Prologue

21 3 0
                                    

"Pa, sepertinya mobil di belakang mengikuti kita. Tadi aku melihat mobil itu di depan gang rumah kita. Aku sangat yakin itu mobil yang sama. Dan sekarang mobil itu masih ada di belakang kita padahal kita sudah sangat jauh dari rumah." ucapku memecah kesunyian

"Apa kamu yakin sayang? Mungkin itu mobil yang berbeda." kata mama mencoba menenangkan

"Tidak pa, aku yakin sekali itu mobil yang sama."

"Oh shit! Pa, seperti nya mobil itu memang mengikuti kita." timpal kak Leon kemudian

Papa yg hanya mendengarkan percakapan kami menambah kecepatan mobil sembari sesekali melirik spion mobil untuk memastikan bahwa mobil itu memang benar mengikuti kami. Dan benar saja, saat papa menambah kecepatan mobil, mobil yang dibelakang kami pun ikut menambah kecepatannya. Ini semakin membuat aku, kak Leon dan Mama panik.

"Sayang tenanglah, kita harus berhati-hati. Jangan terlalu mengebut, jalanan sangat licin karena air hujan," ucap mama yang lagi lagi mencoba untuk menenangkan papa

"Tidak, kamu tidak tahu, dia sudah bertindak terlalu jauh. Aku harus menelpon seseorang." balas papa

Aku dapat melihat kekhawatiran papa dengan jelas, dari caranya mengemudikan mobil dengan semakin cepat, dan menelpon seseorang dengan tangan yang bergetar. Aku hanya dapat berdoa agar keluarga kecil kami baik-baik saja.

"Sayang, jangan menelpon saat berkendara," ucap mama yang sekarang sudah tidak dapat menyembunyikan kekhawatirannya lagi. Disisi lain papa yang seakan tidak mendengarkan ucapan mama masih terus memegang handphonenya nya di tangan kirinya dan kemudi di tangan kanannya. Kesunyian kembali menyelimuti kami sampai suatu suara muncul di seberang telpon sana.

"Hallo?" Tanya suara tersebut yang samar samar ku dengar

"Hallo Eric tolong kami, kami sedang dalam masalah...."

"Sayang perhatikan jalanmu!" seru mama panik

"Awas papa! Arghh!!"

BUARGGHHH !!

Mobil yang kami tumpangi berbelok dan menyerempet salah satu pohon yang terletak di samping kiri jalan sebelum akhirnya berguling dikarenakan tabrakan yang keras serta jalan yang licin akibat air hujan. Mobil kami terus berguling membuat kami yang ada di dalamnya terbentur menyebabkan sakit yang luar biasa bahkan beberapa serpihan kaca menusuk wajahku.

Aku sudah tidak bisa berbuat apa apa. Hanya satu yang ku pikirkan saat ini, tidak ada lagi yang ku harapkan selain melihat senyum keluarga ku esok hari.

•••

TBC#

The EyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang