Seantero kampus mendadak heboh. Kemarin kehebohan mereka disebabkan karena Samuel blasteran Indo-Belanda itu mendadak jadi mahasiswa kampus. Terang saja rupanya yang tampan dan menawan itu membuat banyak cewek jatuh hati. Belum lagi tubuhnya yang tinggi dan kekar itu. Sudah pastilah dengan cepat Samuel menjadi dambaan cewek-cewek di kampus.
Belum usai berita tentang Samuel. Hari ini seantero kampus kembali heboh. Lagi-lagi karena ada cogan pindahan yang mendadak menjadi mahasiswa kampus itu. Tak disangka-sangka cowok ganteng itu adalah si 'Abang' iya. Dia adalah Raka, sepupu dari Samuel Raditya yang tidak kalah ganteng. Rasanya topik tentang dua cogan ini akan tetap hits hingga beberapa bulan ke depan.
"Eh, lo tau nggak? Raka ganteng banget. Lebih ganteng dari Samuel. Tapi sayangnya dia lebih pendiem. Jadi gemas liat cowok dingin begitu." terdengar bisik-bisik mahasiswi kampus di perpustakaan.
Kebetulan Dina dan Citra sedang berada di perpustakaan.
Dina mendengarkan percakapan mereka.
Tapi tak menghiraukan sedikitpun.
Rasanya tidak ada minat.Sambil membereskan buku, Dina mengangkat bahu dan berjalan menuju rak buku di seberang sana.
"Din..." baru saja dua langkah suara Citra sudah memanggilnya.
Dina menoleh.
"Hm?" jawabnya singkat sambil menautkan alisnya. Memasang muka malas untuk berbicara.
"Lo, udah liat Raka belom?" tanya Citra sambil menaikturunkan alisnya.Dina menarik napas perlahan. Lalu membelakangi temannya itu. Sama sekali tak ada respon dari Dina.
Citra terheran-heran. Lo kapan, Din. Bisa buka hati lo buat cowok? Gumam Citra sambil menyangga kepalanya dengan tangan kanan."Balik yuk, Cit." ajak Dina.
"Gue masih belom kelar baca, lo duluan aja." sahut Citra tanpa menolehkan wajahnya pada Dina.
"Yaudah, gue tungguin." tegas Dina membuat Citra menautkan alisnya. Melihat sahabatnya itu menyeret kursi dan duduk di sampingnya.Perpustakaan kali ini sepi pengunjung. Entah, tidak seperti biasanya. Beberapa menit berlalu keduanya hanya bungkam seribu bahasa. Tak satupun kata yang keluar dari mulut keduanya.
Beberapa kali Dina mengecek ponselnya. Hm. Sepi. Tak ada pesan masuk. Rasa bosan mulai merasuki Dina.
"Makan yuk di kantin, gue traktir deh." ucap Dina merayu Citra, hanya makanan yang bisa membuat Citra beranjak dari tempat sunyi ini.
"Tumben nih, yuk. Wait, gue balikin bukunya dulu." Citra bergegas menutup bukunya dan membereskan tasnya. Langkah kakinya membuat Dina sumringah. Akhirnya bebas. Kalau nggak begitu Dina pasti harus menemani Citra berjam-jam. Dasar kutu buku, hihi! Gumam Dina dalam hati.
Beberapa detik kemudian ponselnya berdenting lembut. Reflek Dina melihat ke layar ponselnya. Samuel.
Samuel : Din, bisa ketemu gak?
Dina : Mau ngapain?
Samuel : Hm, i really missyu Baby.
Dina : Hahah, gombal.
Samuel : Buru! Di taman kampus ya. Berdua aja. Ok?
Dina : Ok. Wait.Setengah hati Dina merasa ada bau-bau Ge-er dalam hatinya. Ngapain Bule Amrik ngajakin gue ketemu? Bahasa Qolbu Dina berbicara.
Tak lama kemudian Citra kembali. "Yuk!"
"Eh, Cit. Sorry ya gue gak jadi. Gue ada urusan." ucap Dina sambil tersenyum kecut.
"Eh, katanya mau nraktir gue woy!" sahut Citra tak terima.Dina berdiri dari posisinya.
"Ntar dulu ya, Cit. Gue ada urusan sama Samuel." menyebut nama cogan itu Citra terbelalak.
"Samuel? Cogan pindahan itu? Lo tau gak, Din. Samuel itu kan----" hendak melanjutkan ceritanya tentang Samuel. Citra sudah beberapa kali berpapasan dengannya. Dia sungguh kagum padanya. Tapi apalah daya dengan secepat kilat Dina telah kabur lebih dahulu meninggalkan Citra yang tengah mematung. Bibir Citra kini monyong lima sentimeter dari sebelumnya.***
Di taman kampus. Suasana masih sepi seperti kemarin ketika Dina menangis mengingat Senja. Dina berjalan dengan perlahan menghampiri sosok cowok idaman kampus yang sedaritadi telah menunggunya. Gitar dalam genggamannya. Satu persatu terlihat jari jemarinya memetik senar-senar itu dengan lembut. Terdengar lagu "Fallin' For You" suara merdu itu. Samuel pandai bernyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
RomansaDina pesimis Senjanya akan kembali. Entah ini hanya rasa kehilangan atau Dina memang sebenarnya mencintai Senja? Bila ini memang cinta lalu perasaannya terhadap Samuel selama ini apa? Mungkinkah Dina bisa mencintai dua orang sekaligus?