Hari mulai larut, bintang-bintang mulai nampak bertabutan indah di gelapnya langit malam. Menyisahkan seorang pria yang sedang sibuk dengan dirinya sendiri, Park Chanyeol. Hari ini adalah hari yang indah, namun keindahan itu tak lantas membuat Chanyeol terlena dengan hanya memenuhi benaknya dengan keindahan tersebut. Ia justru membayangkan sesuatu yang jauh berbeda, kecelakaan besar itu.
Mulai penasaran, Chanyeolpun menyalakan komputernya dan langsung masuk ke situs naver untuk memenuhi rasa penasarannya. Kecelakaan 5 tahun lalu itu cukup besar dan tersebar ke media manapun. Chanyeol yakin ia akan dengan mudah menemukan jawabannya. Saat ia menekan tombol enter, mulai muncul beberapa artikel dan Chanyeol memilih artikel yang paling atas.
“Kecelakaan ini disebabkan karena seorang pengemudi yang ugal-ugalan… Satu keluarga dengan 4 anggota dikabarkan kritis kecuali sang kepala keluarga yang bersikeras membawa keluarganya berobat di luar negeri… Seorang pejalan kali mendapatkan luka ringan di kepalanya sementara sang pengemudi itu dikabarkan kritis” Chanyeol mengernyitkan pelipisnya. ‘Tidak salah lagi… semua ini salahku’
***
Wendy terbangun oleh dering ponselnya yang berbunyi sedikit lebih awal ketimbang alaramnya. Mata Wendy terlihat hitam karena kurang tidur, lebih tepatnya ia hanya tidur 3 jam selama tiga hari karena terus memikirkan Chanyeol yang menolak bertemu dengannya, entah mengapa. Padahal mereka baru saja memulai kembali hubungan mereka. Tapi ia terus mencoba berfikiran postif bahwa Chanyeol sendang sibuk dan tidak ingin di ganggu. Tapi tetap saja, absennya Chanyeol membuat Wendy gelisah.
Wendy meraih ponselnya dengan malas. Sebuah pesan singkat, dari Park Chanyeol, melihat nama itupun membuat Wendy bersemangat dan segera duduk dari posisi tidurnya, siap untuk membaca pesan dari kekasihnya itu.
‘212327, itu password apartemenku. Datanglah kapanpun’ Tanpa basa-basi Wendy segera meletakkan ponselnya dan berlari menyambar mantel yang tergantung di belakang pintu kamarnya. Beberapa menit kemudian ia sudah sampai di depan apartemen Chanyeol dan menekan angka-angka yang tadi ia lihat dalam pesan tersebut dan pintu apartemen itupun terbuka.
“Chanyeol-a! Park Chanyeol” Dari pintu depan, apartemen Chanyeol terlihat terang, pertanda sang pemilik sudah mulai beraktifitas. Wendy segera masuk menuju ruang tengah. “Chan-“
“Wendy-ya” Bukan Park Chanyeol, Wendy melihat sebuah keluarga disana. Seorang ayah, ibu, dan kedua anaknya. Mata Wendy mulai berkaca-kaca melihat pemandangan itu, orang-orang itu, orang yang dulunya sangat dekat dengannya namun menghilang dalam kehidupannya selama 5 tahun terakhir. Keluarga Wendy.
“Eo-eomma, appa, eonnie, oppa” Wendy memeluk semua anggota keluarganya satu persatu, tangis haru mengiringi pertemuan keluarga itu. “Apa yang terjadi? Kalian kemana saja? Dimana Chanyeol?” Ucap Wendy di sela tangisannya. Pertanyaan itu juga yang mebuat ayah Wendy berhenti mengusap pucuk kepala putri bungsunya tersebut.
“Wendy-ya sebenarnya Chanyeol…” Dan berikutnya, semua fakta itu mengalir begitu saja dari bibir ayahnya.
***
“Chanyeol bilang dia yang menyebabkan kecelakaan itu. Dia juga bilang dia tidak pantas menjadi kekasihmu setelah menyebabkan semua musibah untuk keluarga kita. Ayah sudah mencoba mencegahnya Wen, tapi Chanyeol tidak mau mendengarkan. Dia pria yang baik Wen, kalau kamu masih mencintai dia tolong kejar dia. Memang benar dia yang menyebabkan kecelakaan itu, tapi dia juga berkorban banyak buat keluarga kita…” Kalimat itu sekali lagi menghantui pikiran Wendy, membuatnya semakin gelisah dan ingin cepat-cepat sampai di bandara.
“Ajussi tolong lebih cepat, saya sedang terburu-buru” Supir taxi itu segera menambah kecepatan mobilnya, namun Wendy masih tetap gelisah. Sedari tadi ia terus menggigiti kukunya sambil menatap kosong ke arah langit. Wendy tidak ingin kejadian 5 tahun itu terulang kembali, mereka sudah terpisah terlalu lama. Dan Wendy tidak ingin berpisah lagi dengan Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Next Door || Wenyeol
FanficTidak ada satupun kejadian yang terjadi di dunia ini adalah sebuah kebetulan. Kejadian itu tersusun rapih satu sama lain, saling melengkapi, dan juga saling mempengaruhi.