DOUBLE UPDATE!!❤❤
Taeyong melepaskan pelukannya dan menatap Jisoo yang kini matanya sudah sangat sembab.
Ia melepas gulungan lengan kemejanya dan mengelap wajah Jisoo yang sudah sangat basah, campuran air mata dan keringat.
Sedangkan gadis itu masih sesenggukan, namun tak menangis lagi.
Sudah nyaris setengah jam mereka dalam posisi berpelukan.
"Udah jangan nangis lagi, lo mandi terus kita kerumah Bobby ya," Taeyong merapihkan rambut Jisoo.
Namun Jisoo menggeleng, "Gue gak mau liat dia pergi."
"Jis, lo harus relain dia. Ini udah takdir."
Jisoo tetap menggeleng.
"Jis, lo udah gede, lo udah teritung sebagai manusia dewasa. Lo boleh sedih, tapi jangan berlarut-larut."
Jisoo menundukkan kepalanya untuk berpikir sejenak, ia mencerna kata-kata Taeyong.
Akhirnya ia mengangguk.
"Lo siap-siap, gue tunggu didepan ya."
💠
Setelah pemakaman Bobby, Jisoo hanya diam. Jika ditanya ia hanya menggeleng atau mengangguk.
Kata terakhir yang diucapkannya hanyalah,
"Yong, tunggu bentar. Gue mau deket Bobby untuk terakhir kalinya," ucap gadis itu sembari memegang nisan dihadapannya.
Setelah setengah jam menunggu, akhirnya Jisoo berdiri dan berjalan meninggalkan pemakaman.
"Jis, lo udah makan?" Tanya Taeyong yang sedang menyetir kepada Jisoo yang menghadap kearah kaca jendela disampingnya.
Jisoo hanya menggeleng.
"Mau KFC?"
Gadis itu menggeleng.
"McD?"
Jawabannya tetap sama, membuat Taeyong menghela nafas.
Ia harus ekstra sabar menghadapi Jisoo yang sedang dalam keadaan tak baik.
"Gue masakin nasi goreng ya?"
Gadis itu menatap Taeyong dan mengangguk membuat Taeyong tersenyum lega.
Sesampainya diapartment Jisoo langsung membersihkan diri, dan Taeyong sibuk didapur.
Setelah selesai memasak, Taeyong memanggil-manggil Jisoo. Namun tak ada sautan.
Karena khawatir, lelaki itu langsung berjalan ke kamar Jisoo.
Ia melihat Jisoo meringkuk dikasurnya, tidur dengan baju yang sudah diganti.
Taeyong menghela nafas, ia menyelimuti Jisoo dan membenarkan posisi kepala Jisoo. Takut leher gadis itu akan pegal.
Jisoo masih tidur, Taeyong pikir ia mungkin sangat-sangat lemas. Tentu saja, kehilangan orang yang kita sayangi pasti membuat kita terpukul.