cuplikan novel versi cetak

5.6K 385 5
                                    

“Pa Rio memang bersalah. Hukum Rio kalau itu membuat papa bisa memaafkan Rio. Tapi satu yang pasti, Rio tidak bisa meninggalkan Bintang. Rio mencintai Bintang pa.”

Ada helaan nafas setelah mendengar pernyataan Rio itu. Bahkan kakaknya, Bulan kini merangkul bahu Bintang dengan mesra.

“Bin, ah aku terharu. Rio sangat gentleman ya.”Bisikan Bulan di telinganya membuat Bintang mengangguk. Hatinya tersentuh dengan tekad Rio yang begitu bulat itu.

“Apapun boleh aku berikan kepadamu sebagai hukuman?”
Kali ini Rio mengangguk dengan mantap mendengar ucapan sang papa.

“Baiklah. Aku akan menghukummu. Kamu tidak boleh berada di rumahku lagi. Kamu harus segera pergi dari sini.”

Ketegangan langsung terasa di antara semua orang yang ikut menyaksikan. Bahkan kini Bintang sudah akan melangkah mendekati sang papa. Ini terlalu berlebihan untuknya.

“Mas.” Suara mamanya yang lembut membuat Bintang kini menatap sang mama memohon bantuan. Mamanya itu mengangguk dan kini mendekati sang papa.

“Aku tidak mau kamu berada di sini Rio. Bukankah kamu sudah mendengar dengan jelas.”

“Pa, tapi Rio mencintai Bintang. Rio tidak mau bercerai dengan Bintang. Rio mohon pa.”
Hati Bintang mencelus melihat permohonan Rio itu. Rio tampak sangat frsutasi. Kali ini bahkan bersimpuh dengan dengan wajah yang sudah di tundukkan di depan kaki papanya.

“Mas.” Kembali mamanya ikut merajuk. Dan Bintang melihat sang papa kini menatapnya sejenak.

“Bin, bolehkan papa usir pria ini?”
Bintang langsung menggelengkan kepalanya.

“Pa Bintang juga mencintai Rio, jadi maafkanlah Rio.”
Dan papa Langit kini menganggukkan kepalanya.
“Baiklah. Kamu juga pergi dari rumah ini!”

“Pa itu kejam”

“Pa jangan begitu.”

“Mas ngomong apa sih?”

Bintang hanya menganggukan kepalanya. Dia mendengar semua kakaknya ikut protes bahkan mamanya juga kini mendekati Papa Langit untuk memohon.

“Baik pa. Bintang dan Rio akan pergi.” Bintang melangkah mendekati Rio dan kini mengulurkan tangan untuk membuat Rio beranjak. Pria itu menatapna dengan sedih. Tapi akhirnya berdiri dan kini menggenggam jemari Bintang dengan erat.

“Maafkan Rio pa.” Rio kini memberi hormat kepada sang papa. Bintang juga ikut membungkuk di depan sang papa.

Ini cuplikan versi novel cetak ya.

Sekali lagi alur berbeda dengan yang ada di sini..

Dan yang di wattpad tetep author lanjut sampai tamat Gak usah khawatir Ok Ok..

Yang mau versi cetak buruan merapat ya..

Persediaan terbatas...

H@NY@ S@TU BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang