Duapuluh

13.2K 1.8K 1.6K
                                    

Park-Ahn

"Aku gak bisa, lagi sibuk... Gak bisa."

Woojin memperhatikan Hyungseob yang sibuk membenarkan selimutnya, memastikan tubuh Woojin terbalut dengan benar, supaya hangat.

Sambil menelpon, Hyungseob mengecilkan suhu AC kemudian mengecek temperature kamar.

"... Aku gak kangen."

Hyungseob menyalakan lampu disebelah tempat tidur, lalu mematikan lampu kamar. Kemudian membuka pintu kamar untuk menengok keruang tamu, memperhatikan anak-anak yang tertidur disana. Lalu menutupnya pelan.

"... Yasudah tunggu."

TIT.

Hyungseob menjauhkan hapenya dari telinga, memandang layarnya sebentar lalu memasukkan ke saku jaketnya. Jaket Woojin sebenarnya.

Woojin yang duduk bersandar diatas kasur akhirnya buka suara, "Mau kemana?"

"Badan kamu masih panas? Obatnya udah diminum kan? AC nya terlalu dingin gak?" bukannya menjawab, Hyungseob malah meletakkan telapak tangannya di dahi Woojin, lalu membandingkan dengan dahinya.

"Udah turun kok panasnya," Hyungseob bernafas lega kemudian tersenyum, "Ayok tidur aja. Anak-anak juga udah tidur." Kemudian ia merebahkan Woojin dan menarik selimutnya hingga ke leher.

"Aku pergi dulu." Ia mengusap tangan Woojin pelan lalu berbalik.

GREP.

Woojin menggenggam tangan Hyungseob. Woojin belum cukup kuat untuk menahannya pergi.

Bukan.

Tapi lebih ke belum cukup berhak.

"Mau kemana?" Woojin mengulangi pertanyaannya.

"Minho hyung datang ke Seoul malam ini. Ngajak ketemu." Jawab Hyungseob akhirnya.

"..."

Woojin bingung. Ia tak suka Hyungseob masih berhubungan dengan mantannya itu. Woojin bahkan sekarang tak tau Hyungseob punya pacar atau tidak.

"Disini saja..."

"... Jin?"

"... jangan pergi."

Hyungseob terdiam. Bisa ia rasakan Woojin mengelus tangannya.

"Ah, tidak-" Woojin tersadar dari perkataannya tadi, "-kau, bisa pergi jika mau. Jangan pulang terlalu malam. Hati-hati."

Hyungseob melepaskan tangannya perlahan lalu pergi kearah pintu.

Woojin bisa apa?

Bisa kok, bisa memandang punggung Hyungseob yang menjauh.

CKLEK.

Hyungseob mengunci pintu kamar lalu melepas jaketnya dan berjalan kearah ransel nya di atas meja. Ia mengambil piyama yang ia bawa lalu mengganti pakaiannya. Sambil mengetik pesan untuk Minho.

"Seob?"

"Hm?"

Hyungseob kembali tersenyum manis lalu ikut merebahkan dirinya disamping Woojin.

"Gak jadi pergi?"

Hyungseob menggeleng, tangannya bergerak mengelus rambut Woojin pelan.

"Enggak, kan kamu minta aku jangan pergi."

"..."

"Utututu, sini bayi besarku!" Hyungseob menarik Woojin kedalam pelukannya.

Woojin terkekeh kecil, kemudian menyamankan kepalanya didada Hyungseob lalu memeluk pinggangnya. Hyungseob juga memposisikan dirinya sedikit lebih tinggi dari Woojin, merengkuhnya semakin erat dan menarik selimut untuk keduanya.

Hello Baby! [Produce 101 S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang