#chapter2

92 7 0
                                    

#AUTHOR POV

Embun pagi telah datang hingga matahari tampak bersinar ceria memancarkan sinarnya yang indah itu, sehingga membuat awan memunculkan warna membiru yang sangat cerah itu, sehingga melancarkan segala aktivitas dengan semangat yang tinggi. Seorang gadis cantik berambut kuncir kuda dan memakai seragam putih abu yang agak kebesaran itu telah siap berangkat menuju kesekolah. Dia hanya diam duduk manis sambil Melihat jalan raya yang sangat ramai itu, beberapa menit kemudian Aghata pun sampai kesekolah dengan selamat.

"Sudah sampai non," kata Mang Ujang sang supir yang sangat ramah itu.

"Oh iya mang, " Aghata pun turun dari mobilnya yang sangat mewah itu, tetapi Aghata tidak turun di gerbang sekolah atau memasuki halaman sekolah melainkan diluar sekolah.

"Mang saya sampai sini aja yah seperti biasa, kalau mang ujang mau jemput nanti saya hubungi lagi dimana mang ujang menunggu saya," kata Aghata yang lembut sambil tersenyum manis.

Alangkah beruntung si cwo yang akan menjadi pendamping hidupnya, sudah cantik, baik, sopan, dan ramah pula kesemua orang.

Ia pun memasuki gerbang sekolah tersebut dan segera memasuki ruang kelas XII.IPA1 yang notabennya anak-anak pintar, cerdas, dan sopan-sopan. Aghata mempunyai 3 seorang sahabat yaitu Ara, Sinta, dan Amela, ke-3 sahabatnya itu sudah tau betul dengan sifat kelakuan Aghata yang seperti apa. Dan hanya merekalah yang mengetahui bahwa ia adalah seoarang anak dari pengusaha terkaya di Indonesia, tetapi kekurangannya ia tidak bisa mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya sendiri.

"Aghata kita ke kantin yuk, boring nih dikelas mulu baca buku mulu lagi, emangnya kamu gak bosen apa?," cerocos Amela, Amela memang seperti itu anaknya kalau sudah berbicara tidak mementingkan sahabatnya yang sulit memahami perkataannya yang terlalu cepat itu.

"Ok kita ke kantin yah Amela,but setop jangan menyerocos terus seperti burung BEO!," Jawab Aghata kepada Amela, dan semuanya tertawa puas karna Agatha mengatakan Amela seperti burung BEO yang tidak bisa berhenti berbicara.

"Hahahahahaha," Tawa Ara dan Sinta sangat keras sekali sehingga membuat Amela malu dan marah.

"Jadi tidak ni ke kantin?! malah ketawa! puas yah kalian aku dibilang burung beo sama Aghata ," Balas Amela sambil berkata marah kepada Ara dan Sinta, saat itu pun Ara dan Sinta berhenti tertawa.

"Yaudah gak usah bertengkar lagi,kalau kalian bertengkar terus yang ada kita gak jadi pergi kekantin karna kalian bertengkar," Aghata menghentikan aksi mereka dan mereka pun hanya menganggukan kepala dengan pasrah. Dan beberapa menit kemudian merekapun sampai ketempat yang mereka tuju yaitu "KANTIN" dan mereka pun segera memesan makanan ke ibu ijah sang penjual makan.

"Bu saya pesan bakso dan teh manis yang dingin ya bu," kata Aghata yang memesankan makanan.

"Siap non,kalau teman non mau pesan makanan apa?," Ujar Bu Ijah.

"Pesanan kami samain aja seperti Aghata ya bu," Kali ini Ara yang menjawab.

"Oh iya non kalau gitu tunggu beberapa menit yah," Kata Bu Ijah,dan kamipun hanya mengangguk sambil tersenyum.

Pesanan Aghata dan sahabatnya pun datang bakso dan teh manis dingin, ketika mereka sedang asik makan bakso tersebut ada seorang cwo yang menyenggol Aghata, yapss cwo itu bernama ZIO ABRAHA ARDHANTIO, yaps cwo itu sangat dingin sehingga dia acuh terhadap apa yang telah dia lakukan terhadap Aghata dan sahabatnya, sehingga sahabat Aghata pun langsung memarahinya.

"Heh lo cwo yang gak punya sopan satun bisa gak sih kalau jalan itu liat pake mata bukan pake dengkul bisa-bisanya lo nabrak sahabat gue sampai makanannya tumpah semua!," Tutur Amela dengan emosi yang menggebu-gebu, si cwo itu hanya diam saja dan hanya acuh apa yang Amela ucapkan.

"Oh sorry," Jawabnya singkat padat seperti tak merasa bersalah dan pergi begitu saja.

"Dasar tu cwo gak punya sopan santun sama sekali,dasar sombong!," Gerutu Amela sambil berjalan lebih dulu dari Aghata, Ara dan Sinta.

Sesampainnya dikelas mereka segera duduk dibangku masing-masing karena guru akan segera masuk kedalam kelas.

Beberapa menit kemudian Bell sekolahpun berbunyi

Krrrringggggg (bayangin aja deh sama lo suara bell ke gimana?)

Dan semua muridpun keluar dari kelasnya masing-masing, tak lupa Aghata pun menghampiri mang Ujang yang sudah ia hubungi tadi ketika jam istirahat. Aghata pun sudah berada didalam mobil duduk manis dan sambil termenung. Beberapa menit perjalanan akhirnya dia pun sampai rumah yang amat sepi itu, tapi ada mobil yang sepertinya iya kenal, yapss itu mobil papahnya yang terparkir rapih didepan halaman rumahnya.

"Kamu sudah pulang nak?," Tanya sang Papa.

"Iyah pa, tumben sekali papa ada dirumah?apa ada berkas yang tertinggal?," Tanya Aghata dengan sendu.

"Tidak Aghata, papa hanya rindu kepada putri papa yang satu ini jarang sekali papa bersamamu," Jawab sang papa sambil mendekatkan dirinya kepada Aghata.

"Papa emang selalu tidak pernah punya waktu untuk Agatha! papa selalu sibuk dengan pekerjaan papa sehingga Aghata seperti tak pernah ada dikehidupan papa!," Ujar Aghata dengan emosi dan sambil menangis, ia pun berlari menaiki anak tangga dan masuk kedalam kamarnya dan langasung berhamburan dikasur yang king size itu sambil menangis dan sampai ia terlelap tidur dalam posisi yang teratur.

Bersambung...

AKU BANGKIT KARENAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang