Satu

39.1K 3.8K 1.9K
                                    

"Bapak heran dengan kalian."

Hening.

Tidak satu pun dari mereka ber enam yang berani memandang balik Pak Dongho, dekan kampus mereka.

Enam orang itu kini sedang berada di ruangan Pak Dongho berkat laporan dari mahasiswa dan dosen yang bermacam-macam.

"Harusnya kalian sadar, kalian sudah besar. Kau-" tunjuk pak Dongho pada pemuda dengan rambut pink nyentrik, "-dan kau-" pak Dongho melanjutkan jarinya kearah orang disebelahnya, "kalian sudah semester 4, sadar lah sedikit."

Kang Daniel, si pemuda rambut pink tersebut hanya menunduk tidak berani. Orang disebelahnya, Ong Seongwoo juga melakukan hal yang sama.

"Sisanya, kalian itu baru semester 2. Perjalanan masih panjang. Tanggung jawab orang tua kalian masih berat." Lanjut Pak Dongho.

Empat orang sisanya, Zhu Zheng Ting, Kim Samuel, Ahn Hyungseob, dan Park Jihoon tersentak kaget.

"Tapi tenang saja, saya sudah mempunyai hukuman yang amat cocok untuk kalian."

Jangankan Pak Dongho, mereka ber enam juga sebenarnya syok. Biasanya mereka hanya diberikan surat teguran. Karena mereka ber enam termasuk anak terpandang dikampus ini. Orang tua mereka ada yang menjadi pemegang saham terbesar, pencetus kampus ini, bahkan ada yang menjadi dosen disini. Tapi kali ini, mereka di panggil keruangan Pak Dongho bahkan sudah menyiapkan hukumannya segala.

"Bapak rasa hukuman ini cocok untuk kalian. Agar kalian tau perjuangan orang tua kalian dulu."

Ke enam mahasiswa tersebut gelisah, memikirkan segala kemungkinan hukuman yang akan diberikan.

"Sekarang, kalian kembali kekamar masing-masing. Nanti sore kembali kesini dan akan saya beritahu hukumannya. Sekarang bubar."

"Baik pak." Jawab mereka serempak, menunduk sopan, kemudian bersiap untuk keluar ruangan.

Belum ada selangkah, pak Dongho melanjutkan omongannya, "Oh iya, bawa teman sekamar kalian juga."

Mahasiswa yang siap mendapatkan hukuman tersebut mengerenyit bingung.

Untuk apa teman sekamar kami?

🐣🐣🐣

Keluarga Lai

"Masih jauh?" Sihyun membenarkan posisi duduk Guanlin yang ada dipangkuannya.

"Sebentar lagi, kau sudah hubungi Dongho?" Yongguk memberhentikan mobilnya perlahan karena lampu sedang merah.

"Sudah kok." Jawab Sihyun yang kini merapikan rambut Guanlin. Sang anak lebih memilih fokus pada 2 robot yang ada ditangannya kini. Sambil menabrak-nabrakkanya.

"Guanlin~" Yongguk memanggil anaknya manja.

"Hm." Jawab bayi kecil itu seadanya, tanpa menoleh kearah sang ayah.

"Ih jutek nya sama ayah."

Anak yang bermata besar -turunan dari Sihyun- hanya memicingkan matanya kemudian beralih memeluk Sihyun erat. Sihyun hanya tertawa melihat pemandangan antara ayah dan anak yang tidak akur ini.

"Ish, kenapa dia jutek sekali sih padaku." Yongguk menjalankan mobilnya lagi sambil cemberut.

"Mirip sekali seperti kau dulu, tiba-tiba jutek-" Jawab Sihyun terkekeh, "-kemudian tiba-tiba memelukku."

Yongguk hanya tersenyum malu, mengingat masa kencan mereka dulu. Dimana hanya Sihyun yang bisa membuat Yongguk sang hidden jewel jatuh cinta.

Jika ia sedang tidak membawa mobil, pasti ia sudah mencubit pipi Sihyun dan Guanlin kesayangannya itu.

Hello Baby! [Produce 101 S2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang