9: Pindah

1.1K 219 32
                                    

Saat ini Seulgi dan Krystal telah tidur dikamar Jongin, dan Jongin sendiri sedang ada diruang tengah bersama dengan Sehun yang baru kembali dari kantor polisi.

"Menurut pengakuannya, pria gila itu telah memperhatikan Seulgi dan Krystal. Ia sering memperhatikan apartemenku, dan sepertinya Ia juga mengingat waktu kita mengunjungi mereka. Ia adalah pria gila judi, Ia membutuhkan uang lagi untuk bermain judi. Pagi ini Ia melihat Krystal dan Seulgi yang keluar dari apartemen dan.. mereka lupa tidak menutup pintunya." Jelas Sehun.

Jongin menghela nafas, "Aku bersyukur mereka baik – baik saja."

"Ini juga bukan salah mereka, aku merasa kita terlalu mengurung mereka ditempat itu, membuat mereka bosan dan akhirnya keluar dari apartemen." Ucap Sehun. "Dari rekaman CCTV yang ada apartemenku, pria gila itu bahkan hampir menusuk mereka."

"Mereka pasti syok sekali," Ucap Jongin.

"Dimana mereka?" Tanya Sehun sambil melihat ke sekeliling.

"Dikamarku, aku memberi mereka obat tidur agar mereka bisa tenang dan terlelap." Ucap Jongin.

"Baguslah.."

Sehun melonggarkan dasinya, Ia tidak datang pada sidangnya hari ini, tapi untungnya Ia memiliki teman yang bisa menggantikannya karena memang ini keadaan yang genting. Sedangkan Jongin, Ia juga telah mengirim surat izin tidak bekerja untuk hari ini karena masalah ini.

"Kita tidak bisa meninggalkan mereka, aku khawatir hal seperti ini bisa terjadi lagi." Ucap Jongin.

Sehun mengangguk, Ia juga sedang mencari solusi untuk masalah ini.

"Aku akan mencari apartemen baru, dan kita akan tinggal bersama mereka. Hanya itu satu – satunya pilihan agar mereka tetap aman." Ucap Sehun kemudian.

"Sepertinya itu ide yang bagus."
    
   
***
   
  
Sehun dan Jongin membawa Seulgi dan Krystal ke apartemen yang baru, apartemen yang memiliki empat kamar. Semua barang – barang mereka sudah tertata rapi disana, Sehun telah mengurus semuanya kemarin.

Saat ini sudah malam, Krystal sudah langsung pergi ke kamarnya, begitu pun Jongin yang memiliki jadwal kerja pagi besok. Sehun masih ada diruang tamu, Ia masih menganalisis beberapa berkas untuk sidang selanjutnya.

Tidak lama kemudian, Seulgi muncul dengan membawa secangkir kopi. Ia meletakkan kopi itu dimeja dan duduk disofa sebrang Sehun. Sehun melihat kearah kopi itu lalu kearah Seulgi.

"Kopi tidak akan membuatmu mengantuk.." Ucap Seulgi sambil tersenyum kecil.

Sehun membalas senyumannya dan mengambil cangkirnya, "Benar, terima kasih."

"Pekerjaanmu itu.. seperti apa?" Tanya Seulgi yang sedikit penasaran.

"Menegakkan hukum pada orang yang jahat," Sehun mengulurkan tangannya pada Seulgi. "Mungkin dengan begini akan lebih mudah bagimu untuk memahami pekerjaanku."

Seulgi menyentuh tangan Sehun dan terdiam sejenak. Kemudian, Ia tersenyum.

"Kau keren sekali.." Puji Seulgi.

"Tidak ada yang keren, aku hanya menegakkan hukum dan keadilan." Sehun tersenyum pada Seulgi.

"Apa aku juga bisa bekerja?" Tanya Seulgi.

Sehun terdiam sejenak, Seulgi mengatakan hal ini pasti karena Ia merasa bosan dirumah. Itulah yang dipikirkan Sehun setelah mendengar ucapan Seulgi.

"Kau.. harus bersekolah dulu, banyak hal yang harus kau pelajari sebelum kau bekerja." Jelas Sehun. Sedangkan Seulgi mengangguk – angguk mengerti. Ia memang telah mengerti tentang apa itu sekolah.

LUCKY ONE || SeulHun KaiStal FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang