Kepulangan Raina dan Angel ke korea jatuh pada hari ini. Mereka sudah menghabiskan waktu satu minggu di Italy, itu artinya sekarang adalah waktu mereka kembali ke rutinitas semula.
Verolyne sempat sedih dan berusaha membujuk kedua sahabatnya untuk tetap tinggal, tapi apa daya? mereka bilang jika mereka juga punya pekerjaan yang harus dilakukan. Tidak cuma menemani Verolyne dan bersenang-senang disana.
Benar sih, waktu mereka tidak hanya untuk bersenang-senang di Italy kan?
Kini Raina dan Angel tengah membereskan barang-barang mereka didalam kamar, kebetulan mereka mengambil penerbangan malam, jadi mereka memanfaatkan waktu pagi hari untuk packing.
"Kalian benar-benar akan pulang?" Raina menghela napas kasarnya, lagi-lagi dia mendengar pertanyaan yang sama dari Verolyne.
Raina akui dia memang masih ingin disini, tapi dia tidak bisa.
"Vero, kita sudah membicarakan ini kemarin kan?" balas Raina lalu melanjutkan kegiatannya.
"Verolyne, lagi pula sekarang kau sudah tidak sendiri kan? sudah ada Mark. Percayalah, kami pasti akan sering berkunjung." timpal Angel yang baru saja selesak membereskan barang-barangnya yang ada di kamar mandi.
"Benar kata Angel, kami akan sering berkunjung." sambung Raina lagi.
Verolyne pun terpaksa mengangguk, dengan lemah. Dia menghela nafasnya, kenapa ini terlalu berat? Ditambah lagi, perasaannya tidak enak sejak beberapa hari lalu, dia menahan kedua sahabatnya itu karna dia takut terjadi sesuatu pada keduanya.
"Pastikan jika kalian benar-benar menginjakkan kaki di Korea, mengerti?" Raina dan Angel kompak mengangguk.
"Aku ada dibawah, kami menunggu kalian untuk sarapan."
"Ne, kami akan segera kebawah."
*****
Setelah selesai sarapan pagi, Raina dan Angel kembali pamit ke kamar mereka. Menyisakan Verolyne dengan Mark yang masih setia duduk dimeja makan.
Jika Mark masih sibuk dengan sarapannya yang belum habis, berbeda dengan Verolyne yang terlihat murung. Tentu saja itu langsung menarik perhatian Mark.
"What's wrong, baby?" tanya Mark yang entah sejak kapan tangan kirinya itu sudah mengelus kepala sang istri dengan lembut.
Verolyne pun meraih tangan itu dari atas kepalanya, selanjutnya dia menggeleng lalu mengecup sekilas punggung tangan Mark. "I'm fine."
Mark tau, dia paham jika ada yang mengganjal dipikiran sang istri. Verolyne itu sangat tidak pandai berbohong, keliahtan sekali dari wajahnya. Harusnya gadis ingat kalo dia tidak pandai melakukan suatu kebohongan.
"Kau tidak pandai berbohong baby, dan aku tidak mudah untuk dibohongi." Kata Mark. "Sekarang katakan, apa yang tengah mengganggu pikiranmu?"
Mendengar hal itu terucap, rasanya Verolyne ingin menangis sembari mendekap sang suami. Ia ingin menceritakan semuanya pada Mark, tidak ada gunanya dia berbohong, toh Mark pasti tau nanti.
"M-mark.. hiks..hiks.." oke, Verolyne menyerah.
Melihat istrinya menangis Mark langsung saja mendekap tubuh mungi itu dengan sangat erat, mengusap kepalanya dengan sangat lembut sembari membisikan kata-kata penenang.
"It's okay baby, it's okay." ucapnya pelan. "Masih berat melepas mereka ya?"
Mark dapat merasakan istrinya menggeleng didalam dekapannya, "Lalu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Desire (ft. Oh Sehun)
Fantasi[ON GOING] ❝ De·sire [dəˈzī(ə)r/] : A strong feeling of wanting to have something or wishing for something to happend. ❞ - - - - - - - - - - - S U M A R R Y ; - - - - - - - - - - - Ketika sesuatu yang tidak pernah sekalipun kau...