Prolog

305 6 1
                                    

"Aku sudah memutuskan," ada risau ketakutan dalam intonasi nada bicaranya. Begitupun dengan seseorang yang juga mendengarkan, "aku... akan kembali."

Sesaat tidak ada tanggapan sampai Biru merasakan tangannya terasa hangat karena sebuah genggaman tangan orang itu. Membuatnya menoleh dan tatapan mereka terkunci satu sama lain.

"Ulangi," pintanya.

"Aku akan kembali... menyelesaikan semuanya," Biru tahu keputusannya sangat beresiko tapi setelah memikirkan hal itu berulang kali akhirnya Biru mengambil langkah berat dalam hidupnya.

Bukannya merasa lega orang di sampingnya malah merasa takut. Takut untuk kembali yang artinya adalah kehilangan, "yakin?" meski dia diliputi perasaan kalut tetap saja pertanyaan itu sudah terucap jelas diantara mereka.

Biru tampak diam sebelum mengangguk kaku. Meski ada keraguan di dalamnya Biru sekuat mungkin mengabaikan.

"Tapi aku... ingin tetap seperti ini," Biru tidak tahu harus menjawab apa selain tersenyum teduh. Menyakinkan diri juga orang di sampingnya jika keputusan itulah yang terbaik untuk semua.

Karena Biru tahu, cepat atau lambat keputusannya akan mengubah semua hal.

Termasuk hubungan mereka.

□■■■□

Prolognya ancur!😂

Serah dah.

Btw, aku udah nulis cerita ini dari tahun 2017 silam. Tapi nggak tahu kenapa stuck mulu di tengah-tengah.  Kayak ceritaku yang lain. But, aku usahain yang ini bakal kelar juga kayak Senja dan Langit Senja. Amin...

_sindiranklasik.

Biru. End!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang