•5

79 18 5
                                    

"Iihh, ngapain sih peluk peluk?!" bentak Guelta yang langsung menepis rangkulan Renold dengan kasar.

Renold menatap Guelta sendu, dia tidak menyangka kalau Guelta mempunyai hati yang sangat dingin.

Dia mengurungkan niatnya untuk menceritakan apa yang terjadi kepada Guelta.

"Pulang sama gue!" ucap Renold menggapai tangan Guelta tanpa permisi.

Guelta menepisnya lagi,"Ck, gue nggak mau pulang sama lo!" teriak Guelta agak keras.

Tapi, Renold tetap memaksanya ke tempat dimana mobilnya terparkir. Hampir beribu pasang mata melihat mereka dengan tatapan bertanya. Ada yang kecewa, ada yang ikut bahagia, adapula yang sedikit ngiri.

Renold membukakan pintu mobilnya untuk Guelta. Dengan anggunnya Guelta masuk yang langsung disoraki oleh seniornya-teman teman Renold.

~~~

"Non, bibi masakin non pancake kesukaan si non. Mantep banget non." ucap Bi Sisi yang menyambut Guelta pulang dengan mempromosikan masakannya.

Guelta yang baru saja pulang merasa risih, beribu pertanyaan hinggap di otaknya.

"Minta bantu apa sih tu orang?" Guelta membathin.

"Non, tadi ada orang yang nitip ini non. Kayaknya pacar non deh." sambung bi Sisi seraya mengulurkan sebuah kotak.

"Siapa ngasih bi?" tanya Guelta yang langsung membuka kotak persegi tersebut.

"Intinya si cogan 20 menit yang lalu non." Jawab bi Sisi dengan tersenyum riang.

Kening Guelta berkerut, dia sedikit curiga apa tujuan orang itu memberinya kotak itu, padahal dia nggak ulang tahun sekarang.

"Buka dong non." pinta Bi Sisi mulai kepo.

Robekan terkahir membuat Gulta menganga lebar dan tak menyangka. Di situ terdapat minyak anginnya dan tulisan,

Jangan kayak nenek nenek lagi ya😊

Pikiran Guelta langsung terbayang wajah Renold yang menyeringai sok ganteng. Rasa malunya makin bertambah dan hidupnya nggak akan tenang. Oh malang sekali engkau Guelta.

~~~

Guelta membuka lokernya, terdapat sebuah amplop kecil tergeletak di atas bukunya yang berserakan. Surat itu berwarna pink, yang cukup imut.

Dasar cewek gatel!!!

Mata Guelta seketika melebar, awalnya dia berpikir kalau surat itu berisi kata kata yang manis, ini malah kebalikannya.

Jangan nilai sesuatu dari covernya.

"Ngerti nggak lo?" sebuah suara yang berasal dari balik pintu lokernya yang terbuka.

Guelta mundur dan melihatkan wajah yang tidak takut sama sekali. Matanya menyipit seperti orang menghardik.

"Ngerti nggak lo?!!!" suara Hana makin meninggi, semua orang di sana melihat Guelta terheran.

Nggak ada takutnya sama sekali.

Guelta menutup pintu lokernya dengan keras, lalu menatap ketiga manusia iblis di hadapannya dengan tatapan menindas.

"Jadi, lo yang buat ni sampah?" Tanya Guelta seraya mengayun ayunkan surat yang awalnya imut menurutnya tadi.

"Lo, yang baru beberapa minggu di sekolah udah sok berani banget ya lo!!!" bentak Reyhan yang cewek nama cowok itu.

"Apa bedanya sama lo?" tanya Guelta tersenyum miring.

Reyhan gelagapan karena merasa malu.

Guelta berdecak sebal, "apa maksud lo ngirim ni sampah ke gue?"

"Kalau lo mau tau, lo temuin gue pulang sekolah nanti. Awas lo!!!" ancam Hana dan diikuti Reyhan dan Felia yang menatap tajam Guelta seperti ingin membunuhnya.

~~~

Renold berjalan dengan santai ke arah tempat motornya terparkir. Saat dia ingin menghidupkan mesin motornya, dia melihat semua siswa siswi berlari ke arah lantai tiga, biasanya tempat pembullyan yang sudah turun temurun itu.

Karena Renold merasa ada yang aneh, dia mematikan mesin motornya lalu ikut berlari dengan yang lainnya.

Di sisi lain, Guelta lagi pemanasan dengan mengepalkan kedua tangannya kuat.

"Jangan ke sana deh Guel, kayaknya si Hana ngejebak lo deh." nasehat Jane yang sedikit panik.

"Iya, Guel. Lo aja nggak ada buat masalah sama dia kan?" pertanyaan Uca membuat Guelta berhenti dari pemanasannya.

Gulta menghembuskan napas kasar, "Gue nggak peduli. Dia bilang gue gatel, dan gue nggak terima," ucap Guelta yang kekeuh dengan pendiriannya.

"Kita ke lantai tiga sekarang!"

~~~

Teriakan keras terdengar nyaring saat Guelta di tangga menuju lantai tiga. Hatinya berkata itu suara yang tidak ia dengar 2 hari ini.

Langkahnya dipercepat, keringat Guelta mulai membasahi bajunya. Perasaannya berkecamuk, semoga yang di ekspektasikannya tidak sesuai dengan realita.

Di sana banyak senior seniornya dan juga satu angakatan dengannya. Sebegitu viral kah kejadian tadi pagi?

Makin banyak nih followers gue.

Tapi, di sana tidak ada orang yang ia cari. Senior perempuannya mendatanginya,

"Lo masuk ke sana!" tunjuk seniornya itu ke arah pintu yang kecil di sudut bangunan lantai tiga itu.

Karena tidak ada pilihan lain, Guelta berlari ke arah pintu itu lalu membukanya.

Gelak tawa bagaikan iblis menyambutnya, barulah dia melihat Hana dengan teman temannya dan dua senior perempuannya yang berbaju acak acakan sama dengan musuhnya itu.

"Akhirnya lo dateng juga." ucap Hana dengan licik.

"Gueltaaa..." teriak seseorang di balik mereka dengan meminta tolong.

Guelta menyentak semua orang yang menutupinya, air matanya mulai mengalir deras. Miranda dengan wajah yang lebam, tidak memakai sepatu, roknya yang dipotong makin pendek.

Guelta berlari ke arah Miranda,"Miranda, lo kenapa?" tanya Guelta diiringi isakan tangis yang menjadi jadi.

"Bantu gue, Guel." balas Miranda melemah dan tak berdaya.

Guelta berusaha menahan tubuh Miranda yang terduduk lemah agar tetap sadar. Isakan tangisnya makin keras.

Sebuah kepalan terbentuk di tangannya. Guelta bangkit lalu berjalan ke arah para iblis terlakhanat di hadapannya.

"apa lo liat liat?" sentakan keras di rambutnya membuat Guelta meringis tapi tertahan.

"Lo mau kayak dia ha?! Jangan dekat dekat sama Renold!! Ngerti nggak lo?" tanya Shela kakak kelasnya yang makin membentak.
Lebih kejam dari Hana si lakhnat.

Guelta tidak membalasnya, matanya makin berapi, air matanya tak tahan ingin mengalir deras. Dia melepaskan tangan Hana dari rambutnya lalu berbalik ke tempat Miranda yang terduduk lemah.

"Tenang Ran, gue ada di sini."

~~~

Gimana ya reaksi Renold kalau tau tentang masalah Shela dengan Guelta juga Miranda?

Tunggu kelanjutannya ya😉

Jangan lupa VOTE+COMMENT ya guys...🤗

QUENN MELLOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang