil tangan luhan mengecupi setiap inci dari punggung tangan hingga jemari lembut luhan, memberikan keyakinan kalau dirinya tidak akan pergi meninggalkan luhan sendirian.
"Sekarang dengarkan aku "hyung!
Sehun membaringkan luhan di pangkuannya, seperti yang biasa luhan lakukan ketika dirinya sedang ingin bermanja atau sekedar mengambek. Luhan menatap lurus pada manik sehun yang tajam, menikmati setiap elusan tangan besar sehun di rambutnya. Luhan merasa menjadi seorang bayi yang bermanja sekarang, dan ternyata sangat menyenangkan rasanya ketika di manja seperti ini.
"Dulu, hyung selalu ada untukku. Melakukan hal-hal seperti ini padaku meskipun dalam keadaan sulit sekalipun."
Sehun tersenyum, dan senyuman yang dia perlihatkan adalah senyuman sederhana. Tak ada senyum menyeringai yang biasa dia tampilkan di depan lensa kamera, Hanya senyumnya sewaktu kecil dulu.
"Itu selalu membuatku tenang hyung, kau ada untukku, dalam kondisiku yang seperti apapun. Itu membuat aku mensyukuri setiap waktu yang aku dapat saat bersama denganmu hyung."
Luhan berusaha menjaga ekspresi di wajahnya agar selalu tersenyum, tapi ketika melihat adiknya yang tampak dengan mata yang berkaca kaca tak berdaya membuat luhan tak bisa untuk menahan air matanya berjatuhan membasahi celana jeans yang sehun kenakan. Sehun menangis, seorang sehun yang selalu ingin terlihat tegar dan tak begitu perduli, kini menangis.
"Jadi biarkan aku menjagamu hyung, biarkan sekarang aku yang jadi pelindungmu."
Luhan meraih sehun dan memeluk erat seolah tak ada hari esok, entah mengapa mengingat dan memikirkan apa yang terjadi pada mereka berdua memang membuat luhan lumpuh tak berdaya. Tapi melihat sehun ada di sampingnya membuat luhan ingin lupa pada segalanya. Sehun mengecup bibir luhan lembut, menyampaikan perasaannya dari sana.
"Luhan aku mencintaimu, biarkan aku jadi pelindungmu. Biarkan aku satu-satunya hyung, ku mohon"
Sehun menatap putus asa, luhan tersenyum dan memanggut bibir lembut sehun.
"Aku juga mencintaimu, aku milikmu."
Sehun tersenyum terlampau lebar malahan tampak seperti larva dan luhan hanya bisa terbahak melihatnya. Sehun menarik tubuh luhan berbaring di karpet bulu putih di bawah sofa, membiarkan lengan kekarnya jadi bantalan kepala sang kekasih. Sehun mengecupi setiap sudut wajah cantik luhannya.
"Sehun jika semua penggemar mu tau kau seperti ini, mereka akan patah hati loh"
"Hahaha... Semua itu tergantung pada mereka hyung, aku melakukan yang terbaik. Dan jika mereka mendukungku akupun ada untuk mereka, sebaliknya jika mereka tidak menyukaiku, maka akupun tetap seperti ini. Sehun yang mencintaimu"
Luhan terkekeh pelan memperlihatkan eyes smilenya yang sangat khas, dan sehun mendaratkan kecupan di mata kesukaannya itu.
"O..ohhh.. kau terlalu cheesy tau!"
Luhan memukul dada sehun yang malah sibuk tertawa, entah kemana wajah tampannya yang selalu ia unjuk itu. Sekarang dia benar-benar tampak seperti larva kuning itu. Tapi luhan memang selalu memerah malu di setiap sehun selalu menggodanya.
Dan pada akhirnya, kebahagiaan adalah milik mereka yang saling mencintai, melawan semua kemungkinan rasa-rasa yang membuat mereka terpisah. Dengan rasa kepercayaan dan ketulusan akan membuat rasa cinta mereka berdua semakin kuat. Tak ada hak bagi orang lain menghakimi, karna cinta mereka saling berbalas dan menguatkan.
_____________THE END________________
KAMU SEDANG MEMBACA
I WILL CATCH YOU IF YOU FALL
FanfictionOh sehun adalah seorang adik yang paling oh luhan sayangi sehun adalah prioritasnya apa yang sehun inginkan maka luhan akan bekerja keras memenuhi keinginan sang adik tersayang nya, namun bagaimana jika oh sehun si tampan yang sangat possessive kepa...