Bab 35 Quality time!

9.2K 1K 19
                                    

"Aku kangen sama kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku kangen sama kamu."

Bintang tersenyum mendengar ucapan Rio. Dia kini sedang membersihkan darah yang sudah mengering di sudut bibir pria itu. 
Sebenarnya dia tidak tega melihat Rio tadi di pukul oleh Irgi dan Adrian. Tapi mau bagaimana lagi, dia tetap menghormati keputusan sang papa.

Lagipula memang itu konsekuensi yang harus diterima Rio. Bagaimanapun juga pria itu tetap bersalah kepadanya. Terlepas dari dia sudah memaafkan dan mencintai suaminya itu.

Tapi keadilan memang harus di wujudkan. Sisi hatinya yang lain menerima perlakuan itu.

"Dalam keadaan bonyok kayak gini kamu masih bisa ngegombal." Bintang kini mengusap sudut bibir Rio yang sedikit sobek karena hantaman tangan kakaknya itu.

"Itu kekuatanku untuk tetap bisa membuka mataku...awwwhh.."
Rio merintih saat tangannya menekan terlalu keras.

"Maaf." Bintang kini menatap Rio yang tengah berusaha untuk menegakkan tubuhnya.

"Sakit ya?"

Bintang melihat Rio kini mencoba tersenyum.

"Enggak. Aku gak jadi sakit karena senang mendengarmu mengkhawatirkanku."

Bintang menekan tangannya ke luka Rio makin keras.

"Aduuuuhhh. Kok di tekan sih?"

Rio kali ini mengaduh lagi membuat Bintang mengangkat tangannya dan kini menjauh dari Rio.

"Biar gak gombal lagi. Udah. Besok selama di rumah sendiri bisa kan masak nasi sendiri? Masih ada daging yang udah aku kasih bumbu di dalam freezer tinggal di kasih microwave aja. Terus ada telur juga kalau mau goreng. Persediaan sayuran juga masih banyak kalau mau buat salad."

Bintang menatap Rio yang kini malah hanya diam saja dan tidak bereaksi mendengar ucapannya.

"Kamu mau apa lagi? Kalau mau cuci baju di bawa ke laundry aja yang ada di dekat kompleks di situ paling murah tapi paling bersih. Wangi lagi."

"Kamu benar-benar sudah mempersiapkan semuanya?"

"Huh?"

Bintang tidak mengerti apa arti pertanyaan Rio. Dia kini memberesi obat dan kapas yang di buat untuk mengobati luka Rio.

"Kenapa kamu tetap tenang dan sepertinya kamu tahu kalau papamu akan memisahkan kita? Kenapa kamu tidak menangis saat melihatku begini?"

Bintang tentu saja terkejut mendengar ucapan Rio. Dia kini meletakkan wadah tempat obat-obatan itu ke atas meja. Lalu bersedekap dan menatap Rio.

"Sirius Demetrio. Jangan berlebihan. Ini hanya masa yang harus kita lalui. Aku bukan wanita yang dengan mudah menitikkan air mata hanya karena masalah yang masih bisa di jalani dengan pikiran tenang. Aku bukan artis sinetron yang harus menangis histeris saat papaku memisahkan ku dengan suami. Dan juga tidak terlalu mendramatisir saat kakakku memukulmu karena mereka melakukan itu untuk melindungi ku. Jadi berpikirlah realistis. Terima apa yang menjadi ketentuan papa. Aku rasa kamu bisa menerima ini dengan lapang dada. Tidak usah hiperbolis."

H@NY@ S@TU BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang