Ada apa denganku!

180 9 1
                                    

Fathir membentur-benturkan keningnya ke dinding toilet
Bisa-bisanya dia bertingkah seperti itu
Memalukan!
Bukan dirinya sekali

Sebenarnya ada apa dengan prilakunya akhir-akhir ini!

sebelumnya fathir tidak pernah melakukan hal seperti dan tidak berniat sama sekali

"woy bisa pecah kepala lo tir, jangan gila" komentar enos yang baru masuk kedalam toilet cowok

"bukan urusan lo" balas fathir datar, sekaligus terheran-heran,  kapan makhluk kekanakan ini berdiri didekatnya

"perasaan gue yang marah, malah elo yang lbih galak" komentar enos sambil tersenyum jail

"hmm, lo emang masih marah karena hal yang belum tentu bener itu? " fathir mau tak mau bertanya sekaligus ingin perhatian enos dri kelakuan konyolnya tadi teralihkan

"tadinya, cuman gue pikir2 lagi kasian elo gadak temennya ntar" jawab enos diiringi tawa jailnya

Fathir hanya melayangkan tatapan sinisnya yang disambut enos dengan cengiran bodohnya

"gue kelas, lo ikut? " tawar fathir

"my broo, gue kangen lo" enos langsung menyambar bahu fathir dan mengikuti langkah fathir dengan riang, sebenarnya enos menyesal marah-marah tidak jelas pada sahabatnya ini.  Lagipula jika Anjani memang tidak suka padanya kenapa enos harus marah pada Fathir. Dan satu lagi, saling diam dengan teman akrab sendiri menyiksa batin enos. Biar bagaimanapun fathir adalah sahabatnyaa dari SD

-------
"erghhhh" erangan metta membuat anjani tersentak dari kegiatannya bermain ponsel dan membalas DM-DM dari followersnya

"lo udah sadar? " anjani menghampiri metta seraya mengecek suhu tubuh metta dengan meletakkan punggung tangannya ke dahi metta

"demam lo uda turun, lo punya maag akut kayanya, soalnya mami gue juga gtu dulu, lo harus makan tepat waktu" sambung anjani dengan wajah juteknya, namun sejutek-juteknya anjani mengatakan hal itu, malah makin membuat hati metta menghangat
Metta tersentuh, anjani tak seburuk yang sering digosipkan anak-anak sekolah mereka bahkan tak seperti yang metta bayangkan
Metta bisa melihat ketulusan dan rasa khawatie dari setiap kata-kata yang anjani keluarkan
Entahla namun semua terdengan tulus
Membuat metta terharu dan malah menangis dalam diam

"lo kenapa? Masih sakit? Apa mau gue anter ke rumah sakit?" tanya anjani, namun anjani terkejut ketika friska menyikutnya sambil melotot

"gila lo ya, bisa makin dikatain lesbian lo sama anak-anak kalo sampe  keliatan nganter ke dokter segala, ini aja udah cukup, telpon ortunya aja deh, ribet" bisik friska

Namun bisikan friska juga bisa didengar metta yang memang berbaring di ranjang didekat mereka
Dia cukup sadar diri bahwa satupun tak akan ada yang sudi memperdulikannya karena dia berbeda
Namun tahuka mereka jika dia juga manusia biasa, punya hati dan perasaan yang bisa terluka

"gak apa-apa kok, gue bisa pulang aja setelah baikan, makasih banyak buat kalian yang udah nolongin gue" ucap metta hati-hati

"bareng aja ama kita, ntar gue anterin, gue bawa mobil kok, santai" jawab anjani dengan wajah juteknya
Sebenarnya anjani perduli tapi ekspresi wajahnya menunjukkan yang sebaliknya, untuk kali ini aja dia ingin menjadi baik

"makasih tawarannya, gue.. Bisa sendiri" balas metta lirih, dia tidak enak hati dan bisa dibilang tidak nyaman dengan pandangan tidak suka terang-terangan yang diberikan friska, sahabat anjani

"yakin lo?" tawar ajani kedua kalinya
Friska kembali menyikut anjani sembari berbisik
"udahla jan, dia juga uda nolak, ngapain sih lo, gak asik ah" rungut friska

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hei, I'm Straight!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang