Taeyong mempercepat langkahnya saat mengetahui jam sudah menunjukkan pukul 10, sedangkan kelasnya dimulai pukul 10.15.
Ia berjalan melewati kerubunan para mahasiswa yang sibuk melihat papan pengumuman remedial.
Bukannya sombong, tetapi Taeyong memang merasa bahwa ia tak akan mendapat remedial penghujung semester 7 ini.
Sesampainya di kelas, Taeyong melihat teman-teman kelasnya sibuk melihat handphone dan mengucapkan kata-kata berduka.
Lelaki itu sedikit penasaran, namun terlalu gengsi untuk bertanya. Menurut perkiraannya, mungkin ada seseorang yang meninggal.
"Yong," seseorang menepuk pundak Taeyong membuatnya terkejut.
"Woy, ngagetin aja lo." Ucap Taeyong, "Kenapa tuh muka asem bener?"
Yuta hanya menghela nafas pelan, "Bobby meninggal."
"Hah? Serius lo? Kok gue gak tau?"
"Baru pagi ini ditemuin di kamarnya."
Taeyong memang tak kenal dekat dengan Bobby Bobby itu, namun ia tetap merasa berduka karena Bobby ini merupakan teman Yuta.
"Lo jadian ama Jisoo kan?"
"Hah? Ng-apaan sih random banget lo, kita cuma tetanggaan."
Yuta mengerutkan keningnya mendengar jawaban lelaki yang sedang mengusap lehernya.
"Gue gak tau sekarang Jisoo bakal gimana kalo tau ini, tanyain sekarang dia lagi dimana." Ucap Yuta.
Alis Taeyong menyatu, "Kenapa jadi Jisoo? Emang apa hubungannya?"
"Lo gak tau?"
"Tau apaan?"
Yuta memijit pelipisnya, merasa aneh dengan sahabatnya yang satu ini. Setaunya Taeyong dekat-bahkan berpacaran- dengan Jisoo, tapi tak tahu apa hubungan Jisoo dengan Bobby.
"Bobby pacar pertama dan terakhirnya Jisoo."
Deg
Jantung Taeyong seolah berhenti mendengar pernyataan itu, kenapa ia tak pernah tahu soal itu.
"Kok lo bisa tau?" Tanya Taeyong sambil meremas jari-jari tangannya.
"Oke, sebenernya gue udah lama kenal ama Jisoo, dan gue yang ngenalin mereka berdua." Yuta menutup matanya dan mulai menceritakan bagaimana awal ia memperkenalkan Jisoo dan Bobby.
Taeyong merasa ada perasaan janggal dihatinya mendengar cerita Yuta, entah kenapa lelaki itu merasa sedikit tak rela.
"Terus kenapa putus?"
"Bobby ke gep tidur bareng adek tingkatnya Jisoo."
Tangan Taeyong mengepal. Walaupun ia sedang berduka, tetapi disisi lain ia merasa sangat kesal mendengar cerita Yuta.
"Dan gue nyesel ngenalin Jisoo ke Bobby, karna ternyata si Bobby cuma nyakitin dia doang."
"Kenapa lo gak pernah bilang ama gue sih?!" Taeyong meninggikan suaranya.