8- Tercyduk

368 18 2
                                    

Sudah berapa puluh tahun aku tidak update cerita ini? Hahaha
Yaudah kuupdate ya
Selamat membaca mas/broh

Anjani mendesah berulang-ulang sambil melihat kearah jalanan kota Jakarta yang penuh dengan segala macam kendaraan yang hiruk pikuk

"Pah, harus ya ke Psikiater?" Protes Anjani untuk yang kesekian kalinya

"Harus, Papa gak mau kamu jadi perempuan gak bener nantinya, perilaku kamu itu harus dikontrol sama ahlinya" ujar Papanya tegas

Anjani mengerucutkan bibirnya
"Papoy Cayangg" ujar Anjani dengan menirukan suara anak kecil manja, dan memeluk lengan papanya
Biasanya Papanya akan luluh melihat tingkah imut andalannya ini

"Kamu bukan anak kecil lagi, panggilan Papoy gak mempan sama papa, udah ah" ujar papanya sembari fokus menyetir, sekilas ada perasaan tidak tega melihat putri semata wayangnya ini, tapi menurutnya ini yang terbaik, dia tidak ingin separuh nafasnya menyimpang dari jalannya

"Gak asik ah" anjani melepas pelukannya dan kembali merajuk melihat ke luar jendela dengan kedua tangan meyilang di atas dada

Saat ini dia ingin sekali meremukkan kepala seseorang yang membuatnya harus pergi ke psikiater di malam minggu
Segala rencana bersenang-senangnya pupus karena ulah Fathir
Bajingan itu harus mendapatkan ganjarannya nanti, lihat saja
Anjani bertekad sambil tersenyum licik

-----

"Nona Anjani, silahkan masuk ke Ruangan Dr. Wiranto" ujar seorang Perawat wanita dengan ramah
Anjani yang sedang duduk di ruang tunggu ditemani Papanya beranjak dengan tidak rela ketika papanya mulai memberikan kode pelototan

"Selamat Sore, dengan Anjani?" Ujar Dokter Wiranto dengan Ramah

"Menurut lo?" Anjani langsung duduk sambil menyilangkan kaki angkuh dikursi dihadapan Dr. Wiranto

"Ehmm, baiklah mari kita mulai seksi konselingnya, dimulai dari perkenalan data diri anda dulu, kebiasaan anda, hobby anda dan kedekatan anda dengan orang sekitar, ada bisa bercerita kepada saya"

Anjani memainkan kukunya yang baru dicat pink kilat dengan tak berminat, kesal sekali rasanya melihat Dokter berkepala plontos itu dengan bibir yang selalu tersenyum lebar seperti mau robek

"Nona anjani?" Ujar Dr Wiranto mengingatkan anjani

"Well, nama Gue Anjani, umur 17 , hobby clubbing, shopping, gue anak tunggal dirumah, punya sahabat dua di sekolah" ujar anjani cuek

Dokter Wiranto hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil menulis sesuatu yang tak anjani mengerti apa
dan tidak perduli juga

"Bagaimana dengan ketertarikan kamu dengan lawan jenis? Bisa kamu ceritakan lebih detail?" Ujar Dr.Wiranto

"Ketertarikan maksudnya apa dok?"

"Saya permudah pertanyaan ya, kamu pernah pacaran?"

Mulut anjani membentuk tanda O
Dia baru mengerti arti perkataan dokter itu
Kenapa sih dari tadi muter-muter nih Dokter
Pikir Anjani

Anjani mulai berpikir keras, kalau dia mengaku sering gonta-ganti pacar, pasti dokter ini akan melaporkan semuanya kepada papanya
Bisa dihukum habis-habisan anjani
Anjani takut semua fasilitasnya yang diberikan papanya dicabut seperti saat dia dulu ketauan cabut sekolah

Hei, I'm Straight!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang