Bagian 1

127 7 0
                                    

"ARGA!!!!! "

Karin berteriak frustasi, saat melihat ruangan berwarna putih dengan bintik-bintik berwarna merah muda di dinding itu begitu berantakan.

"Arga!!! Balik kesini, setan!!! Beresin kamar Gue!!"

Gadis itu berlari keluar dari kamarnya dan meneriaki Arga. Namun orang yang diteriakinya sama sekali tidak peduli.

Sadar bahwa usahanya tak akan berhasil, Karin kembali kekamar dengan kekecewaan, dan kekesalan terpampang jelas diwajahnya.

"Tuhan, jangan nemuin gue sama Arga hari ini. Kalau nggak tuh anak bakal gue bunuh."

Dengan kesal, Gadis berambut panjang itu merapikan komik-komik yang berserahkan dilantai. Menyusunnya kembali ke tempat semula.

"tadi ada gempa ya? Kenapa kamar lo berantakan kaya gini?"

Sebuah suara dari arah pintu masuk membuat Karin berbalik marah kearah datangnya suara itu._Bagaimana mungkin orang yang menghancurkan kamarnya bertanya demikian?_Tapi begitu dilihatnya siapa yang berdiri disana, raut marahnya, sedetik kemudian berubah menjadi senyum lemah.

"Angga, Bantuin Ririn!!" Karin memasang tampang memelasnya pada kembaran Arga itu.

"Tadikan udah gue beresin. masa baru sejam gue tinggal udah berantakan lagi sih?" dengan malas Rangga bersandar di tiang pintu.

Masih dengan satu buah komik ditangannya, Karin berjalan mendekati Rangga, memegang, dan menarik pelan ujung lengan baju Rangga "Please, Help Me. Hm??"

Rangga menghembuskan nafas panjang saat melihat tingkah Karin saat ini. Mau bagaimanapun dia bersikeras, dia selalu kalah dengan ekspresi Karin saat ini. Tangannya dengan cepat bergerak menuju puncak kepala Gadis itu dan mengacak rambut panjangnya

"Lo Bentar lagi udah lulus SMA, tapi sikap manja lo nggak pernah berubah." Karin tersenyum manis menatap Rangga "Hmmm... kapan lo bisa dewasa?"

"Nanti. Nunggu lo udah punya pacar." Karin terkekeh dan langsung keluar meninggalkan Rangga di kamarnya.

Sikap manisnya hanya bertahan sebentar. Hanya sampai dia bisa memenuhi keinginannya.

***

Rangga Febri, Arga Febrio, dan Karin Febriani. mereka lahir pada tanggal, Bulan dan tahun yang sama. Bukan. Mereka bukan kembar. Hanya Rangga dan Arga yang Kembar. Karin punya orang tua yang berbeda. Mereka bertiga hanya bertetangga. Dan kedua orang tua mereka juga merupakan sahabat sejak SMA.

Semuanya itu Juga bukan kebetulan belaka jika mereka memiliki nama dengan embel-embel Febri. Febri, Febrio, dan Febriani. Buktinya nama Anak laki-laki Tante Miranda, salah satu sahabat orang tua mereka juga ada embel-embel Febri-nya. "Varol Junior Febrianto".

Febri, yang diambil dari kata Februari. Hari berdirinya kelompok orang tua mereka. Benar-benar orang tua yang keren abis pada masanya.

Mereka juga belum bertemu lagi dengan Varol sejak dia dan keluarganya harus pindah. Karena Ayahnya pindah tugas. Mereka tinggal disatu komplek perumahan. Hanya saja, rumah Varol tidak sedekat rumah Karin dan dua kembar itu.

Rangga dan Arga kembar identik. Tapi mereka berbeda.

Rangga lembut, baik, dan Ya, bisa dibilang penyendiri.

Di pojok kelas, ditaman belakang sekolah, di perpustakaan, ditempat-tempat sunyi seperti itulah kamu akan menemukan sosok Rangga dengan buku atau handphone ditangan.

Diam bagai patung disana, kadang tersenyum, kadang, tertawa walu hanya sebentar, kadang terlihat begitu tegang, dia asik dengan dunianya sendiri.

Beda lagi dengan Arga.

Celandine"Aku Terluka Untuk Sembuh"Where stories live. Discover now