"Mana?" Anjani dengan angkuh menghampiri Enos di koridor dekat kamar mandi yang sepi
Enos dengan senang hati memberikan sebuah buku besampul Biru
"Hah? Ini yang bisa bikin tuh cowok nurutin kemauan gue?" Anjani membalik buku Matematika itu dengan tak sanggup, takut angka-angka biadap itu menodai mata indahnya"Duh hati-hati dong ayang Jani, bisa dibunuh gue sama Fathir kalo bukunya sampe rusak, kan janjinya cuma mau bikin fathir nurut" ujarnya takut-takut
Anjani mendengus tak suka, memangnya sepenting apa buku ini? Semua siswa kelas 2 juga punya, kalo rusak kan tinggal beli lagi, ribet amat sih
"Ya..ya...ya" balas jani dengan wajah mendongkak ke atas
Sebenarnya Enos termasuk tampan dengan wajah orientalnya itu dan senyumnya yang mempesona, dan tapi bagi jany dia bukan tipenya sama sekaliDia menyerahkan secarik kertas ketangan enos
"Kasih ke Fathir, bilang kalo dalam 10 menit setelah baca surat ini gak dateng juga, buku ini" anjani mengangkat buku bersampul biru itu ke atas tinggi-tinggi "akan gue mutilasi dan gue kuburkan di tempat terpisah" ancamnyaEnos bergidik ngeri, bisa mati juga dirinya kalau buku itu sampai rusak
"Eh jangan ayang, nanti fathir marah besar lo malah yang kena masalah" dia mengelus dadanyaAnjani malah memandang Enos dengan alis terangkat
"Lo jangan banyak bacot deh, mau kencan gak sama gue nanti malam? Kalo gak mau gak jadi nih" ancamnyaEnos malah mengangguk-angguk mengiyakan seperti anak ayam takut dengan induknya
"Good boy" anjani berjingkat mengelus kepala Enos lalu langsung pergi menjauhDamn! She's Hot teriaknya dalam hati
------
"Eh, bajing lo mau kemana?" Anjani menarik kerah seragam Friska dengan satu tangannyaFriska tersenyum lebar dengan menampakkan deretan giginya yang putih
"Gak usah pamer senyum Pepsodent deh lo, dasar temen gak setia" makinya kesal"Duh, lo kan tau gue alergi debu" friska memohon dengan tatapan mautnya
"Alah, semua juga lo alergi, kotorlah, apalah, itulah, memang ya lo dasar penghianat" dengan menghentakkan kakinya Anjani meninggalkan Friska yang tertawa cecengesan di belakangnya
"Besok gue traktir batagor!" Teriaknya
"Tai" balas Anjani
Dan friska hanya tertawa melihat Anjani yang kesal
Bukannya dia tidak setia jadi teman, hanya saja please friska tidak suka dengan debu dan segala macam yang berhubungan dengan kekotoran, lebih baik dia disuruh mencium kepala Pak Tagor yang Botak itu, lagi pula salah siapa yang terlambat ikut ujian si Guru Killer"Eh mau pulang ya Friska?" Sapa Dirgha dengan senyum lembutnya
"Mata lo ada kan? Lo liat gimana?!" Sahut Friska ketus
"Idih, kok kasar?" Dia mengelus dadanya
"Diam deh lo, gue gak mood berantem, lebih baik lo tuh pakein pelembab bibir ke bibir lo yang kering karena kebanyakan sok nasehatin orang!" Friska berteriak kesal, Dirgha menjauh beberapa langkah
Entah kenapa melihat wajah Dirgha membuat Friska Kesal dan selalu ingin berteriak Marah"Ih salah gue apa?" Rungut Dirgha
"Salah lo karena udah lahir ke dunia yang kejam ini!" Friska berlalu meninggalkan Dirgha yang mematung memandanginya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hei, I'm Straight!
Teen FictionIni Gawat! Anjani Amelia, si gadis berwajah cantik dan tubuh sexy, pujaan di SMA Wallington terlibat kesalahpahaman dengan Fathir Saksono , si tampan yang populer, dia kira anjani Lesbian! kesalahpahaman itu membuat Fathir membenci seorang Anjani l...