2

21 2 0
                                    

Rumi berjalan santai di sepanjang koridor, ia mengetatkan jaket karena angin yang semakin berhembus.

Karena terbiasa di Jakarta dengan suhu yang panas dia merasa kedinginan dengan suhu Bandung yang terasa dingin untuknya, ditambah cuaca tahunan yang menghembuskan angin lebih kuat dibanding biasanya sehingga Rumi merasa ingin mendouble jaketnya.

Rumi ingin bertanya pada salah satu siswa letak ruang kepala sekolah, ia lalu menghampiri tiga orang siswi yang sedang asyik ngobrol di depan kelas,

" Ma'af kak mau nanya, ruang kepala sekolahnya di mana ya ?" tanya Rumi

Ketiga gadis itu melirik Rumi dari atas hingga bawah, penampilannya memang sama dengan mereka seragam SMA panjang juga dengan kerudung putih sebatas dada, tapi roknya saja yang beda kalau mereka memakai rok kotak biru khas MA Al- Ihsan, sementara Rumi rok abu polos khas SMA biasa.

" Kamu anak baru ?" tanya salah seorang siswi itu

" ya Kak, " jawab Rumi

" ihh kamu meni geulis pisaan, jiga artis nu maen film itu,eehh apa? Surga yang tak dirindukan tahh eta,,, saha eta teh?" ( kamu cantik sekali, kaya artis yang main film itu )

seru salah seorang siswi yang wajahnya bulat dan tubuh gembul kepada kedua temannya dengan logat khas orang sunda. Untung Rumi agak tahu bahasa sunda walau sedikit, jadi Rumi paham yang dibicarakan siswi ini

" siapa ? Ahh ya, yang jadi Meyrose? Raline Shah,,,,, ya, kamu mirip Raline Sah !!"" jawab temannya yang satu lagi, yang tubuhnya lebih kecil dibanding temannya yang lain

Rumi hanya mesem, malu sendiri dibilang mirif artis. Dia agak risih jika di sama- samakan dengan orang lain, untung ini disamainnya sama artis. Keluhnya dalam hati

" tapi ini lebih anggun ya, lebih cantik karena pakai hijab, " seru si badan kurus melanjutkan

" ma'af kak, saya harus ke ruang kepala sekolah. Dimana ya ?" potong Rumi, sebelum obrolan mereka terus membahas artis itu, takut malah keasyikan ngobrol .

" oh, ruang kepsek? Hayu atuh ditunjukin, ikut abi ny " jawab yang berbadan gembul sambil berdiri dan mengajak Rumi mengikutinya

" kamu pindahan timana?" tanyanya

" aku pindahan dari Jakarta Kak " jawab Rumi sambil tersenyum,,,

"ihh asli, kamu beneran mirif Raline Shah,,,, iri dehh aku pengen punya wajah mirip artis kaya kamu..." ungkapnya sambil mengerucutkan bibirnya " eh ya, nama aku Mila. Kamu siapa ? Kenapa pindah dari Jakarta ?" tanya Mila antusias

" nama aku Rumi " jawab Rumi seraya menjulurkan tangan kanannya mengajak bersalaman " aku pindah, karena Ayah pindah tugas ke sini ."

Mila menyambut uluran tangan Rumi " kamu baik juga ya, boleh kan kalau mulai sekarang kita temenan ," tawar Mila memamerkan senyum terbaiknya

" boleh dong, terima kasih udah mau nerima aku. Kamu adalah teman pertama aku di sini." jelas Rumi

" wah? Beneran ? Beruntung dong aku punya teman baru. Eh, kamu kelas berapa?" seru Mila dengan semangat

"aku baru kelas satu SMA. "

" hah? Beneran ? Kita satu angkatan dong. " Mila melirik Rumi dari bawah ke atas " Tapi badan kamu tinggi ya, kaya yang udah kelas dua atau kelas tiga "

Bukan cuma tinggi, tapi banyak akal fikir Rumi geli, dia teringat salah satu iklan susu pertumbuhan untuk anak- anak.

"Ehh itu ruang kepseknya, mau ditemani sekalian?" tawar Mila

Nada CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang