Tiga Puluh Lima

4.3K 225 9
                                    

Braak...

Frans terserempet hingga terlempar beberapa meter dari tempatnya menunggu.

Pengendara itu tersenyum dan dengan bangganya mengegas-ngegas dan pergi dari tempat itu.

Frans menggeliat kesakitan. Dia mencengkram rumput yang ada disampingnya.

Dia merasakan sakit yang sangat menyengat, seakan meremas tubuhnya.

"Aku harus kuat. Harus." ucapnya sambil berusaha berdiri.

"Aaaaaaa." teriaknya.

Kakinya rasanya seperti patah,' Tuhan aku harap aku tak akan berakhir seperti ini. Aku harus menyelamatkan Tisya. Karena dia hanya dia lah yang aku punya. Aku tak ingin kehilangan seseorang lagi.'

Frans merangkak ke arah sebuah pohon dan berusaha berpegangan sekuat mungkin. Dengan perlahan dia mengangkat badannya.

"Aaargght." erangan kesakitan selalu keluar dari bibirnya.

Dia berusaha untuk menjadi pria yang lemah. Cukup beberapa tahun yang lalu dia tak bisa menyelamatkan ibunya. Sekarang dia tak ingin mengulangi kesalahan yang sama meskipun harus mengorbankan dirinya sendiri.

Dia tahu semua kekacauan ini dia lah penyebabnya. Andai saja dia tak membantu papanya , andai saja dia tidak masuk ke perusahaan Zet, andai saja dia tidak menyamar bekerja di club, dia tidak akan bertemu dengan Tisya.

Tapi sekarang bukan waktunya untuk menyesali itu semua. Sekarang waktu untuk memperbaiki semua kesalahan yang telah dia perbuat.

Dia mulai berjalan di trotoar, meskipun melangkah dengan tertatih-tatih dia harus kuat. Karena baginya lelaki pantang menjadi lemah.

Dia berjalan sambil memperhatikan gps yang dishare oleh Adrian.

Tin tin..

Frans menoleh ternyata mobil anak buahnya telah datang.

Dia dibantu oleh beberapa bodyguardnya masuk kedalam kursi penumpang.

Dengan cepat dia memberitahukan lokasi yang ingin dia tujuh.

"Pak, apa tidak sebaiknya kita obati luka bapak dulu?"tanya seseorang berpakaian serba hitam di depannya.

"Tidak, aku baik-baik saja."

"Tapi pak"

"Cepat... Kalau terjadi sesuatu dengannya kalian akan menyesali hidup di dunia ini."

Mereka pun bergidik ngeri. Baru kemarin mereka di ancam oleh pak Warko, sekarang oleh anaknya.

Kadang mereka menyesali telah bekerja dengan keluarga bermasalah ini.

20 menit pun berlalu,

Frans mengerutkan dahinya, tempat ini begitu asing, dan jauh dari pemukiman warga.

Sebenarnya di bawah oleh siapa Tisya. Dan mengapa ?

Frans tersenyum kecil, dia sampai pada tujuannya,di sebuah hutan kecil.

Letisya (Completed 7)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang