Chapter 4 : Pria Misterius

2.2K 128 4
                                    

Haii guys!
Berjumpa lagi di chapter kali ini.
Jangan lupa komen & vote-nya yaa *^▁^*

~***~

"Jadi siapa sebenarnya laki-laki yang Nona maksud itu?" tanya Yui penasaran.

"Sudah kubilang namanya Sei," kata Lihana sambil tetap berjalan dengan tenang.

"Apa benar dia tidak berbuat hal-hal yang aneh pada Nona kemarin?" Kini giliran Izuki yang bertanya.

Lihana menatap Izuki dengan kesal. "Tentu saja tidak. Kau lihat bukan aku masih baik-baik saja saat ini?"

"Tapi mengapa dia tidak memberitahu Nona nama keluarganya? Bukankah itu sedikit mencurigakan?" kata Izuki.

"Hmm...benar juga," komentar Lihana. "Tapi aku juga tidak memberitahu nama keluargaku."

"Apa laki-laki itu tampan, Nona?" tanya Yui.

"Yui!" protes Izuki. "Apa hal itu penting? Laki-laki itu mencurigakan, dia mungkin saja berbahaya bagi Nona."

"Izuki jangan berkata begitu. Sei bukan orang jahat, dia orang baik. Dia mengajakku berkeliling ibukota dan melihat pohon sakura. Bahkan dia juga mengantarku pulang," kata Lihana.

"Tapi Nona..."

"Nona berkata benar, Izuki. Kau tidak boleh berkata jahat pada orang yang sudah berbuat baik pada Nona. Kita seharusnya bersyukur karena dia sudah menjaga Nona kemarin," kata Yui.

"Aku sangat bersyukur, Yui. Tapi tetap saja kita tidak boleh percaya begitu saja pada orang asing," jelas Izuki.

"Kenapa kalian jadi berdebat? Bukannya tujuan awal kita ingin membeli beberapa perkamen? Suara kalian juga besar sekali, lihat...orang-orang langsung memperhatikan kita. Ayo jalan!" kata Lihana berjalan mendahului Yui dan Izuki.

Yui menatap Izuki kesal. "Ini semua salahmu, Izuki!"omel Yui berjalan meninggalkan Izuki.

"Oh bagus...sekarang aku yang salah," gumam Izuki.

Mereka berjalan dalam diam sebelum Lihana membuka suara. "Izuki, setelah aku pikir-pikir kau saja yang membeli perkamen," kata Lihana.

Izuki menatap Nona-nya itu dengan bingung. "Bukankah kita akan menbelinya bersama, Nona?"

"Ya, rencana awal kita memang seperti itu. Tapi tiba-tiba saja aku ingin membeli sesuatu. Jadi kau saja yang pergi membeli perkamen, yah? Biar nanti Yui yang menemaniku." kata Lihana sambil menatap Izuki dengan sedikit memelas.

"Tapi Nona..."

"Ayolah, Izuki. Aku akan baik-baik saja. Aku pergi bersama Yui, kami akan saling jaga. Lagipula disekitar sini banyak orang, tidak akan ada penjahat yang mencelakai kami," kata Lihana. "Benarkan, Yui?"

"Eh?! Y-ya. S-sepertinya begitu," kata Yui tak yakin.

"Nona, anda tidak tahu betapa berbahayanya ibukota ini? Mana bisa aku membiarkan Nona dan Yui sendirian?" kata Izuki.

"Astaga, Izuki. Kau terlalu cemas...kami akan baik-baik saja. Sekarang, pergilah ke tempat penjual perkamen, setelah itu kembalilah kesini. Kami akan kembali kesini juga setelah aku mendapatkan apa yang aku cari." kata Lihana.

Izuki menghela nafas. "Baiklah...Yui, kau harus mengawasi Nona dengan baik!"

Yui mengangguk. "Tentu. Kau tenang saja, Izuki. Aku akan mengawasi Nona dengan baik."

[HIATUS] Bride of The EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang