Chapter 1

2.4K 170 9
                                    

Berantakan. Satu kata yang dapat mendeskripsikan ruangan ini. Barang-barang bertebahan dilantai dengan bentuk yang sudah tak utuh lagi. Hancur.

"Kumohon dengarkan penjelasanku... Jebal" ujarnya sambil memeluk kaki jenjang laki-laki yang ada dihadapannya.

"Apa? Sudah jelas bagiku. Kau itu monster" ia mengayunkan kakinya dengan kasar berusaha melepaskan genggaman tangan wanitanya yang memeluk kakinya. Karena tenaganya yang lebih besar dari sang wanita, akhirnya wanita itu jatuh tersungkur di lantai.

"Pergi! Aku tidak mau melihatmu! Enyahlah! Bawa yoona" ia kembali memporak-porandakan isi rumah yang masih tersisa.

"Yeobo, aku mohon--"

"Jangan memanggilku seperti itu! Aku tak sudi!" ujarnyanya masih dengan emosi yang berapi-api.

Disisi lain tampak dua gadis kecil menangis hingga terisak dengan posisi saling berpelukan. Satu gadis mungil tampak mengelus punggung gadis kecil yang ada dipelukannya, berusaha menenangkannya.

Mereka berada di kamar bertema si kucing menyerupai musang, doraemon. Bagaimana mereka bisa disini? Awalnya mereka sedang bermain boneka di ruang keluarga, ruang yang saat ini tak berbentuk lagi.

Mereka terkejut melihat ayahnya yang menampar ibunya, melemparkan barang-barang, berkata kasar. Tidak sadarkah ia bahwa ada anak dibawah umur yang tidak seharusnya melihat dan mendengar semua ini?

Dengan gerakan cepat yeoja mungil itu mengandeng tangan yeoja kecil yang sedang ketakutan melihat pertengkaran hebat ayah dan ibunya.

Menaiki tangga dengan berlari kecil, memasuki kamar, mengunci pintu kemudian terduduk di balik pintu.

"Eonni, hiks.. aku tidak hiks.. mau berpisah denganmu" gadis kecil itu berujar seraya mengeratkan pelukannya pada gadis mungil itu.

"Kita tidak akan berpisah" gadis kecil tadi meregangkan pelukannya dan menatap gadis mungil dihadapannya.

"Eonni janji?" Ujarnya sesegukan.

"Uljima... Ada eonni disini" ujarnya seraya menghapus air mata dipipi gadis kecil tadi.

"Eonni juga menangis... Uljima taeng eonni, yoong disini" ujar gadis kecil tadi sedikit terkekeh, tangannya terulur menghapus air mata kakaknya.

====

5 years later

Gadis berambut hitam legam dengan gaya rambut di kepang dua, masih menggunakan seragam smp-nya juga tas ransel di punggungnya. Dapat di tebak bahwa ia baru saja pulang sekolah. Terlihat juga anak-anak seumurannya juga sedang berjalan. Bedanya hanya mereka bergerombol, paling tidak berdua. Namun gadis itu hanya sendiri, entah dia yang tidak ingin memiliki teman atau tidak ada yang ingin berteman dengannya. Langkah kakinya terasa ringan seakan tak peduli dengan keadaan sekitar. Tumitnya membawanya ke halte bus yang sudah berada di hadapannya.

Bus datang setelah beberapa lama ia menunggu. Ia masuk ke dalam bus, mengambil ponsel di tasnya, dan memasangkan earphone di telinganya. Memutar lagu-lagu kesukannya.

Gadis itu memasuki rumah mewah bergaya klasik. Saat ia memasuki pintu ia sudah disambut oleh seorang ahjumma yang mengenakan apron.

"Nona muda sudah pulang, kebetulan saya baru saja menyiapkan makan siang untuk anda" ujarnya sopan.

Gadis itu hanya tersenyum tipis seperti dipaksakan. Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju tangga yang menghubungkannya ke lantai 2.

Ia menghempaskan tubuhya ke ranjang king sizenya, memejamkan matanya mencoba untuk rileks. Tempat ini masih sama seperti dulu, masih dengan tema doraemon. Bedanya hanya jika 5 tahun lalu ia bersama adik kesayangannya, namun searang ia sendiri.

Blood Sweat & Tears [ON-HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang