fated

66 7 0
                                    

"Bagaimana keadaannya?" tanya Evan pada Hera.

Hera terlihat cemas dengan reaksi Evan setelah mendengar jawabannya.

"Evan, Delia kabur," jawab Hera pelan.

Evan terkejut bukan main, "Apa?!"

---

Kekonyolan apalagi yang telah ku lakukan? Setelah hampir mengubah diriku sendiri menjadi seorang Revenant, sekarang aku justru menyusuri hutan seorang diri.

Delia terus saja mengumpat dalam benaknya.

Srtt... srtt...

Suara riuh dedaunan kering yang bergesekan dengan permukaan tanah membuyarkan lamunan Delia.

Seketika itu juga suara seorang laki-laki sukses membuat Delia mengeluarkan kekuatannya yang sebenarnya sudah sangat melemah.

Tak berapa lama kemudian laki-laki itu keluar dari balik pohon besar dihadapan Delia, "Bertemu lagi, huh?"

Delia mencoba mengingat-ingat siapa laki-laki itu, "Kau-- uhm--- Walter?"

Laki-laki bernama Walter itu tersenyum, "Ingatanmu bagus juga, Delia."

Delia tersenyum, tetapi senyumannya tak mengenai matanya.

"Mencari apa kali ini?" tanya Walter seraya naik ke atas pohon.

"Udara segar," alibi Delia.

"Apa di kerajaan es kurang segar?" tanya Walter terkekeh geli.

"Tidak, sebenarnya hanya bosan terus-terusan berada disana," jawab Delia asal.

Walter tersenyum aneh, "Disana? Dimana maksudmu?"

"Kerajaan es, tentu saja," balas Delia yakin.

"Ternyata, kau pandai berbohong," ujar Walter.

"Apa?" ucap Delia tidak mengerti.

"Kembalilah, Evan tidak akan menyukai hal ini," perintah Walter santai.

Delia cukup terkejut karena Walter mengetahui kebohongan konyolnya itu, "Kau--"

"Aku adik Evan, uhm-- adik tiri. Sewaktu aku datang menemui ayah, aku melihatmu dan Evan," ujar Walter memotong ucapan Delia.

Walter melanjutkan perkataannya, "Aku tidak tahu apa hubunganmu dengannya, tapi ku sarankan kau untuk menjauh darinya. Ia akan menikah dengan Giana, lagi pula ayah tidak akan menyukai jika--"

"Tunggu, jadi kau pikir aku simpanan Evan?" tanya Delia tak percaya.

Walter hanya mengindikkan bahunya.

"Kau bercanda," ujar Delia.

"Maaf, aku hanya menebak," ucap Walter dengan senyuman kikuk.

Delia menggerutu ditempatnya, sementara Walter yang melihat hal itu pun tekekeh sambil menuruni pohon.

"Aku hanya bercanda, kau terlihat seperti gadis baik-baik. Lagi pula, kau pasti sangatlah istimewa untuknya sampai-sampai ia membawamu ke kamar mendiang ibunya. Kau tahu? Dia pernah hampir membunuhku saat aku mencoba masuk kesana," jelas Walter singkat.

Delia menyipitkan matanya, "Istimewa? Aku bahkan baru mengenalnya."

"Entahlah, aku juga tidak mengerti," balas Walter santai.

Tak berapa lama kemudian, kemunculan Evan membuat Delia dan Walter cukup terkejut.

"Walter," panggil Evan dengan suara beratnya.




Tbc...

short but written with all my heart
HAHAHA

see yaa, xx.

ACHLYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang