Chapter 17

111 3 0
                                    

"ssst!! Ada yang lagi girang tuh!" kata kamet

"ngapa lo senyum-senyum gitu, sehat? " tanya zum

Friska menganggukkan kepalanya, senyum.

"ges kayaknya kita mesti buru-buru bawa sohib kita yang satu ini ke pskiater deh!! " ucap Anin.

Friska mengabaikan racauan teman-temannya itu, ia masih sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri, sambil tak henti-hentinya tersenyum. Sampai pada dering ponsel tanda line masuk membuyarkan lamunannya.

Drrrt... Drtt..

@Fahri_Alvano
Gue tunggu di taman belakang sekolah sekarang!

Friska mengernyitkan dahi, tidak biasanya Fahri seperti ini, dia tidak menemukan kata-kata lebay dalam pesan itu. Tumben sehat. Ucapnya dalam hati. Tapi ada apa dia menyuruh menemuinya, bahkan ini masih pagi.

"mau kemana lo?" tanya Zum

"Kepo lu" jawab Friska singkat lalu berjalan keluar kelas.

Friska mengedarkan matanya mencari keberadaan Fahri ditaman itu, dan matanya menangkap sosok yang dicarinya berdiri bersandar didinding. Dasar Cicak!. Batin Friska.

"ngapain lo nyuruh gue kesini" tanya Friska

Fahri diam, tak memberi suara.

"eh ditanya tu jawab, malah diem lagi, oooww.. Atau jangan-jangan lo ngerjain gue ya.. "

Fahri masih diam tak bergeming.

Friska mengerutkan dahi, tidak biasanya cowok ini diem, apa jangan-jangan dia ketempelan setan ditaman ini lagi. Batinya.

"Fahri, lo kenapa?? ngapain suruh gue kesini? kalo gaada yang penting mending gue cabut" baru saja friska melangkah namun kakinya terhenti karena Fahri menarik tangannya, dan menyodorkan kertas berwarna hijau didepan wajahnya.

Friska menatap kertas itu, "punya lo kan, nih" kata Fahri sambil menyodorkan kertas itu, lalu melenggang pergi.

Friska menatap kertas itu sambil menganga, batinnya bertanya kenapa formulir ini ada di Fahri, mungkin dirinya tak sengaja menjatuhkannya.

Tapi kenapa sikap Fahri tidak seperti biasanya, biasanya cowok itu selalu mengganggunya, dan bicara kata-kata yang menurutnya seperti kicauan burung. Ada yang aneh!

•••

Fahri tidak tau apa yang terjadi padanya, dia tidak tau kenapa dia bersikap dingin saat bersama Friska tadi, yang jelas ia kesal dengan Al, ia kesal melihat Al dan Friska tertawa renyah di depan matanya.

apa Friska suka sama Al? Pertanyaan itu selalu muncul diotaknya.

Namun satu hal lagi yang juga berada dipikirannya kali ini, Friska ikut lomba dance? Itu artinya dia bakal lawan Al. Entah kenapa perasaan tidak enak mulai mengganggu pikirannya.

Ia pikir dia akan mengunjungi rumah Arka saat ini, sekaligus bertemu dengan gadisnya.

Fahri mengambil kunci motornya dan melesat menuju rumah Arka.

Hanya butuh 20 menit untuk sampai dirumah Arka. Fahri memarkirkan motor merahnya lalu mengetuk pintu.

Dan tak berapa lama pintu pun terbuka, menampilkan cowok tinggi berdiri menyunggingkan senyumnya.

"elo ri, masuk" kata Arka ramah

"ngapain lo, tumben kesini kagak line gue dulu" tanya Arka.

"sengaja" jawab Fahri.

SMA I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang