Lima

4.8K 298 2
                                    


Braaak...

Suara tempat sampah jatuh itu membuat Tisya menoleh.

"Apa-apaan kalian....aaaaaaa... Oppa tolong."
Teriak Tisya sambil menggoyang-goyangkan kakinya.

Badannya yang mungil melayang karena diangkat oleh seorang cowok.

Tisya berteriak-teriak minta tolong. Tapi sayangnya suaranya kalah dengan suara dentuman musik dj.

Dibawa nya ke arah ruangan vvip yang hanya beberapa orang tertentu saja yang bisa masuk kedalam tempat itu.

"Tenang aja. Gak usah takut kita ini bukan orang jahat." ucap Raka sambil membuka sebuah botol.

"Cuman,gue gak suka penolakan."

Mendengar itu kedua teman Raka memegangi tangan dan mulut Tisya agar terbuka.

Beberapa tetes minuman itu masuk kedalam mulut Tisya. Tisya meneguknya sambil terbatuk-batuk.

"Huuek pait. Bauk... Ini pipis kuda ya."ucapnya dengan nada polos.

Mereka bertiga tertawa.  Seperti nya mereka akan mempunyai hiburan yang lucu malam ini.

"Lagi ya cantik buka mulutnya aaa." ucap Raka. Tapi Tisya menutup rapat mulutnya sambil menggeleng-gelengkan wajahnya.

"Jangan geleng-geleng dong. Susah masuknya."

Brraaak...

Terdengar suara dobrakan pintu.  Semuanya menoleh.

"Oppa..."teriak Tisya.

Ketika menyadari ke tiga cowok itu lengah, gadis itu menggigit kedua tangan teman Raka dan menendang Raka hingga jatuh.

"Oppa ayo lari." ucao Tisya sambil menarik tangan Lee.

Lee bingung , dia ditelepon oleh teman bartendernya untuk menyelamatkan Tisya. Tapi kenyataanya sekarang. Siapa yang menyelamatkan siapa.

Tisya terus saja berlari sambil menggandeng Lee.

Raka dan teman-temannya itu tak mau tinggal diam dan berlari mengikuti mereka berdua.

Lee menoleh dan raka dkk sudah semakin dekat.

Lee menarik Tisya ke bepakang sebuah tembok dan menutupi tubuh Tisya dengan tubuhnya yang lebih tinggi.

Badan Tisya terhimpit diantara tembok dan
Tubuh Lee. Cowok tinggi 187 cm itu menoleh untuk memastikan keadaan.

Deg deg deg...

Detakan jatung Tisya. Gadis yang tingginya hanya 154 cm itu medongak keatas untuk menatap wajah Lee.

Dia tak pernah sedekat ini dengan seorang cowok selain kakaknya, Adrian.

"Sepertinya mereka sudah pergi." ucap Lee sambil menunduk ke bawah.

Kedua mata mereka saling bertemu. Wajah mereka sangat dekat.

Wajah Tisya memerah. Dia menggerak-gerakan sedikit kakinya. Dia sangat gugup.

Cup...

Satu kecupan di pipi Lee.

"Makasih ya Kak, udah selamatin aku." ucapnya sambil berlari keluar dari club.

Lee termenung sendirian. Apa baru saja dia dicium anak kecil?


Tbc

Letisya (Completed 7)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang