13. Bodoh

3.4K 537 31
                                    

"You taught me how to love
But not how to stop"

.

.

.

"Apa kau yang melakukannya selama ini?"
Tanya Jisoo langsung begitu Bobby datang ke tokonya lagi hari itu.

Bobby tertawa.

"Ah.. aku ketahuan."

"Kenapa?" Tanya Jisoo lagi.

"Hanya untuk menyapamu."

"Tapi untuk apa?" Jisoo masih tak puas dengan jawaban Bobby. Namun lelaki itu malah terlihat cemberut begitu Jisoo bertanya begitu, membuat Jisoo menjadi tidak enak.

"Mm.. maksudku..kenapa kau memberiku bunga padahal kau tau aku seorang penjual bunga?" Jisoo mengalihkan pertanyaannya.

"Memangnya tidak boleh?" Tanya Bobby balik.

"Bukan begitu--"

"Kau pasti tidak pernah menerima bunga karena kau seorang penjual bunga, kan?"

Dan Jisoo terdiam oleh pertanyaan Bobby.

"Bahkan suamimu juga tidak pernah memberimu bunga." Lanjut Bobby, membuat Jisoo merasa tertohok.

Memang benar, ia tidak pernah menerima bunga dari siapapun karena keluarganya telah memiliki toko bunga ini sejak lama. Apalagi dari Taeyong. Hal pertama yang pernah ia berikan adalah hadiah ulang tahun waktu itu. Dan Jisoo tidak pernah berharap lebih.

Ada tiga hal yang paling Jisoo sukai di dunia ini. Bunga, bintang, dan Lee Taeyong.

"Terima kasih atas kiriman bunganya selama ini, tapi sebaiknya kau tidak usah mengirim bunga ke rumahku lagi." Ucap Jisoo, kembali mengalihkan pembicaraan Bobby.

"Baiklah. Tapi aku akan datang menemuimu setiap hari." Jawab Bobby lalu mengedipkan sebelah matanya.

"Sampai jumpa besok, Jisoo." Bobby melambai centil pada Jisoo, meninggalkan perasaan yang tidak nyaman bagi Jisoo.

.

.

Jisoo dan Taeyong mengantar Donghyuk ke bandara. Ia pulang lebih cepat karena merindukan ibunya.

"Terimkasih atas tumpangannya selama ini." Donghyuk membungkuk sopan pada Jisoo dan Taeyong.

"Hati-hati Donghyuk." Jisoo memeluk Donghyuk lalu mengusap kepala adiknya itu. Donghyuk lalu beralih pada Taeyong dan turut memeluk kakak iparnya tersebut.

"Hyung, kau harus waspada." Donghyuk berbisik di telinga Taeyong, membuat Taeyong mengernyitkan dahinya.

"Aku rasa ada seseorang yang akan merebut Jisoo Nunna." Ucapnya lalu terkekeh. Taeyong hendak menoyor kepala anak itu namun Donghyuk terlebih dulu berlari dan melambai kepada mereka.

"Sampai Jumpa, Nunna, Hyung!"

Jisoo balas melambai ke arahnya. Sementara Taeyong masih terlihat mencerna gurauan Donghyuk tadi sambil menatap Jisoo yang sedang sibuk melambaikan tangan sampai punggung Donghyuk menghilang dari pandangannya.

.

.

"Ada apa Taeyong?" Tanya Seulgi pada Taeyong yang sejak tadi hanya mengaduk-aduk kopi di hadapannya. Kira-kira sudah hampir lima belas menit mereka hanya duduk tanpa ada obrolan berarti, bahkan Taeyong belum meneguk setetes kopinya yang kini sudah mulai mendingin.

Paperstar ☆ [Taesoo] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang