Chapter 02

2.1K 137 1
                                    

"Hannie, coba kau lihat laki-laki itu, bukankah dia sangat tampan?" Baekhyun masih menampilkan senyumannya dengan mata yang tak berpindah objek.

Luhan mengikuti pandangan Baekhyun dan mendapati sosok pria yang dimaksudkan oleh sahabatnya itu. Seketika mata rusa itu membola sempurna. Dia terkejut begitu melihat pria yang dimaksudkan Baekhyun.

"Baekkie..."

"Kenapa?"

"Apa laki-laki yang kau maksud itu, yang sedang bermain ponsel itu?" tanya Luhan.

"Maksudmu Sehun? Bukan, coba kau lihat lagi baik-baik. Maksudku yang sedang makan itu, lihatlah dia!" Luhan kembali melihat, ternyata benar, memang ada satu pria lagi di situ.

'Tunggu, bukankah Baekhyun baru saja memberi tau namanya? Siapa namanya tadi? Hun ... Hun ... Hun apa?' Luhan bertanya-tanya di dalam hatinya. Karena rasa penasarannya itu, ia memutuskan bertanya pada Baekhyun.

"Siapa nama laki-laki tadi? Yang bermain ponsel,"

"Sehun, Oh Sehun. Dia satu kelas dengan kita,"

"Benarkah?"

'Kenapa aku tidak menyadarinya?'

"Iya, sungguh. Tapi ... kenapa kau begitu bersemangat sekali? Jangan bilang kau menyukainya," Baekhyun menyipitkan matanya menyelidik.

"H-hah? Ti-tidak, bagaimana mungkin aku menyukainya, mengenalnya saja tidak, haha," elaknya diselingi tawa garing.

Luhan sebenarnya sangat gugup saat tadi bertemu Sehun, bahkan detak jantungnya sangat cepat, namun ia masih ragu apakah ia sungguh menyukainya atau hanya karena reflek akibat kaget.

'Ah, mungkin tadi aku hanya gugup saja. Mustahil aku bisa menyukainya hanya dengan hitungan detik, apalagi dengan sifat arogannya itu!' pikirnya.

***


Sinar matahari berhasil menembus dari balik gorden dan membangunkan Luhan. Pagi ini ia sedikit terlambat karena semalam ia sibuk belajar hingga pukul 2 pagi. Alhasil, ia terlambat bangun dan pergi terburu-buru tanpa menyentuh sedikitpun sarapan yang sudah disiapkan Ibunya. Namun, Ibunya memaksa Luhan membawa bekal, agar ia tidak kelaparan saat jam pelajaran berlangsung nanti.

Sesampainya di sekolah, ia beruntung karena ternyata ia belum terlambat. Luhan berjalan menuju kelasnya, dan langsung menyantap bekal yang diberi Ibunya tadi pagi, karena perutnya mulai merengek minta asupan.

Di sela makannya, tiba-tiba saja ekor matanya tertarik untuk melirik ke arah dimana Sehun duduk. Laki-laki jangkung itu terlihat tidur dengan sumbatan headset ditelinganya.

"Yah, kau memang tampan, apalagi disaat tidur seperti ini, sifat aroganmu jadi tidak terlihat." Monolognya sendiri sambil mengunyah makanan.

"Luhan!"

Luhan yang tadinya sedang fokus memperhatikan Sehun seketika terperanjat kala suara nyaring Baekhyun mengejutkannya secara tiba-tiba, untung dia tidak sampai melemparkan kotak bekalnya.

"Kau mengagetkanku, Baekkie. Aku belum siap untuk mati muda hanya karena dikejutkan olehmu." Celutuknya sambil memegang dadanya.

Baekhyun tertawa renyah dengan sebelah tangannya menggaruk tengkuk. "Maaf," ucapnya tidak enak. "Tapi kau melamunkan apa sampai tak sadar aku datang?" tanyanya kemudian dengan penasaran.

Luhan memperbaiki posisi duduknya, mengarah kepada Baekhyun dengan tatapan penasatan. "Eum, Bakkie, sebenarnya siapa Sehun itu?"

"Sehun? Dia siswa populer di sekolah ini. Bahkan dia lebih populer dibandingkan idol-idol bagi para murid di sini. Dia itu ketua tim basket di sekolah kita, dia juga pintar, tak heran banyak sekali gadis yang mengantri juga menyatakan perasaan padanya. Tapi anehnya, Sehun sama sekali tidak pernah melirik ke salah satu gadis itu, padahal menurutku semua gadis itu sangat cantik." jelas Baekhyun panjang lebar sambil sesekali melihat ke arah orang yang sedang mereka ceritakan.

"Apa karena dia sudah memiliki pacar?" tanya Luhan ragu.

Baekhyun menggidikkan bahunya. "Entahlah, tapi kurasa tidak," jawabnya. "Oh ya, bukankah kau bilang kau suka sekali dengan bubble tea?" tanya Baekhyun.

"Ya, memangnya kenapa?" tanya Luhan dengan pandangan sedikit berharap, mungkin saja Baekhyun mau berbaik hati membelikannya minuman favoritnya itu.

"Ku dengar Sehun juga menyukai bubble tea," jawab Baekhyun yang seketika menghancurkan harapan Luhan.

Tapi ia jadi tertarik, benarkah laki-laki angkuh itu menyukai bubble tea? Minuman yang terkenal manis? Kalau benar, itu sangat tidak cocok dengan image arogannya.

'Wah, Sehun, jangan-jangan kau juga menyukai hal berbau pink.' Batin Luhan random.

~~

Kini Luhan dan Baekhyun sudah di kantin, dan menyantap makanan mereka. Ralat, hanya Baekhyun yang makan, sedangkan Luhan hanya meminum bubble tea. Dia masih kenyang, makanan yang Ibunya beri lebih dari cukup untuk membuatnya tetap merasa kenyang hingga waktu istirahat.

Dan setelah minumannya habis, ia pun memilih untuk tidur, karena rasa kantuk mulai menyerangnya, mengingat ia hanya tidur empat jam semalam.

Disisi lain...

Sehun dan Chanyeol masih sibuk melihat-lihat meja kosong yang bisa untuk mereka duduki, hingga mereka melihat satu meja yang hanya ditempati oleh dua orang siswi, dan memungkinkan mereka untuk duduk di dua kursi yang kosong.

"Permisi, bolehkah kami duduk di sini? Semua meja sudah penuh, jadi kami tidak tau harus makan di mana," tanya Chanyeol sopan.

'Cha-Chanyeol?! Aaaaa! Luhan! Katakan padaku aku tidak sedang bermimpi!!'

_________________________

Tbc

Hai hai, ketemu lagi dengan ff abal2 ini, moga kalian suka sama cerita gaje gue ini ya, dan setelah baca jangan lupa vomment, gue bukannya ngemis vomment kalian, tapi gue pengen dihargai sebagai author😩 /sok dramatis/ okok see you next chapter, paipai😘

Annyeong

Because I Love You [Hunhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang