Chapter 01

22.9K 1.2K 37
                                    


Bando Hello Kitty.

Cek

Ransel Hello Kitty.

Cek

Sepatu cek

Cek

Seragam!

Cek

Perfect!! Perfect menyilaukan Hazelnya. Okey!!! Sasori hanya berani mengucapkannya dalam hati. Contrast dengan senyuman manisnya. "Kula-chan cantik sekali." Menggunakan nada selayaknya berbicara pada gadis 4 tahunan.

Sakura tersenyum. Mengabaikan cermin setinggi badan di kamarnya. Menatap Sasori penuh binar. "Ya donk. Ini kan hali peltama Kula sekolah"

Ia selalu geli bicara dengan Sakura. Andai bukan adik kesayangan, sudah pasti perutnya sakit karena tertawa. Mengubur rasa geli di perut, hazelnya mengitari kamar bungsu Haruno. Ohhhh kesukaan Sakura pada warna girly itu sepertinya sudah mencapai akut. "Ayo sarapan." Kembali menatap Sakura. Anggukan polos, mengukir senyum tulusnya. Tidak tahan, kaki jenjangnya mendekat. Membelai lembut surai merah muda kesayangan.

Tidak ingin mahkota merah muda yang di sisirnya 15 menit berantakan, segera menjauhkan diri. "Sasoli Nii." Protes. Bibir mengerucut. Berjalan keluar kamar. Tidak peduli raut tidak terima Sasori.

Ahhhh Sasori ingin protes pada huruf R yang terselip pada namanya. Bagaimana reaksi fansnya nanti di sekolah saat mendengar Sakura memanggilnya. Solusi terbaik, jangan sampai membiarkan adik cadelnya menyebut namanya dengan keras. Gkgk ia memang jenius.

***********

Denting pisau bertemu benda porselin mengisi ruang makan Haruno. Beberapa maid berjejer rapi tidak jauh dari tiga sosok yang sibuk dengan obrolan pagi mereka. Jaga-jaga jika sang tuan rumah membutuhkan sesuatu. Mendengar siraman rohani ala Tayuya bukan solusi terbaik. Percayalah.

"Mereka lama sekali." Ingatkan Tayuya tidak lagi meminta bantuan Sasori memanggil Sakura besok.

Tangan terlatih Karin memotong roti tawar dengan selai coklat di depanya malas. "Kaasan jangan lebay deh." Memasukkan potongan kecil untuk di cerna lambungnya. Uhhhhhhh coklat memang lezat.

Lebay? istilah aneh di pendengaran kepala keluarga Haruno. "Apa itu lebay?" menyesap kopi hitamnya. Menunggu jawaban Karin. Tayuya di sampingnya memutar mata.

Karin dengan senyum lebar mulai menjelaskan.

Tayuya memilih tidak mengikuti topik aneh suami dan putrinya. Memikirkan little princesnya terlambat ke sekolah lebih membuat khawatir. Tidak jadi masalah jika hari ini bukan hari pertama putri cadelnya menjadi murid baru. Suara riang dari arah tangga di padu hentakan sepatu membuat Tayuya mengelus dada lega. "Sini sayang." Melambai dengan senyum tipis.

Percakapan absurd Nagato dan Karin terhenti. Posisi Nagato membuatnya mudah menatap wajah imut putri bungsanya. Maniknya menangkap Sasori beberapa meter di belakang Sakura. "Pagi juga sayang." Membalas sapaan Sakura.

Karin yang duduk membelakangi tangga, menoleh sejenak. Tersenyum. "Pagi jugaa Kula-Kula." Berbalik cepat merasakan jitakan manis di kepalanya. "Kaasan kenapa menjitakku." Menatap Tayuya yang berdiri di seberang meja.

Nagato menggeleng. Sasori terkekeh. Sakura memilih meminum susu strowberrynya. Mengambil tempat di antara Sasori dan Karin.

"Adikmu bukan kura-kura." Kembali menduduki kursinya. "Berhenti memanggilnya seperti itu." Manik Tayuya mendelik.

Karin mencebik. Mengunyah sarapannya asal.

"Sasori, Karin, jaga adik kalian nanti." Nagato menyela.

Sasori mengangguk tanpa menatap. Sibuk mengoleskan selai coklat pada roti milik Sakura. Adik cadelnya terlalu sibuk menandaskan segelas penuh susu strowberry yang di apit cengkraman mungilnya. Tidak tahukah Sakura, mereka hampir terlambat.

"Tentu Tousan." Karin mewakili. Meskipun sering membuat Sakura cemberut, rasa sayangnya pada adik cadelnya tidak perlu di ragukan.

Nagato dan Tayuya mengangguk puas.

Sakura????

Terlalu sibuk melahap selai coklat yang menggunung di permukaan rotinya. Salah satu cara Sasori memanjakan Sakura.


Tbc

Sakula Blush On (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang