Rosè mencuci wajahnya lagi dan lagi, ia masih tidak percaya jika dirinya telah hamil. Ia sudah yakin jika ia selalu menggunakan pengaman saat melakukannya. Tapi kenyataannya ia telah kecolongan.
"Lo kenapa ros?" Tanya Jiho sambil memakan eskrim yang ia ambil di kulkas Rosé. Gadis itu benar benar menganggap rumah Rosè sebagai rumahnya sendiri.
"Gapapa" Rosè berusaha tenang, ia segera mencari rokok kedalam tasnya tapi ia tak menemukan satu batang pun, bahkan dilaci dan di bawah bantal seperti yang biasa ia sembunyikan dari abangnya.
Tapi Rosè tidak menemukannya, Rosé mengacak rambutnya frustasi, ia baru sadar jika ia telah berhenti merokok beberapa hari ini karena perintah Jaehyun.
"Ho"
"Hmm"
"Minta rokok dong"
"Ambil aja di tas tuh" Rosé mengangguk, untungnya ada Jiho yang hidupnya gajauh lebih rusak daripada dirinya.
"Ho" Panggil Rosé setelah menyalakan rokoknya, Jiho cuma menyahuti dengan gumaman kemudian kembali sibuk dengan ponselnya.
Rosè masih berpikir apakah ia harus mengatakan ini pada Jiho atau tidak, namun ia benar benar butuh untuk berbagi masalahnya dengan seseorang.
"Ho.. Gue hamil"
Jiho cuma ngangguk ngangguk aja tanpa mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
"Gue beneran hamil ho, gue gak lagi bercanda" dan barulah Jiho mendongak, masih mencerna kalimat Rosé. Apakah itu serius atau tidak, namun Rosé yang sudah meneteskan airmatanya membuatnya percaya jika itu serius.
"Jadi ini beneran?" Rosé mengangguk sembari tersenyum miris
"Dan itu anak Jaehyun ?" Rosé mengangguk lagi.
"KALO GITU KENAPA LO NGEROKOK ?! GOBLOK !" Jiho merebut rokok ditangan Rosé, tapi gadis itu tidak mengizinkannya dan semakin menjepit rokok yang tinggal separuh itu.
"Sini'in ! Apa'an sih ros, itu gabaik buat janin lo!"
"Gue gapeduli ho! Gue berharap ini bayi gapernah lahir !" Rosé memukuli perutnga yang masih rata itu membuat Jiho geram dan menampar pipinya.
"jangan sinting dong lo jadi cewek !" Jiho mematikan rokok milik Rosé. Sedangkan Rosè memegangi pipinya yang terasa perih.
"Gue gak mau hamil, gue gak mau punya anak. Gue gamau nikah muda" Rosé mengusap airmatanya "lo harus bantuin gue"
"Mau lo nyembah gimanapun ke gue ya ros, gue gak bakalan bantuin lo buat musnahin tuh janin. Gila apa, itu anak lo, Lo ibuknya. lo sama aja bunuh anak lo sendiri." Jiho kemudian mengambil ponselnya "gue bakal bilang ke Jaehyun, dia harus tanggung jawab"
Rosè yang mendengar itu langsung merebut ponsel Jiho "jangan please jangan"
Jiho memandang Rosé dengan muak. Menyadari Jiho yang tidak akan membantunya, Rosè kemudian beralasan
"Gue janji, gue janji bakal bilang sendiri ke Jaehyun"
*
Rosè hanya bisa meringkuk di kamarnya menyesali semuanya, ia frustasi memikirkan cara agar bayi itu tidak akan pernah lahir.
Semua pesan dari Jaehyun tidak ia pedulikan, ia tidak ingin Jaehyun tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Ia bisa meyakinkan Jiho untuk tidak mengatakan hal ini pada siapapun bahkan pada sahabat-sahabatnya sendiri.
Kalo sudah begini, Rosè hanya punya satu orang yang berharap bisa membantunya.
Daniel.
Rosé mengumpat beberapa kali saat ia benar benar tidak punya kontak Daniel.
Dengan nekat, ia menyambangi apartemen milik Daniel sendirian.
Mungkin jika Jaehyun tahu ia menghubungi Daniel lagi, Jaehyun bakalan marah besar. Tapi Rosé bahkan tidak ingin memikirkan Jaehyun sekalipun untuk saat ini. Ia hanya ingin agar janin yang dimilikinya segera hilang.
Rosé menekan bel apartemen itu dengan perasaan campur aduk, ia bahkan tidak memungkiri jika apa yang ia lakukan akan membawanya dalam dosa besar.
Daniel membuka pintunya, laki-laki itu sedikit terkejut mendapati Rosé ada didepannya.
"Rosè?"
"Dan.."
"Masuk"
Jack Danniels dan Malboro disuguhkan Daniel di depannya. Ini biasa bagi keduanya, tapi tidak dalam keadaan Rosé saat ini.
"Tumben banget lo kesini?"
Rosè hanya menunduk dan mencengkram sweaternya.
"Kenapa ros?" Tanya Daniel sekali lagi sambil menuangkan minuman keras itu pada gelas Rosè.
"Gue hamil" Daniel berhenti menuangkan minuman itu dan berlahan menarik gelas itu.
"Siapa ?"
"Jaehyun"
Daniel terkekeh miris, kemudian menatap Rosè "terus tujuan lo kesini?"
"Gue-" Rosè menggigit bawah bibirnya dan memberanikan diri untuk menatap Daniel "Gue mau lo anterin gue aborsi"
Rosè tahu ada sedikit ketegangan di wajah Daniel saat mendengar hal itu. Namun laki-laki itu mengalihkannya dengan menyalakan rokoknya.
"Gue gak tau ros"
Rosé segera berlutut dihadapan Daniel dan menggenggam erat tangannya "please cuma lo yang bisa bantuin gue"
"Gue gak bisa !" Daniel menepisnya "Gue gak pernah tau tempat begituan"
Daniel berbohong, ia hanya tidak mau terlibat dalam masalah ini. Terlebih itu adalah Rosé, gadis yang pernah ia sukai. Daniel tidak mau melihat Rosé membahayakan dirinya sendiri.
"Gue mohon sama lo, gue bakal bayar lo berapapun, gue bakal kasih lo apapun yang lo mau !"
"Ros, lo kira gue miskin? Gue udah punya semuanya" Daniel membuang muka "lagian kenapa lo mau aborsi ? Gue yakin Jaehyun bakal mau tanggung jawab"
Rosé menggeleng cepat "gue gak mau ! Gue gak mau punya bayi, cita cita gue masih panjang, gue juga gak mau jatuhin harga diri Jaehyun dan keluarganya"
Rosé mengusap airmatanya kemudian berdiri mensejajari Daniel.
"Kalo lo mau bantuin gue, setelah semuanya selesai, gue bakal putusin Jaehyun dan jadi milik lo"
Dan pernyataan itu mampu membuat Daniel untuk mau berpikir dua kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADDICTED [ JAEROS ]
De TodoYang cowok ketua remas, yang cewe calo tiket dwp. Gimana tuh ?