rumah kumuh

7 0 0
                                    

Happy reading. ♥

--o0o--

Ingri wanita yang terbaring lemah hanya menunggu ajal menjemput, tidak ada perawatan dari dokter dalam bentuk apapun di tubuhnya setelah empat bulan yang lalu segala barang yang bernilai uang terjual habis. Ia hanya sesekali mengerang tak berdaya saat merasakan sakit, hanya membuka mata semampunya tanpa dapat bicara.

Celva datang dengan semangkuk kecil bubur di telapak tangannya, hati yang terluka semakin mengeluarkan darah saat melihat Ingri dengan kondisi yang semakin parah. Ia hanya mampu menelan sendiri tangis dan kesedihannya tidak akan pernah ada air mata yang akan tumpah jika berada di dekat malaikatnya ini. Celva duduk dan membersihkan tubuh sang ibu dengan air dan handuk kecil, ini kegiatannya setiap hari setelah pulang sekolah. Sekolah? Lupakan itu!

"Apa kabar wanita cantikku hari ini?" ia mulai berceloteh seperti biasa membersihkan tubuh Ingri seraya bercerita walau tanpa balasan sedikitpun. Hanya kedipan mata yang mampu di berikan Ingri. "Ibu tahu, hari ini sangat banyak ilmu yang Ava dapat. Mengerjakan tugas bersama kelompok Ava, dan bercerita dengan mereka tentang apapun." ia mulai membersihkan lengan dan telapak tangan serta buku-buku jari ibunya.

"Anak laki-laki dengan adiknya Si Pirang, mereka yang Ava ceritakan satu minggu lalu dia sangat baik pada Ava. Tapi beberapa hari ini Si Pirang tidak masuk karena demam, dan hari ini Ava menjenguknya dengan yang lain dia sangat senang." ujarnya masih dengan aktifitas yang sama, sesekali ia menatap wajah Ingri yang tetap sama pucat dan kurus.

"Mereka benar-benar sangat menyayangi Ava, mereka mencintai Ava seperti saudara kandung mereka sendiri." suaranya mulai bergetar menceritakan cerita indah untuk Ingri yang sayangnya hanya kebohongan belaka, kebohongan yang selalu ia lakukan setelah ia masuk ke Earth Junior High School.

Berpura-pura bahagia dengan binaran mata saat menatap bola mata Ingri yang sesekali terbuka. Ia meletakkan handuk kecil di tangannya dan segera berbaring memeluk tubuh tulang Ingri, kembali menangis dalam diam dan kembali menggigit kasar bibir bawahnya agar tak terdengar isakan meratapi dosanya pada Ingri. Dosa kebohongan yang selalu ia ceritakan pada ibunya, ia tidak pernah memperdulikan dosanya akan di ampuni atau tidak. Celva hanya menginginkan ibunya bahagia melihatnya di sisa-sisa hidup.

"Janji padaku Ava, berbahagialah bagaimanapun kondisiku. Ibu yakin teman-temanmu pasti akan sangat baik padamu, mereka tidak akan melakukan hal buruk padamu mereka orang yang berpendidikan." kata-kata terakhir Ingri saat ia masih mampu menyuarakan suaranya berputar kembali di telinga gadis yang di panggil Ava ini, ia harus menepati janjinya pada Ingri untuk berbahagia.

Biarkan kebohongan ini terus berlanjut, ini yang bisa dilakukan agar Ingri merasa tenang tanpa memiliki beban dalam hatinya. Cukup penyakit laknat ini yang menyakiti ibunya ia tidak ingin dirinya ikut menambah penderitaan Ingri, Celva menghapus jejak air matanya ia harus kuat menahan segala bentuk penderitaan untuk malaikat ini. Perlakuan mereka tidak berarti apapun untuknya selagi Ingri selalu menemaninya walaupun dengan kedipan mata atau dada yang naik turun menandakan jika ia masih mampu bernapas.

"Waktunya makan." suara bahagia berusaha ia ciptakan seraya mengambil mangkuk di atas nakas rapuh cokelat itu. Menyendokkan sedikit bubur dan membuka mulut Ingri dengan tangan kirinya, ibunya tidak lagi mampu untuk melakukan apapun walaupun hanya sekedar membuka mulut. Berulang-ulang ia lakukan hingga bubur mangkuk kecil itu tersisa sedikit.

Ketukan pintu terdengar beberapa kali, ia segera berdiri dan menuju pintu entah siapa yang datang di sore hari ke rumah kumuhnya. Gadis berkaus hitam ini berusaha membuka pintu rusak di hadapannya sekuat tenaga hingga ia terbanting ke belakang bersama pintu rusak itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fake LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang