-Kutuliskan kenangan tentang caraku menemukan dirimu.
Tentang apa yang membuatku mudah berikan hatiku padamu.
Takkan habis sejuta lagu untuk menceritakan cantikmu.
Kan teramat panjang puisi.
Tuk menyuratkan cinta ini.
Telah habis sud---Lagu yang dipopulerkan oleh Virgoun itu seakan menggantung di mulut Senja ketika seseorang menepuk punggungnya dari belakang. Dia menoleh perlahan lalu tanpa respon kemudian kembali menunduk. Menatap senar-senar gitar dalam pelukannya.
"Bang!" Samuel mencoba membuka pembicaraan.
"Gue minta maaf, kalau lo gak maafin gue, gue lebih baik mati." lanjutnya.Senja melirik malas ke arah Samuel.
"Alay lo." ujar Senja singkat.
"Hm. Gue akuin emang gue sempat ada pikiran memanfaatkan Dina. Dina polos banget dia juga baperan, gue butuh dia buat dapetin Aurel. Aurel selalu nyaman kalau kemana-kemana sama Dina. Makanya gue deketin Dina, gue gak ada niatan bikin baper tapi ternyata perasaan orang masing-masing." celoteh Samuel panjang lebar.Senja mengambil napas dalam-dalam. Di taman kampus tidak terlalu ramai menjaga konsentrasi Senja tidak buyar, mata Senja mencoba menerawang jauh ke depan. Sejenak berpikir, jemarinya masih menempel pada senar gitar, memetiknya satu persatu. Napas itu terdengar dihembuskan kencang.
"Gue maafin lo, kalau Dina udah maafin lo." ujar Senja singkat.Ada sedikit lega dalam hati Samuel. Sekarang tugasnya adalah meminta maaf pada Dina. "Tapi plis, pulang, Bang. Gue kangen bisa bercanda sama lo." ucap Samuel. Senja meliriknya kemudian tak memberikan tanggapan. Tangannya kini mengetuk-ngetuk tabung gitarnya. Kemudian gembali memetik senar-senarnya. Lagu itu kembali terdengar merdu dari mulut Senja.
Gadis itu tengah berlarian di koridor kampus tujuannya adalah taman kampus. Di sana pastilah Senjanya tengah menanti, beberapa langkah lagi sampailah dia di tempat tujuannya. Senyumnya merekah, rambutnya yang ikal telah usai dirapikan, bando warna biru muda dengan hiasa pita senada bertengger di atas kepalanya. Kotak makanan ada dalam genggamannya. Kini kakinya menginjak pekarangan taman. Dilihatnya ada dua orang pria di sudut taman. Senja dengan siapa? Gumamnya. Tangannya pun melambai diikuiti lambaian senja. Mata minusnya hanya bisa melihat lambaian itu tanpa melihat jelas wajah Senjanya.
Semakin mendekat wajah yang tadinya sumringah kini berubah murung. Dina berjalan lemah mendekati Senja, di sana dilihatnya Samuel berada di samping kanan Senja. Senja tersenyum tipis untuk Dina sambil menepuk sisi kiri bangku taman. Isyarat bahwa Senja ingin Dina duduk di sampingnya. Dina menunduk, Samuel terdiam.
"Eja... Ini untukmu. Kuharap kamu suka sama masakanku." ucap Dina lembut sembari melempar senyum untuk Senja.
"Aku pasti suka kok, Din. Tenang saja." ucap Senja sambil tersenyum sumringah.Hening.
Tak ada satu kata terucap sedikitpun dari mereka bertiga. Hanya terdengar sepoi angin dan suara petikan senar gitar Senja.
Hmm...hmm...hmm... Suara gumaman Senja membuat Dina menoleh ke arah Senja. Sejurus kemudian kepalanya bersandar di pundak Senja. Melihat kejadian itu Samuel salah tingkah, mereka terlihat cocok batin Samuel.Beberapa detik kemudian Samuel berdehem pelan.
"Din, gue minta maaf ya." ucap Samuel pelan.
Pandangan Dina berubah teduh, Senja tersenyum tipis, semetara Samuel nampak canggung.Senja menaruh gitar dalam pelukannya itu di bawah bangku. Reflek tangan sebelah kirinya melingkar di pundak Dina. Dina merasa nyaman selalu merasa nyaman berada dekat dengan Senja. Sambil mengelus lembut rambut Dina Senja berkata, "Din, maafin Sam ya? Kalau lo gak maafin Sam gimana Sam bisa menebus kesalahannya. Dia nyesel banget. Dan kalau lo gak maafin Sam gue juga gak bakal maafin dia. Lo tega liat adek kakak berantem hehehehe." sambil tertawa kecil.
