"Apa kamu masih mencintai Jack, Alice?" tanya Brandon sambil menatap mata Alicia dengan serius.
"Aaa--apaa??" kata Alicia terkejut mendengar pertanyaan itu.
"Jawab aku, Alice."
Alicia menatap Brandon dalam keheningan. Dia tidak tahu jawaban apa yang bisa dia berikan. Alicia memegang keningnya dan bersandar dengan tangannya, kini dia benar - benar tidak tahu harus menjawab apa.
"Aku--aku tidak punya perasaan apa - apa padanya. Jack hanya aku anggap sebagai teman," jawab Alicia sambil mengalihkan matanya dari mata Brandon.
Alicia setengah berbohong menjawab pertanyaan Brandon tadi. Jujur saja dia sendiri juga tidak tahu bagaimana perasaannya pada Jack. Benarkah perasaan yang dia miliki hanyalah perasaan sebagai teman atau dirinya memang masih memiliki rasa cinta pada Jack. Alicia benar - benar tidak mengerti perasaannya sekarang.
"Kenapa kamu tidak menjawabnya sambil menatap mataku, Al?" tanya Brandon menyadari bahwa Alicia menghindari bertatapan dengannya.
"Untuk bantuanmu tadi di restoran, aku ingin bilang terima kasih padamu," kata Alicia berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Mungkin itu bisa membantuku membatalkan pertunanganku," sambung Alicia sambil tersenyum.
"Kamu menghindari pertanyaanku, Alice," kata Brandon sambil tersenyum sinis.
"Ada satu hal lagi yang belum kamu ketahui, Alice."
"Apa itu, Brandon?"
"Di restoran tadi, aku tidak melakukannya untuk menolongmu, Alice," ucap Brandon jujur.
"Hmm.. Lalu?" tanya Alicia sambil mengernyitkan keningnya.
"Aku melakukannya karena aku memang tidak setuju dengan ide pertunangan itu. Dan masalah aku bilang kalau aku ini pacarmu itu tidak sepenuhnya bohong," jawab Brandon.
"Tidak sepenuhnya bohong? Maksudnya?"
Brandon berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati Alicia. "Ya, aku tidak sepenuhnya berbohong Alice." Brandon menunduk dan mendekatkan wajahnya ke wajah Alicia. "Mungkin sekarang aku memang bukan pacarmu, tapi aku akan membuatmu benar - benar menjadi pacarku, Alice," kata Brandon percaya diri sambil tersenyum.
"Dan aku akan membuatmu benar - benar hanya akan melihatku, Alice," kata Brandon.
Alicia hanya diam termenung di kursinya mendengar semua perkataan Brandon tadi. Dan dia yakin wajahnya sekarang pasti memerah karena Brandon berbicara dengan jarak sedekat itu dari wajahnya.
"Aku pergi dulu, Al. Akan kutelepon nanti malam. Pastikan kamu mengangkat teleponku," kata Brandon menjauhkan wajahnya lalu mengacak - acak rambut Alicia dengan lembut.
"Hati - hati pulangnya," pesan Brandon lalu dia menundukkan kepalanya dan mengecup kening Alicia lembut.
Brandon lalu keluar dari ruang latihan dan meninggalkan Alicia yang masih duduk terdiam di dalam ruangan.
'Aku rasa aku pasti sudah gila melakukan hal tadi,' kata Brandon dalam hati begitu menutup pintu ruang latihan.
Alicia masih terdiam di kursinya dan berpikir tentang semua kejadian tadi. Brandon menciumnya dan kenapa jantung ini jadi berdebar - debar, Alicia tampaknya perlu segera pulang dan mandi air dingin untuk menyadarkan otaknya.
'Ini sudah gila,' ucap Alicia lemas dalam hati.
****
"Kamu sudah pulang, Alice?" tanya Joshua begitu mendengar suara pintu terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Music Of Love #Wattys2018
Romanzi rosa / ChickLitHighest Rank : #096 dalam ChickLit (07/08/17) #150 dalam ChickLit (22/07/17) #174 dalam ChickLit (05/11/17) Don't copy my story!! ❌ Please give vote if you like this story (。・ω・。)ノ♡ Happy reading, readers (。・ω・。)ノ♡ Copyright © 2017 by MariN