Chapter 15 [END]

1.6K 190 28
                                    


Happy Reading


Sebulan semenjak kejadian tersebut. Taehyung masih betah menjadi sleeping prince di rumah sakit. Ia tak peduli jika banyak hal yang telah ia lewati saat ia menutup matanya.

Sebut saja salah satunya adalah pemakaman Seokjin dan janin kecil yang juga ikut di makamkan di samping kakak lelaki Hoseok tersebut.

Dan hal lain yang ia lewatkan adalah masa-masa ketika Hoseok beberapa kali mendatangi pengadilan atas kasus kecelakaan yang menimpa mereka.

Keluarga korban dari kecelakaan hanya menuntut ganti rugi dan biaya pengobatan dari keluarganya. Mengingat perjuangan ibu Hoseok yang berulang kali mendatangi keluarga korban kecelakaan saat Hoseok di tahan di penjara beberapa hari.

Total, ada sekitar tiga orang yang mengalami luka berat dan satu di antaranya sempat mengalami koma seperti Taehyung akibat kecelakaan tersebut. Dan tiga keluarga itu yang terus di datangi ibu Hoseok untuk membebaskan anaknya dari tuntutan kurungan penjara lebih lama. Ketiga keluarga itu luluh, mengingat penuntut yang paling bisa mengantarkan Hoseok ke dalam penjara adalah ibunya sendiri. Ya, wanita itu lebih menyedihkan dibanding mereka. Kehilangan anak pertama sekaligus cucu pertama dari Taehyung.

........





Hoseok masih melihat wajah kehilangan dari wanita yang melahirkannya itu. Ia yang duduk di samping sang ibu tak berani mengatakan apapun saat akan mengunjungi Taehyung di rumah sakit. Dan itu membuat rasa bersalahnya semakin menjadi.

Di tanya tentang kehilangan, semua merasakan hal yang sama. Tapi, di antara mereka, ibunya tahu jika Hoseoklah yang paling terpukul atas kejadian yang menimpa mereka.

Pertama, ia kehilangan hyung yang ia sayangi lebih dari ibunya sendiri. Kedua, darah daging yang tak pernah ia duga bisa hadir di perut orang yang sangat ia cintai, juga harus pergi meninggalkan mereka. Ketiga, orang yang ia cintai seolah enggan untuk bertemu dengannya karena tak kunjung membuka matanya. Terakhir, ialah penyebab semua kesedihan dari orang-orang di sekitarnya.

"Hoseok-a, kau siap bertemu dengannya?". Ucapan ibunya membuat Hoseok menoleh kesampingnya. Ia menanggapinya dengan senyum sekilas dan anggukannya.

"Kau masih menyalahkan dirimu atas kejadian itu?". Tanya ibunya.

"Itu memang salahku eomma. Sudah seharusnya aku merasakan itu". Ibunya mengusap lengan Hoseok.

"Kau yakin akan pergi tanpa menunggu ia melihatmu?". Hoseok mengangguk. Keputusannya kali ini, telah ia matangkan semenjak ia tahu ia akan terbebas dari penjara. —keputusan untuk pergi ke luar negeri untuk menyelesaikan studinya.

"Aku tak sanggup melihat ia terluka eomma. Ia hanya akan membenciku setelah ini".

"Tapi ia justru akan semakin membencimu jika kau meninggalkannya saat ini. Saat ia bangun nanti, ia pasti sangat membutuhkanmu Hoseok-a. Tunggulah ia sadar. Ia pasti akan memaafkanmu. Lagian kau belum mempersiapkan apapun".

"Aku berusaha eomma. Tapi jika semuanya selesai, aku akan pergi walau dia masih belum terbangun". Ibunya menghela nafas, sifat keras kepala yang ia turunkan pada sang anak memang sangat ia pahami. Sekali sang anak membuat keputusan. Dia akan tetap menjalankan keputusan itu.

Uh... My 4D [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang