Votenya dulu dong.
Enjoy.
Pagi itu matahari telah menampakkan diri, semua manusia yang beraktifitas berlomba-lomba untuk mengejar target di cerahnya cuaca kali ini. Termasuk sekumpulan orang yang tengah bersiap di sebuah lapangan yang terhampar luas tepat sesudah sebuah gerbang tinggi tertutup rapat. Mereka berbaris rapih, membentuk beberapa banjar yang terdiri lebih dari tujuh kelompok. Dimana masing-masing dari mereka dengan cermat menyimak instruksi yang diberikan seorang pria tua di hadapan mereka.
Cukup lama bagi mereka menghabiskan waktu dalam mengikuti kegiatan tersebut. Setelahnya mereka memungut barang-barang yang tergeletak di bawah tempat mereka berdiri. Ransel dan peralatan lainnya mereka siapkan sebagai syarat untuk mengikuti suatu kegiatan yang akan mereka lakukan bersama demi menjaga nama baik kelompok mereka.
Suho, pemuda yang memimpin jalannya kegiatan menangkap ekspresi kesedihan dari raut wajah adik kelasnya. Ia seolah mengerti apa yang tengah dirasakan adik kelasnya itu. Ia mendekatinya, dengan sedikit tersenyum pemuda itu menepuk bahu orang di sampingnya.
"Waktumu terbuangkah?" tanya pemuda itu.
"Tidak. Aku akan dimarahinya jika tidak mengikuti perintah kak Hana dan Kak Baekhyun. Sudah lewat dari tiga hari, tapi tidak ada perkembangan. Dan masih tersisa tiga hari. Sedangkan waktu itu kita gunakan untuk berkemah," ucap gadis itu lesu.
"Kita pasti akan menemukannya di sana," seseorang dengan tiba-tiba hadir di antara mereka.
"Menurut perkiraan badan pemantau penerbangan, jatuhnya pesawat berada di daerah yang akan kita kunjungi. Jiwon juga ditemukan di sekitar daerah tersebut menurut salah satu petugas tim SAR. Jadi kita dapat melaksanakan tugas dan mencari dimana Sehun. Sambil menyelam, minum air," tutur Chanyeol sambil merangkul adiknya.
"Ayo berangkat!" seru seseorang yang berdiri di depan pagar sambil mengayunkan tangannya kepada mereka.
Mereka berjalan menuju bis yang telah tersedia untuk mengantar kepergian mereka ke Gyeongsang. Bis yang tersedia berjumlah 4 buah, dimana pada bis kedua merupakan rombongan klub musik dan ballerina.
Jiwon mengambil tempat pada baris kedua dari belakang di sebelah kiri. Ia sengaja mengambil tempat dekat jendela untuk melihat-lihat keluar jika dirinya merasa bosan. Sedangkan di sampingnya terlihat kosong, ia tidak menolak siapa saja yang ingin duduk di tempatnya. Walaupun terlihat mustahil baginya karena tidak ada yang ingin duduk dengannya.
Sementara Kai berada di bis satu bersama Chanyeol –klub basket- dan Kyungsoo –klub karya ilmiah-.
"Berdiam diri tidak akan merubah keadaan." Suara dingin masuk menjuluri telinga gadis itu.
"Kau?" Jiwon terkejut ketika melihat seseorang yang ia tahu bahwa orang itu telah membencinya, namun duduk di sebelahnya. Lalu ia tersenyum, apakah ini merupakan tanda baginya untuk menjalin pertemanan kembali tanpa kehilangan apapun?
"Kau jangan senang dulu. Aku sengaja duduk di sini karena ada seseorang yang menyisipkan kertas ke dalam jaketku yang berisi pesan agar aku duduk denganmu," tutur orang itu tanpa kehilangan sifat ketusnya.
Jiwon bingung atas perkataan yang baru saja dilontarkan orang itu. Mungkinkah Chanyeol yang meletakkan pesan itu, atau?
Gadis itu sedikit kecewa karena ternyata orang itu masih membencinya. Mungkin butuh waktu untuk dapat berteman kembali dengannya. Yang hanya bisa ia lakukan saat ini hanya duduk diam dan memperhatikan jalan ditengah perjalanannya menuju Gyeongsang-do.
Mobil yang mereka tumpangi telah berjalan jauh dan memakan waktu hampir dari tiga jam sebelum pada akhirnya bis-bis itu berhenti tepat di depan sebuah lahan sepi yang di sekitarnya terlihat kawasan sawah-sawah yang memiliki terasering yang rapih sehingga terlihat indah. Udara begitu sejuk untuk dihirup oleh siapapun yang berada di tempat itu. Kicauan burung-burung menambah eloknya alam pedesaan yang asri dipandang mata. Semuanya terlihat hijau, termasuk kawasan gelap yang ada di hadapan sekelompok orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Heart Mind and Soul (Sehun Exo)
FanficJiwon tersadar dalam keadaan tak ingat apa-apa. Bisa dikatakan ia mengalami amnesia. Ia tak ingat segalanya, keluarganya, teman-temannya, bahkan kekasih yang setia selama hidupnya ia tak mengingatnya. Sebuah sosok yang bersinar menghampirinya dan i...