Hope

1.1K 188 17
                                    

Beberapa hari yang lalu...

Baekhyun membuka pintu apartemennya dan membiarkan seorang pria jankun memasuki apartemennya. Penampilan Baekhyun masih sangat berantakan karena memang ia tidak terbiasa bangun pagi saat sedang libur. Baekhyun membiarkan tamunya duduk di sofa lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menyegarkan wajahnya.

"Kau tahu kan aku seharusnya masih tidur pada jam sepeti ini?" Chanyeol mengangguk singkat. "Jadi cepat katakan tujuanmu kemari sebelum aku menendangmu keluar!"

"Wendy" Jawab Chanyeol singkat.

"Sudah kubilang Yeol. Ceritakan dulu detailnya, aku bukan peramal. Kau baru saja menghilang selama 5 tahun dan tanpa kabar. Kau berharap aku tahu semuanya? Aku memang sahabatmu, aku ingin membantumu, tapi apa yang bisa aku lakukan jika kau tidak menceritakannya? Bagaimana aku bisa membantu saat aku tidak tahu apa yang harus aku bantu?" Baekhyun mendengus kesal. "Aku tidak memaksamu, tapi jika kau ingin bantuanku setidaknya beritahu aku detailnya"

Baekhyun benar. Chanyeol hanya butuh menceritakannya, setidaknya ia akan merasa lebih lega karena tidak menyimpan rahasia ini seorang diri. Chanyeol mulai menerawang, mencari awal dari semua kejadian yang memporak-porandakan hidupnya.

Chanyeol menggengam erat kemudinya, barometer mobilnya sudah menunjukkan kecepatan 120km/jam. Ia sudah melewati batas wajar, satu kesalahan saja ia akan menabrak. Lalu lintas sedang ramai lancar saat itu, dan yang ada di pikiran Chanyeol hanyalah cepat sampi tujuan. Memeluk Wendy dan menyelesaikan semua kesalapahaman yang ada. Mata Chanyeol mulai memerah. Bulir-bulir air mata siap berjatuhan bebas.

Chanyeol tidak menghiraukan ponselnya yang mulai berdering. Beberapa pesan mulai nampak dari notifikasi yang terpampang di layar. Tidak ia perdulikan, membalas pesan bukan prioritas Chanyeol saat ini. Penunjuk kecepatan mulai memperlihatkan jarum yang terus merangkak naik. Chanyeol sudah benar-benar di luar kendali sekarang.

Dalam sepuluh detik, lampu lalu lintas akan berubah hijau kembali. Mobil Chanyeol masih jauh di belakang, mobil di depannya membuat Chanyeol tidak bisa bergerak bebas. Bila dalam sepuluh detik Chanyeol tidak bisa melalui lampu lalu lintas itu maka ia harus menunggu setidaknya 120 detik lagi, dan itu akan sangat memakan waktu. Mengingat tujuan Chanyeol yang tinggal beberapa meter saja dan ia tidak ingin membuang waktunya lagi, Chanyeolpun memutuskan untuk melewati mobil-mobil di hadapannya secara paksa.

Suara klakson mulai terdengar nyaring di jalanan. Chanyeol tidak perduli, ia harus cepat sampai. Lima detik sudah berlalu, Chanyeol semakin dekat dengan lampu lalu lintas itu. Empat detik. Tiga detik. Dua detik. Dan sial! Chanyeol telat satu detik, namun itu tidak menghentikannya. Mobilnya terus melaju menerobos lampu merah.

Mata Chanyeol berubah buram seketika saat ia melihat lampu sorot dari arah yang berlawanan. Suara klakson juga terdengar makin keras kali ini. Chanyeol panik dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia terus saja mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

BRUK!!!

Beberapa detik kemudian tabrakan terjadi dan kedua mobil tersebut terpental jauh menuju arah yang berlawanan. Mobil Chanyeol mengarah pada trotoar dan membuat 3 lampu penerang jalan jatuh dan hancur. Seorang pejalan kaki juga terkena imbas dari kecelakaan itu. Dari dalam mobil terlihat Chanyeol yang sudah bersimbah darah, matanya terpejam dan semuanya gelap.

"Kira-kira begitu awalnya, dan aku tidak pernah bertemu Wendy lagi setelahnya" Chanyeol menegak segelas air untuk membasahi tenggorokannya yang mulai kering karena bercerita begitu panjang. "Setelah itu aku pergi ke New York untuk menjalani pengobatan. Permintaan eommaku".

Bad Boy Next Door || WenyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang