Bab 30 This time!

8.8K 1.1K 43
                                    

Sirius menghembuskan nafas lega

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sirius menghembuskan nafas lega. Baru kali ini, detik ini dia merasa lepas dan bebas. Bebannya selama ini tiba-tiba terlepas begitu saja.

Setelah mengatakan pilihannya semuanya terasa begitu mudah. Bintang pun hanya tersenyum tipis saat mendengar pengakuannya. Dia memang mencintai Bintang.

Seperti pagi ini, wanita itu terlihat sangat manis. Rambutnya di kepang dua dan wajahnya terlihat polos seperti remaja masih sekolah.

Hari ini Minggu, dan Sirius kembali merasa lega karena dia akan berada di rumah seharian. Dia tidak peduli dengan ponsel yang sudah di rusaknya semalam. Yang ada dia hanya ingin bersama Bintang.

Pikiran tentang Keysha sempat terbersit sebentar, tapi kemudian di enyahkannya. Besok
Jika semua sudah siap, dia akan mengatakan itu kepada Keysha.

Dia akan meninggalkan Keysha. Tapi dia juga tidak bisa begitu saja pergi meninggalkan mantan kekasihnya itu. Dia merasa bertanggung jawab. Dan sudah menyiapkan semuanya.

Biaya perawatan Keysha sampai nanti, fasilitas untuk membuat nyaman Keysha juga sudah di siapkan nya. Semuanya. Semoga wanita itu mau menerima keputusannya kali ini.

"Bin, kamu ada niat mau kemana gitu?"

Sirius meletakkan koran pagi ke atas meja saat melihat Bintang duduk di depannya. Mereka sedang berada di ruang keluarga saat ini.

Bintang meletakkan piring ke atas meja. Lalu mengupas apel merah yang sedang di pegangnya.

"Kemana maksudnya?"

Bintang kini .menatapnya sebentar tapi kemudian fokus lagi dengan apelnya.

Sirius bersedekap dan kini menatap Bintang.

"Ehm kita ke villa puncak saja yuk."

Bintang mengernyitkan keningnya. Lalu menggeleng.

"Aku gak kuat dingin. Alergi sama hawa dingin."

Jawaban Bintang membuat Sirius mengernyit. Tapi kemudian mengangguk.

"Ya udah main ke pantai Anyer aja yuk. Aku pingin main air."

Bintang kembali menggeleng.
"Malas ah. Lagi gak mau kena angin pantai."

Sirius kembali menghela nafasnya. Kenapa Bintang sangat sulit di ajak pergi keluar.

"Aaaaa..." Bintang menyuapkan apel ke dalam mulutnya. Hal itu membuat Sirius tersenyum saat menerima suapan itu.

"Ehhmmm..
Bagaimana kalau kita pergi ke..."

Tapi Bintang tiba-tiba sudah menepuk tangannya.

"Ke rumah kacanya Kak Marsha aja. Dia punya rumah kaca yang di penuhi tanaman bunga cantik-cantik"

Sirius langsung memberengut, kenapa pria itu lagi yang di sebut Bintang?

"Aku enggak suka bunga."

H@NY@ S@TU BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang