none

244 28 4
                                    

Evan mengusap sebuah peti besar di depannya. Ia terdiam, menatap peti itu.

"Masuklah," perintahnya pada Delia yang menunggu di depan.

Delia memasuki rumah kayu yang berada di atas pohon itu dengan hati-hati.

"Apa kau sering datang kemari?" Tanya Delia sambil mengambil tempat disebelah Evan.

"Tidak juga, untuk 5 tahun belakangan," Jawab Evan.

"Kenapa?" Tanya Delia lagi.

"Giana selalu meminta untuk ikut denganku setiap aku ingin kemari, ayahku pun memaksaku untuk mengajak Giana kemari. Tentu saja aku tidak mau, sampai mati pun aku akan menjaga peti ibuku dari para vampire seperti mereka," Jawab Evan seraya meneteskan cairan berwarna merah pekat ke atas peti ibunya.

"Lalu, kenapa kau mengajakku kemari? bukankah aku orang asing? apa kau tidak takut aku berbuat sesuatu yang akan kau sesali nantinya?" Tanya Delia panjang.

Evan terkekeh pelan, "Banyak sekali pertanyaanmu. Tapi, satu-satunya alasanku mengajakmu kemari karena aku mempercayaimu. Maka dari itu, jangan khianati kepercayaanku."

Delia hanya diam, mencoba mencerna perkataan Evan.

"Aku haus, ayo pergi. Kau harus menemaniku mencari minumanku hari ini," Ajak Evan sambil melenggang pergi meninggalkan Delia.

Delia bangkit, mencoba mendahului langkah Evan, "Kenapa aku harus?"

"Agar kau juga dapat berburu, layaknya seorang vampire," Jawab Evan.

"Tapi aku tidak melakukannya, aku tidak minum darah seperti kalian," Jawab Delia.

"Kau seharusnya melakukan itu dari dulu, kau ini seorang vampire kan?" Tanya Evan memastikan.

"Bukan vampire murni, jika kau ingat," Jawab Delia sambil memutar bola matanya.

"Itu berarti, kau tidak bisa menggunakan kekuatan vampire mu, bukan? Kau tidak memiliki energi untuk itu," Ucap Evan.

"Ya, aku juga tidak tahu apa gunanya kekuatan vampire pada diriku. Menurutku, hidup seperti ibuku sudah cukup memuaskan," Ucap Delia.

"DELIA!"

Suara seorang wanita berhasil mengejutkan Evan dan Delia.

"Ibu?" Ucap Delia terkejut melihat wanita yang tidak lain adalah ibunya yang saat ini mentapnya marah.

"Kau pikir apa yang kau lakukan?! Sudah ku katakan berkali-kali setiap harinya, JANGAN PERNAH KELUAR DARI KASTIL APAPUN YANG TERJADI!" Bentak Joanna pada Delia.

"Dia! Dia seorang vampire, Delia! Tidak kah kau ingat apa yang selalu ku katakan tentang mereka, huh?!" Lanjut Joanna.

"Dia memang vampire, tapi dia tak seperti ayah. Mungkin kau hanya belum bisa memaafkan ayah, maka dari itu kau berpikir kalau semua vampire sama saja. Jika dia seperti yang kau katakan, mungkin saja saat ini dan seterusnya kau sudah tak bisa melihatku lagi," Ujar Delia panjang.

"Apa yang kau lakukan pada putriku? Kau yang memengaruhinya, bukan?!" Teriak Joanna pada Evan.

"Evan tidak melakukan apapun padaku, ibu. Dia memperlakukanku dengan baik. Bahkan, lebih baik daripada ibu," Ucap Delia seraya mundur beberapa langkah dari tempat ibunya berada.

Joanna tersenyum pahit, "Oke, kau bisa melakukan apapun dengan vampire itu, tapi mulai sekarang aku bukanlah ibumu! Ingat itu, jangan pernah kembali ke kastil sekalipun vampire itu menyakitimu."

"Kau bisa membawanya pulang, aku tidak membutuhkannya," ucap Evan pada Joanna.






Tbc...

ACHLYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang