KOMEN DAN VOTE SANGAT DIANJURKAN >.<
Enjoy >.<
Jiwon kembali menyendiri, mungkin itu salah satu prioritas utamanya jika ia mengalami mood yang kurang baik. Di ruang musik yang pernah ia datangi beberapa jam lalu, ia teringat saat sosok itu tiba-tiba menciumnya. Dan itu sangat membuatnya shock.
Kenapa ia melakukan hal itu seenaknya saja? Gadis itu benar-benar kesal akan hal itu. Air matanya kembali mengalir. Apakah ia menyesal telah memilihnya untuk ia jadikan sahabat?
Tapi kenapa perasaannya mengatakan bahwa ia ingin tetap melihat Sehun selalu bersamanya? Apakah perasaannya dulu masih hinggap dalam hati kecilnya? Ia sendiri pun sulit untuk menerkanya. Kemudian ia teringat perkataan siswi bernama Irene itu. Siswi itu mengatakan mengenai pertunangan Kai dan Hajin. Mungkin kedekatan dirinya dengan Kai membuat Hajin merasa cemburu dan sakit hati. Tentu saja, siapa yang ingin sang tunangan berjalan dengan perempuan lain? Bodoh sekali memberi akses ke perempuan lain untuk berdekatan dengan tunangan sendiri.
Lalu, yang membuatnya tercengang sekali adalah perkataan Irene bahwa ia juga adalah tunangan Sehun. Dada Jiwon terasa sesak mendengar itu, layaknya terkurung di ruang hampa udara. Ia merasa bahwa Sehun telah membohonginya, mungkin pemuda itu menyembunyikan tentang pertunangannya dengan Irene saat ia masih dalam keadaan sehat. Tapi apa alasannya?
Ia merasa dibohongi untuk itu. Ia menduduk, berusaha membiarkan apa yang telah terjadi padanya yang menurut bisikan hatinya tidak perlu memikirkan hal-hal itu karena dapat membuat dirinya bertambah sedih. Ia menghapus air matanya dengan kedua punggung tangannya, lalu mengalihkan perhatiannya pada piano yang berdiri di depannya, piano yang sama saat ia memainkan sebuah lagu pagi tadi. Dan di atasnya ia melihat masih terdapat lembaran-lembaran partitur yang tersusun rapih. Ia masih dibuat penasaran karena Sweet Dream, maka dari itu ia mencoba mencari partitur lagu itu kembali diantara tumpukan-tumpukan kertas, beberapa detik kemudian ia telah memegangnya dan tersenyum senang melihat not-not balok yang tersusun rapih seperti semut yang berbaris karena patuh pada komandannya.
Ia teringat perkataan Baekhyun mengenai lagu itu. Liriknya, iramanya, kenapa seolah-olah ia dapat merasakan hal yang sepertinya sangat berarti bagi kehidupannya. Ia berpikir, sedikit memutar otaknya untuk mengetahui bagaimana cara menyanyikannya, lalu ia mencoba memainkan kembali, dan ditengah-tengah permainannya ia akan bernyanyi seingat yang ia bisa.
.
.
Apa aku keterlaluan? Apa yang sudah kau lakukan Oh Sehun? Dasar bodoh! Kau hanya dapat membuat orang yang kau sayang akan menjauh darimu! Apa kau sadar akan hal itu?
Gadis itu tidak mengetahui jika Sehun tengah melihatnya di luar sana. Pemuda itu terus memaki dirinya sendiri karena membuat gadisnya itu menangis sebab ia tidak memikirkan perasaan dan keadaan yang dialami oleh sang gadis.
Ia tersenyum paksa saat pikirannya teralih pada sesuatu yang berbeda. Dunia yang berbeda telah memisahkan mereka berdua, keadaan yang sangat mustahil untuk mereka berdua kembali. Seharusnya ia tidak membuat keadaan menjadi renggang pada status pertemanan mereka. Lagi-lagi ia mengutuk dirinya sendiri, ia hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri, bahkan ia hanya dapat mengikutinya dari balik punggung gadis itu ketika gadis itu berlari menjauh darinya. Inilah hukuman baginya.
Perasaan rindu itu menjulur lebat pada relung hatinya. Saat dimana ia bercengkerama berdua di ruang musik yang sangat penuh kenangan itu. Tapi kini ia hanya bisa mengubur itu semua, karena tidak akan pernah kembali. Hatinya semakin terasa perih saat melihat gadis itu menangis, ingin sekali baginya untuk memeluk dan merangkulnya, tapi itu tidak bisa. Gadis itu pasti mengusirnya. Rasa itu bertambah lebat ketika Jiwon memainkan sebuah lagu milik kakaknya sambil menyanyikan tiap-tiap baitnya. Ia tercengang, kenapa gadis itu dapat mengingat tentang lagu kenangan dengan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Heart Mind and Soul (Sehun Exo)
FanfictionJiwon tersadar dalam keadaan tak ingat apa-apa. Bisa dikatakan ia mengalami amnesia. Ia tak ingat segalanya, keluarganya, teman-temannya, bahkan kekasih yang setia selama hidupnya ia tak mengingatnya. Sebuah sosok yang bersinar menghampirinya dan i...