Celoteh Senja berhasil membuat Dina tertawa ceria. Dina bangkit dari posisinya. Kini manik matanya tak lagi menampakkan kebencian. Manik mata itu kini menatap Samuel, membuat Samuel semakin canggung karena merasa sangat bersalah mempermainkan perasaan Dina.
"Gue maafin lo, tapi lo jangan pernah ganjen se semua cewek. Jangan bilang yang manis-manis kalau nyatanya bulshit! Lo tau nggak gara-gara lo suka bikin baper semua cewek malah Aurel yang jadi sasarannya. Dia kena semprot sama Sindy di kantin dipermaluin depan orang banyak." ungkap Dina panjang lebar.
Ucapan Dina barusan membuat Samuel terhenyak. Tak mampu berkata apa-apa. "Lo kan sekarang udah jadian, jadi lo jangan manis ke semua cewek. Okelah kalau dulu lo kayak gitu, lo belom ada status apa-apa. Sekarang lo harus lebih menjaga perasaan Aurel. Seceria apapun seorang Aurel dia pasti nyimpen rasa cemburu juga." nasehat Dina untuk Samuel, Samuel mengangguk pelan tanda terima dengan nasehat Dina.
***
Senja : Din, boleh gak kalau gue nembak lo?
Seketika mata Dina terbelalak membaca pesan dari Senja. Senyum kecil menghiasi wajahnya. Sambil menunjukkan poselnya ke arah Aurel. Aurel berpikir sejenak.
"Statusnya pacaran berati?" tanya Aurel.
Dina mengangguk.
"Kalau gue sih enggak!" sahut Aurel sambil melirik ke arah Dina."Kenapa? Lo gak seneng liat gue bersatu sama Senja. Gue ama dia udah sama-sama suka, Rel." tegas Dina.
"Umur lo sekarang udah 23 tahun, lo harusnya udah siap nikah. Kalau Senja serius minta dia buat lamar lo." ujar Aurel tegas.Senyum manis Dina mendadak menghilang dengan sendirinya. Ada keraguan dalam hatinya untuk membalas pesan dari Senja dan yang dikatakan Aurel itu benar, kalau serius pasti nggak ngajak pacaran tapi langsung melamar. Jemarinya terus mengetikkan kata-kata yang dianggapnya pantas untuk dikatakan.
Dina : Enggak, Ja. Maaf gue maunya cari yang serius.
Senja : Jadi lo nolak gue? Oke gue tau tipe lo yang serius. Bukan yang kayak gue 'humoris" hehehehe.
Dina : :((( kok lo gak peka sih, Ja?
Senja : Maafin gue yang humoris ini ya :((( yaudah Dina boleh cari yang serius kok.
Dina : LO COWOK GAK PEKA! GUE BENCI LO!BRUKK!
Dina menghantamkan ponselnya ke meja. Aurel kaget tak terkira, dia melirik ke arah Dina. Mulutnya sudah monyong lima sentimeter. Dengan ragu Aurel bertanya.
"Kenapa Din? Gimana jawaban Senja?" tanya Aurel perlahan.
"Jangan bahas-bahas Senja lagi. Cowok tukang PHP!!! Manis di depan doang berani ngajak pacaran, gue suruh ngelamar malah gue suruh cari yang lain!" Dina mengangkat bahunya hendak pergi. "Gue mau balik ke rumah orang tua gue, Rel. Gue mau liburan di sana. Kalo Senja nanyain gue bilang aja gue udah ilang tenggelam di Samudera Pasifik!" ucap Dina ketus.Aurel terkekeh kecil melihat Dina yang marah-marah tanpa alasan yang jelas. Itu sih, Senja cuma godain lo doang bukannya gak mau serius. Lo aja orangnya udah serius gitu, Din! Gumam Aurel.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
RomanceDina pesimis Senjanya akan kembali. Entah ini hanya rasa kehilangan atau Dina memang sebenarnya mencintai Senja? Bila ini memang cinta lalu perasaannya terhadap Samuel selama ini apa? Mungkinkah Dina bisa mencintai dua orang sekaligus?