Delapan

4.9K 262 6
                                    

Kegagalan adalah awal keberhasilan.

Ya itu moto Tisya hari ini.

Maju terus pantang mundur.

Gadis itu membereskan buku-buku nya dengan cepat kedalam tas. Tanpa membuang waktu setelah memberikan salam pada guru dia langsung keluar dari kelas tanpa repot-repot menunggu guru meninggalkan kelas terlebih dahulu.

Dia berencana untuk masuk ke kantor papanya dan meminta maaf ke Lee atas perbuatan kekanak-kanakannya kemarin.

Tisya membulatkan tekatnya sambil menaiki taksi yang sudah dia pesan.

"Oppa aku minta maaf." ucapnya dalam taksi.

"Ah gak jangan gitu. Oppa maaf aku kemarin sudah kekanak-kanakan." ucapnya sambil tangannya terulur.

"Aaah..  Jangan gitu." pak supir yang melihat dari kaca hanya menahan senyumnya.

"Mau minta maaf ke kakeknya neng?" tanya supir itu.

"Hadeh pak. Oppa bukan opa."

"Oppa? Oh yang lee min ho itu ya neng "

"Cie bapak tahu orang ganteng."

"Iya dong mbak kesukaan anak saya itu. Kalau dirumah itu ya pulang sekolah nonton drama korea terus sampai saya gak bisa nonton bola."

"Lah bapak aneh. Bola kok ditonton. Bola itu dimainin pak."

"Hehe pertandingan sepak bola maksudnya neng."

"Eh pak. Cowok itu suka dibawain apa sih?"

"Kalau eneng niatnya minta maaf. Gak usah bawa apa-apa neng. Cuman ucapan tulus dari hati eneng aja udah buat cowok seneng."

"Gitu ya pak. Tapi aah.. Gengsi banget pak minta maaf ."

"Buat apa gengsi neng. Gengsi gak akan buat kita bahagia."

'Bener juga ucapan bapak ini.' batin Tisya.

Tak terasa mereka sampai di depan kantor papa Tisya.

Tisya membayar ongkos taksi itu.

"Semoga beruntung ya neng." ucap pak supir.

"Iya pak makasih ya pak." jawab Tisya.

Tisya menatap gedung tinggi yang menjulang di depannya.

Sambil meremas tali ranselnya gadis itu menghirup nafas dalam-dalam.

"Semangat Tisya. Tisya fighting." ucapnya sambil mengepalkan tangannya di samping.

Gadis remaja itu berjalan sambik membenarkan rambut yang sebahu. Tanpa memperdulikan pandangan aneh orang lain.

Bagaimana tidak aneh, dia satu-satunya gadis di lobby sebuah perusahaab besar yang memakai seragam sekolah.

Bagaimana tidak aneh, dia satu-satunya gadis di lobby sebuah perusahaab besar yang memakai seragam sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Letisya (Completed 7)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang